tag:blogger.com,1999:blog-63305669767449816642024-02-19T06:36:52.993-08:00puisikuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comBlogger111125tag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-12947025169556920632016-11-13T23:52:00.002-08:002016-11-13T23:59:01.682-08:00Beauty in the dark Part 54<br />
Aku Tak Bisa<br />
Aku menghabiskan seharian ini dengan mereka, seperti seorang kakak, ibu, teman bagi mereka.. Renan tak jarang mencuri perhatianku jika sedang mengobrol dengan tama.. Dan mereka memang membuatku bahagia.. Tak lupa aku mengabari fida bahwa aku akan tinggal disini selama liburan.. Karena tama sengaja membahas masalah itu didepan renan.. Dan aku tak bisa menjadi orang yang jahat.. Karena aku tau, bahwa renan butuh teman.. Orang tuanya tak ada disini dan dia sendiri.. Dulu reza menemaninya, sekarang hanya tama.. Terkadang aku ingin bertanya kenapa tama selalu ada dirumah ini dan kenapa dia tak pulang kerumahnya.. Tapi ku urungkan semua itu.. Semua akan ada jawabnya seperti yang lalu..<br />
<br />
-------------------------<br />
" kak, hari ini nyalon yuk " renan sudah ada dibalik punggungku memelukku dari belakang<br />
" eh.. mau ngapain emangnya ?" aku masih dalam posisiku duduk membaca buku yang aku ambil dari kamar reza<br />
" yaa.. perawatan kak.. namanya nyalon.. renan udah lama nggak kesalon "<br />
" kalo masih kecil jangan suka perawatan, kasian kulitnya di pres loh "<br />
" kan kakak yang bilang udah besar.. kalo nggak mau nemenin juga nggak apa.. tapi wajib nurutin semua yang renan mau.. " jurus andalannya, dia suka sekali ngambek.. kadang menggemaskan, kadang menyebalkan.. sepintas dia mirip anda.. aah.. aku kangen rumah..<br />
" iyaaa.. iyaaa.. nanti ke salon " aku lebih memilih kesalon daripada dikerjai abis-abisan oleh renan.<br />
" mas tama ikut ya ?" renan bertanya ke tama<br />
" kelen ajah.. males "<br />
" nggak bisa.. ikut pokoknyaa.. "<br />
" nggak " tama menjawab singkat<br />
" kak queen.. mas tama loh.. " dia suka merengek manja.. aku hanya menyikut tama dengan ujung kakiku.. karena kami memang sedang bersantai diruang TV.. Tama melihatku dengan tatapan " apa.? " cuek miliknya dan aku membalasnya dengan tatapan " ikut nggak !" ancaman milikku.. Dan dia sudah kalah..<br />
" iyaaa.. ikut " dia berkata dengan malas " aku menderita hari ini "<br />
<br />
Dan tentu saja renan sudah tertawa girang, pamit untuk menyiapkan diri.. Ku intip dari kejuahan dia sudah sibuk mengotak atik lemarinya.. entah apa yang akan dia pakai walau hanya kesalon saja.. Aku memilih melanjutkan membaca bukuku..<br />
<br />
" tega banget kamu ya "<br />
" eeh.. kok tega "<br />
" rasain ajah entar kalo keluar sama renan gimana "<br />
" aku sih santai ajah.. sama-sama cewek jugaa " aku tertawa jahat<br />
" jangan seneng dulu.. rasain ajah ntar "<br />
" okeeee" aku menjawab santai<br />
" berani taruhan.?" dia menantangku<br />
" berani dong " aku sudah dengan PD menerima tantangannya " mau taruhan apa.?" aku masih santai menanggapinya<br />
" kalo kalah.. kamu nurutin apa mauku "<br />
" diiih.. ogaaahhh "<br />
" namanya taruhan.. keliatan banget takut kalah "<br />
" kalo aku menang.?"<br />
" terserah kamu mau apa.. tapi kalo aku menang, kamu wajib nurutin semua mauku.. "<br />
" okeee " aku menjawab ringan<br />
" deal yaaa.. selama kamu tinggal disini yaa "<br />
" iyaaa "<br />
" selamat kalah queen " dia menjawab santai<br />
" liat ajah nanti.. "<br />
<br />
Tak berapa lama kami mengobrol, renan sudah keluar kamar dengan beberapa baju miliknya dan meminta pendapat kami.. Tama sudah ogah-ogahan dan berkata semua baju bagus.. Lain halnya aku.. aku sedikit memberi komentar baju mana yang paling bagus dan akhirnya dia menemukan pilihannya bukan pilihanku.. Dia memang sedikit menyebalkan dan menyenangkan..<br />
<br />
" ayoo kak queen siap-siap.. dandan yang cantik yaa " dia berlalu meninggalkan kami untuk mengganti pakaiannya..<br />
" kesalon nggak perlu cantik.. disana kan dipermak " tama setengah berteriak ke renan<br />
" pokoknya harus cantik " renan sudah menutup pintu kamarnya<br />
" kamu nih.. suka banget ganggu dia " aku tersenyum ke tama<br />
" abis udah gede masih manja.. kalo kamu sama reza bisa.. aku nggak bisa.. "<br />
" diih.. ya dibisain dong.. namanya dia anak bontot"<br />
" iyalaah.. dibelain trus tuh "<br />
" diiih.. apaan.. udah. aku siap-siap dulu " aku meninggalkannya<br />
" jangan cantik-cantik "<br />
" kenapa.? kan mau jalan, harus cantik dong "<br />
" kalo renan boleh, kamu jangan "<br />
" kenapa memangnya sama aku ?"<br />
" pokoknya jangan.."<br />
" nggak jelas " aku meninggalkannya lebih jauh<br />
" jangan cantik-cantik " dia setengah berteriak dan aku masih mendengarnya.. bukan sebel yang kurasa mala aku senyum-senyum sendiri dikamar reza..<br />
<br />
Aku bergegas mengganti bajuku dengan baju kaos warna merah marun dan celana jins.. Simple saja karena aku memang sedang tak bersemangat untuk memakai yang terlalu ribet.. Rambut aku biarkan tecepol apa adanya tanpa memoles wajahku.. Karena memang aku sudah terbiasa seperti ini..<br />
<br />
Aku keluar kamar dan duduk disebelah tama.. Dia melihatku dan tersenyum.. Tetap saja cuek.. Sementara renan, dia belum juga selesai.. Butuh waktu 10 menit untuk menunggunya.. Dan itu dengan teriakan tama..<br />
<br />
" ren.. cepetan geh.. lama amat.. mau dandan gimana juga tuh muka masih sama ajah.. "<br />
" bentar mas.. bentarr "<br />
" udaah biarin ajah ah " aku berkata ke tama<br />
" kayak mau kemana ajah.. artis ajah nggak selama dia "<br />
" udahlah.. namanya dia pengen selalu cantik "<br />
" iyaalaaah "<br />
<br />
Renan sudah keluar kamarnya dengan penampilan yang super cantik.. Bajunya sedikit sexy tapi biarlah, aku tak mau banyak melarangnya.. Setidaknya dia bukan ceek centil jika didepan umum.. Dan justru dia terlihat cuek..<br />
<br />
" loh,, kak queen kok belum siap-siap ?" dia bertanya heran saat melihatku dari dekat<br />
" udah kok.. "<br />
" gini ajah kak ?" dia bertanya kepadaku<br />
" iyaa.. mau kayak lenong apa pake dandan segala.. udah ah yuk " tama beranjak meninggalkan kami<br />
" iih.. ganti dong kak.. ganti... ya kak yaa "<br />
" jadi pergi nggak.? kalo nggak aku keluar nih " tama sudah berteriak dari pintu<br />
" tuh.. mas mu udah marah.. ayo berangkat "<br />
" kak queen.. ganti dong.. " dia masih merengek<br />
" udah gini ajah.. mas mu marah nanti.. yuk.. " aku menggandengnya keluar, renan masih tak terima tapi dia terpaksa menurut dengan tama.. dia hanya menunjukan wajah manyunnya sampai didalam mobil..<br />
<br />
" kalo cemberut trus, aku nggak mau nemenin nih "tama selalu berusaha mengancamnya<br />
" kak queen.. " dia sudah mengadu kepadaku<br />
" udah dengerin ajah mas mu.. " aku berkata lembut kepadanya<br />
" tuh.. nurut makannya " tama sedikit mengejeknya<br />
" kamu juga ikhlas anterinnya " aku berkata ke tama sambil mengingatkan jangan mengganggu renan..<br />
<br />
Tama hanya tersenyum.. sementara renan sudah menghilangkan sedikit kerutan dibibirnya.. Memang terkadang lucu melihat mereka.. Tapi ah sudahlah.. ini tak akan lama..<br />
<br />
-------------------------<br />
Benar yang dikatakan tama, jalan bersama renan merupakan perjalanan yang akan membuat kita menyesal jika mengikutinya.. Beriniat kesalon tapi justru entah kemana tujuan yang dia tetapkan.. Sengaja memilih salon didalam mall agar berjalan-jalan.. Dan aku mengerti apa yang dia maksudkan.. Menjelajah isi mall dan membeli beberpa barang yang dia pilih beberapa kali.. Dan ini spontan merubah ekspresi wajahku.. Sepanjang jalan tama hanya cuek dan renan memang cuek terhadap tama.. Renan lebih memilihku untuk menemaninya didalam atau memilihkannya apa yang akan dia beli.. Awalnya memang menyenangkan dan kami bercanda bersama tama juga, tapi belom akhir dan masihpertengahan sudah menyebalkan..<br />
<br />
Aku memang wanita.. tapi entah mengapa aku berbeda.. kalau disuruh milih lebih baik aku ke gramedia membeli resep masakan, novel, komik, apapun itu daripada harus menemani seorang wanita yang gila belanja dan menghabiskan waktu untuk ini sangat melelahkan.. Dan herannya renan yang memakai rok bahkan sepatu hak tinggi bisa tahan berjam-jam berjalan kaki keluar masuk tokoh yang ada.. ya TUHAN, dia wanita super kuat.. beda denganku yang sudah pegel..<br />
<br />
Kami masuk kesalah satu tokoh.. disini agak lama, karena renan galau memilih yang akan dia beli.. dan aku memilih duduk saat melihat ada deretan bangku di tokoh itu..<br />
" ren.. " aku memanggilnya<br />
" iyaa kak " dia masih asik memilih celana tanpa menoleh ke arahku<br />
" kakak duduk dulu ya.. pegel nih "<br />
" ooh.. iya kak.. jangan jauh-jauh tapi ya kak " dia berkata dengan nada manjanya<br />
<br />
Dan aku meninggalkannya mencari bangku yang sdikit tak terlihat jika ada yang berlalu lalang dan menselonjorkan kakiku.. Rasanya seperti disyurga.. Aku buka spatuku.. Ya TUHAN, kakiku sudah ada yang lecet.. Kalau tau akan seperti ini mending pakai sandal saja.. Tapi ya sudahlah, terima saja.. Ikhlas, seperti perkataanku ke tama.. Sejenak aku memejamkan mataku.. rasanya capek sekali.. Ingin rasanya merebahkan badan dikasur..<br />
<br />
" Capekkan ?" Tama tiba-tiba muncul didepanku dengan posisi jongkok da sudah membawa minuman.. entah sudah berapa lama kami tak minum.. aku sampai lupa..<br />
" ya gitulah " aku berkata singkat kepadanya<br />
" masih ajah bisa sabar ya " dia menyodorkan minuman kepadaku dan duduk disampingku<br />
" selama aku bisa.. pasti " aku menyeruput minuman yang dia berikan<br />
" setiap hari kek gini gimana ?"<br />
" nggak mungkin jugalah.. "<br />
" renan sanggup loh .."<br />
" nggak capek apa dia.?" aku bertanya ke tama<br />
" nanti kamu juga tau alasannya "<br />
" maksudnya ?"<br />
" iyaa.. semua yang dia lakukan kenapa.? dan kenapa dia selalu menikmati semuanya dengan senyum.. " tama berkata singkat dan aku masih bingung..<br />
" entahlah, ada sesuatu di dia yang buat dia berbeda "<br />
" nanti juga kamu tau kenapa.?"<br />
" maksudnya.?"<br />
" kamu kan selalu deket sama orang yang sama "<br />
" eh.. apa lagi itu.?"<br />
" udah skip.. abisin tuh.. biar enakan badannya "<br />
" iyaaa.. " dia mengusap kepalaku<br />
<br />
Kami masih mengobrol sambil menunggu renan.. Setelah renan selesai tama ngotot mengajak pulang dengan berbagai alasan.. Dan mereka terlibat beberapa pertengkaran kecil.. Antara gadis manja dan lelaki yang tak bisa menerima kelakuan manjanya (sedikit).. Dan akhirnya kami bisa pulang.. Sepanjang jalan tak banyak kata dari tama.. Namun renan, dia berceloteh tentang apa yang dia ingin celotehkan bahkan sesekali menyindir tama yang tak mau menemani kami berdua ke rute selanjutnya.. Tapi aku bersyukur.. Penderitaanku berakhir.. Dan aku bisa istirahat sejenak sebelum aku berangkat kerja.. Karena aku sangat ingin sekali tidur.. ya tidur..<br />
<br />
------------------------<br />
" renan tidur ya kak " renan sudah berpamitan kekamarnya begitu tiba dirumah<br />
" iyaa.. jangan lupa bersih-bersih dulu ya " aku mengelus kepalanya yang dibalas dengan anggukan..<br />
" eh.. angkat nih belanjaan.. " tama sudah mengomel<br />
" nanti ajah.. capek.. " dia sudah beranjak meninggalkan kami<br />
" udahlaah.. sini aku yang angkatin " aku berkata ketama<br />
" nggak usah aku ajah " dia sudah mengangkat belanjaan renan " kamu istirahat ajah.. "<br />
<br />
Aku dan dia berjalan kedalam rumah.. Dia menuju kamar renan dan meletakannya didepan kamar renan.. Sambil memberitahu renan kalo belanjaannya ada didepan kamarnya.. Sementara aku sudah merebahkan badanku di karpet depan TV.. Memeluk bantal yang ada disana.. Dan aku memejamkan mataku.. Dan.. Terasa hangat peluknya dari punggungku.. Aku mencoba melepasnya.. Namun...<br />
<br />
NEXT PART 55Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-81855766854388259062016-11-13T23:51:00.001-08:002016-11-13T23:58:42.057-08:00Beauty in the dark Part 53Bukan "dia"<br />
<div>
<br />
Aku jatuh cinta.. Cinta masa remaja yang dalam.. Memang benar kata orang, cinta masa remaja sulit dilupakan, apalagi jika itu cinta pertama yang mengajarkan kita RASA yang tak pernah kita mengerti dan pahami.. Hanya ada senyum tersipu dari cinta itu..<br />
<br />
Cinta yang tak pernah tersampaikan jauh lebih rumit dari cinta yang sudah pernah tersampaikan.. Dan semoga, dari sana kau mendengar bahwa aku mencintaimu..<br />
<br />
Quote:Angin malam berhembus,<br />
lirih dingin menyapa<br />
Coba merasakan,<br />
semilir kehadiran mu<br />
Tuhan ku tanya cinta,<br />
kemana arah dan tujuannya<br />
Bila memang berpisah,<br />
mengapa maut yang pisahkan<br />
<br />
Aku memuji mu,<br />
hingga jauh,terdengar syahdu ke angkasa<br />
Rintihan hati ku, memanggil mu,<br />
dapatkah kau dengar nyawa hi-dup ku<br />
Runtuh jiwa raga ku,<br />
hancur berkeping-keping<br />
Tangan dan kaki tiada,<br />
berpijak di bumi lagi<br />
<br />
Kau,menelanjangi,<br />
diri ku s’lalu,lewat indahnya,<br />
peluk kasih,<br />
merangkul kalbu,<br />
yang membelenggu,<br />
dan kini,<br />
tinggalkan ku<br />
AdaBand - Nyawa Hidupku<br />
<br />
Beberapa lagu sedih sukses membuatku menangis saat mengingatnya.. Bahkan mengingat kenangan yang lalu walau bukan dirinya... Dan hidupku berlanjut seperti apa yang mereka harapkan bukan aku harapkan..<br />
<br />
----------------------<br />
Aku keluar kamar dengan memakai baju yang ada disini.. Baju yang cukup hangat.. Ku biarkan rambutku terurai dalam gelapnya hidupku..<br />
<br />
" udah.. ?" tama bertanya memastikan dan aku jawab dengan anggukan.. kami langsung berjalan keluar rumah..<br />
<br />
Krengsengan yang dibilang tama tak jauh dari komplek perumahan ini, jadi kami kesana hanya naik motor.. Sepertinya memang krengsengan ini buka hingga pagi, karena jam 2 malam masih ramai pembelinya walau mereka makan dipinggir-pinggir jalan.. Tama memesan 2 porsi dan dia sudah mengerti porsi makan ku, jadi aku tak kahwatir.. Sambil menunggu krengsengan kami duduk di salah satu tempat yang disediakan.. Tak banyak bicara sampai akhirnya pesanan datang.. Dan kami makan dengan sendirinya.. Dan memang krengsengan ini enak rasanya, yang membuat aku akan merindukan tempat ini jika kembali ke Sumatera..<br />
<br />
Selesai makan pun kami tak banyak bicara, tama membayar krengsengan dan kami langsung pulang.. Sudah terlalu malam kalau jalan-jalan..<br />
<br />
----------------------<br />
" pake baju tidur renan ajah ntar " tama menawarkan saat aku berpamitan hendak membersihkan mukaku karena habis dari luar<br />
" emang ada yang seukuranku?" aku bertanya, karena badan renan lebih ramping dari badanku yang terlalu semok.<br />
" ada kayaknya, cari ajah dikamarnya. dia punya banyak kok.. jangan pake yang tipis ya "<br />
" eh.. maksudnya ?"<br />
" ntar juga kamu tau kalo udah liat koleksi baju tidurnya renan " tama hanya tersenyum kecil meninggalkanku yang bingung..<br />
<br />
Aku masuk kekamar renan membereskan badanku, kubuka satu persatu lemari renan.. dia punya 3 lemari, sementara dikos aku punya 1 lemari dan bajuku hanya separuh dari lemari kosku.. Sementara renan, ya TUHAN banyak sekali pakaiannya, bagus.. Aku memfokuskan mencari baju tidur.. Ketemu, semua baju tidurnya bukan piayama.. dan aku paham yang dibilang tama.. Semua baju tidur renan tipis dan sedikit terbuka ( sexy ).. Aku memilih baju yang paling sopan.. Bahkan baju rumah pun termasuk ukuran sexy.. Tak mungkin aku tidur dengan pakaian yang memang tak dipakai tidur, rasanya tak akan nyaman..<br />
<br />
Selesai mengganti baju, aku memakai jaketku untuk menutupi badanku agar tak terlalu sexy.. Aku kedapur untuk minum.. Tama memang tak pernah ada saat aku keluar kamar atau berkeliling, tapi dia tiba-tiba akan muncul disebelahku bagai hantu.. Aku membuat teh hangat dan berencana menghabiskan malamku di bangku teras taman, dingin memang.. Tapi entah mengapa aku ingin disana, seakan menikmati keberadaan reza yang aku harapkan.. Bahkan aku membuat dua cangkir teh hangat tanpa aku sadari.. Namun, aku tinggalkan didapur.. Berharap reza datang menyusulku dan duduk disebelahku..<br />
<br />
Tapi semakin lama aku menunggu semakin dingin teh yang ada dihadapanku dia tak akan datang, dia hanya datang sebagai bayangan.. Aku gila memang.. Bahkan dalam Agamaku yang sudah tiada kembali kesisinya, tapi aku berharap ini seperti di film-film, dia masih disisiku berusaha menyentuhku dan selalu bersamaku.. Aneh, tapi itulah harapanku.. Tapi itulah yang aku ingin, dia menyapaku dalam diamku.. bahkan dia memandangku dengan cintanya.. Tetap bukan dia yang ada disisiku.. hanya semilir angin malam ini yang aku anggap sebagai dia yang datang padaku..<br />
<br />
Entah sudah berapa lama aku disini, rasa kantuk tak menghinggapiku.. Suara renan juga tak kudengar dan tama sepertinya tidur entah dimana.. Aku masih ingin disini sampai tertidur, berharap saat aku bangun, reza ada dihadapanku dengan senyumnya.. ah... Saat bersama D aku mengharap tama, saat bersama tama aku mengharap reza.. Apa yang terjadi padaku dan hatiku semakin rumit.. serumit pikiranku yang harusnya tak rumit..<br />
<br />
Aku tertidur dalam lamunanku.. Dingin malam ini menemaniku.. Dingin yang selanjutnya berubah menjadi kehangatan yang memanjakanku.. Dan aku benar terlelap, karena mungkin aku sudah terlalu capek sehingga aku tertidur dengan pulas tanpa menyadari dingin angin yang menggerogotiku..<br />
<br />
Aku sama sekali tak bermimpi buruk.. justru aku bermimpi indah malam ini walau aku tak mengingatnya, tapi serasa reza ada di sisiku.. walau hanya sekejap kurasakan.. Terkadang orang yang sedang bersedih dan jatuh cinta, bisa terlalu berlebihan mengekspresikannya.. seperti aku saat ini..<br />
<br />
Aku terbangun dalam tidurku.. sebenarnya aku tak akan terbangun kalau tak karena panas yang sudah sampai dibadanku.. Aku masih disini, dengan posisi yang sama.. Hanya saja ada 2 cangkir teh disini.. Dan pikiranku semakin melambung ke hal-hal aneh.. Bahkan hal mistis yang harusnya tak boleh aku percayai.. Aku gila.. seketika aku mencari sosoknya karena cangkir yang ada didepanku.. Kulihat sekeliling taman.. Kulihat dapur dan semuanya.. Sepi.. tak ada siapapun.. Seperti orang gila aku pagi ini karena alasan 2 cangkir teh yang ada dihadapanku.. cangkir yang aku buat.. yaa ini buatanku..<br />
<br />
Dan aku tersadar bahwa aku bermimpi.. Aku memutuskan membereskan apa yang nampak tak rapi..<br />
<br />
" udah bangun ?" tama menyapaku, sepertinya dia habis berjalan-jalan dipagi hari..<br />
" iyaa " aku menjawab lemah..<br />
" kamu kenapa.? sakit .? " dia mendekatiku dan memegang keningku..<br />
" nggak apa " aku menghindar<br />
" tadi malam aku mau bangunin kamu.. tapi kek nya kamu capek banget.. jadi aku temenin ajah tidur diluar.. " dia berkata seakan menyesal membiarkanku tidur diluar<br />
" iya nggak apa ma " aku masih melanjutkan berberes<br />
" eh.. makasih teh nya.. aku nggak tau kamu buatin aku teh.. aku pikir kamu mau langsung tidur.. jadi aku tadi malam keluar, cari angin " dia berpikir banyak kemungkinan atas sikapku yang seperti ini<br />
" kamu yang minum ma.?" aku bertanya meyakinkan<br />
" iyaa.. buat aku kan.?" dia memastikan " atau kamu emang mau minum dua gelas ?"<br />
" iyaa.. buat kamu kok " aku menjawab singkat " udah sana mandi.. nanti temenin aku belanja.. "<br />
" aku udah belanja.. liat ajah dikulkas.. "<br />
" kapan.? "<br />
" tadi pagi.. dipasar pagi.. udah biasa kok.. jadi jangan kaget " dia duduk santai dimeja makan sambil memakan pisang yang ada dimeja " oyaa.. renan belum bangun.. tuh anak kalo tidur kayak kebo.. nanti kalo bangun juga bakal rame nih rumah "<br />
" iyaa.. yodah aku masak dulu.. mau makan apa kamu.? renan sukanya apa.?"<br />
" aku sama dia mah apa ajah dimakan.. kamu masak yang nggak buat ribet ajah "<br />
" yaudah.. tunggu ya.. kalo laper makan pisang ajah trus.. "<br />
" dikira monyet apa.. "<br />
" kali ajah monyet " aku sudah menyiapkan bahan-bahan untukku masak..<br />
" kamu mau tinggal sini nggak queen.?"<br />
" hah.?" aku memastikan pendengaranku<br />
" iyaa.. selama liburan tinggal sini.. kalo urusan kerja.. nanti aku antar jemput.. tapi pake motor ya.. nggak apa kan pake motor.. gimana.?"<br />
" biasa ajah bilang motornya, biasanya juga aku ngangkot kemana-mana.. nanti aku pikirin ya "<br />
" ini permintaan renan juga loh " entah benar renan atau hanya dia mengeluarkan jurus agar aku mau tinggal disana..<br />
" kalo renan yang minta, aku mau.. " aku berkata singkat<br />
<br />
Dan kami sedikit mengobrol disela aku memasak.. Tama juga sepertinya mengerti memasak, karena dia sesekali mengomentariku yang aku balas dengan sewot.. Tak ragu dia juga sesekali mencicipi masakanku dan mengomentarinya.. dia tak berubah.. hanya saja ada hal yang membuat kita berubah.. Sepenggal kisah yang mengaitkan kita..<br />
<br />
Renan yang dibilang tama akan tidur lebih lama ternyata tidak, sepertinya saat otaknya sudah sadar dia langsung bangun dan mencariku sekeliling rumah.. dan justru mendapatiku didapur sedang asik memasak ditemani tama..<br />
<br />
" kak queeeennn " dia sudah teriak dengan lengkingan derasnya disertai senyum leganya.. dia berjalan cepat kedapur..<br />
" udah bangun.. mau sarapan apa.?" aku membalasnya dengan senyum<br />
" renan kira kakak pulang.. renan cari keliling rumah.. ternyata disini pacaran sama mas tama "<br />
" nggak lah.. kakak kan udah janji.. mau makan apa nih ?"<br />
" apa ajah.. asal kakak yang masak jadi enak.. kata mas reza kakak pinter semuanyaa "<br />
" yaudah.. sarapannya omlet ajah gimana.?" aku bertanya kepada tama dan renan yang sudah saling bercanda dimeja makan..<br />
" iya kaaakk " suara renan mengalahkan suara tama.. dan itu membuat tama selalu menggodanya..<br />
<br />
Pemandangan yang indah dipagi hari.. Dan, ada yang aneh dihatiku.. Aku begitu bahagia melihat senyum mereka dan aku begitu bahagia ada disini, bersama mereka.. Ingin rasanya aku merasakan ini seterusnya.. Dan semoga..<br />
<br />
Aku memasakan omlet untuk renan dan tama.. masakan yang sudah aku masak sebelum renan bangun juga aku hidangkan bersamaan..<br />
<br />
" waaa.. kayaknya enak nih.. ya kan mas " dia sudah berbinar melihat piringnya<br />
" baca doa dulu jangan main samber ajah " tama menyindirnya<br />
" iyaaa.. iyaaa.. " renan memasang wajah manyunnya<br />
" udah dimakan.. nggak usah diambil hati omongan mas tama "<br />
" tuh.. baikan kak queen.. huh.. " dia mencibir ke tama " eh.. kakak nggak makan.?"<br />
" makan kok.. ini mau ambil piring kakak "<br />
<br />
Renan makan dengan lahapnya.. dia memang suka makan sepertinya namun badannya tetap bagus, beda denganku yang semakin melambung.. Tama masih menggoda renan disela-sela makannya.. Mungkin karena mereka dari dulu bersama, tama menjadi pengganti reza.. Dan aku seperti bisa melihat reza ada dalam diri tama.. ya TUHAN, apa ini.. Tama bukan pengganti reza, karena tama berbeda.. Dia mencuri hatiku dengan cara berbeda sebelum aku mengetahui semua kenyataan yang ada..<br />
<br />
Hanya saja aku masih tak mengerti filosofi gadis memandang keluar jendela yang di katakan reza pada tama.. dan mereka lah yang akan mengerti.. Entah apa makna dibalik semuanya.. Tapi setidaknya aku sudah bisa menerima semuanya.. Semoga cintaku bahagia mulai hari ini.. Karena keluargaku baik-baik saja sekarang dan aku ingin hatiku juga baik-baik saja..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-54.html">NEXT PART 54</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-62092617856809559642016-11-13T23:50:00.001-08:002016-11-13T23:58:12.062-08:00Beauty in the dark Part 52<br />
Renandya<br />
Dia begitu singkat hadir dalam hariku.. Tapi dia akan membawa sejuta hadiah tak terduga dalam hidupku.. Jalan hidup yang aku rasa akan membosankan dan biasa saja berubah karenanya.. karena dia membawa sesuati yang tak aku mengerti itu apa.. bukan kebahagiaan juga bukan kesedihan.. aku tak pernah tau itu apa.. tapi dia bisa masuk dalam hidupku tanpa aku sadari... dan lihat saja apa yang akan diperbuat olehnya terhadapku..<br />
<br />
------------------------<br />
Sudah 2 minggu berlalu semenjak kejadian itu.. Liburan ini anda aku kirim pulang ke kampung karena dia akan merasa bosan disini.. berhubung udang tabunganku masih ada dan nilai dia sudah pasti bagus, tanpa menunggu hasil dia sudah aku kirim pulang membantu keluarga dirumah.. Aku menghabiskan waktu fokus dengan pekerjaan paruh waktuku.. Bagi sebagian orang ini hanya pekerjaan biasa dan tak menghasilkan apa-apa.. Tapi bagiku ini begitu berharga.. Disiang hari aku banyak menfokuskan diri untuk memanjakan diriku yang hanya aku dapatkan 6 bulan sekali..<br />
<br />
Jangan tanya soal nilaiku, karena aku sibuk memikirkan yang lainnya.. Tentu saja aku mengalami ujian ulang dan demo projek ulang.. Walau ibu kahwatir dengan perkuliahanku yang menurun dan tak seperti nilai anda, tapi aku tak memikirkannya.. karena aku punya alasan.. Biarkan dia bangga pada anda.. dan biarkan aku yang diam dan mengalah.. ya aku hanya akan membahagiakan mereka dalam lukaku.. itulah aku..<br />
<br />
Sesekali dia datang ke kafe walau hanya sekedar tersenyum dan menyapaku.. dan aku tak begitu menghiraukannya karena memang aku sedang kerja.. biasanya dia mengajakku berbicara dan memesan pesanan terhadapku dan dia akan pulang.. tapi entah kenapa hari ini dia begitu betah disini..<br />
<br />
" Sstttttt " dia menyapaku saat aku melewatinya dengan senyum konyolnya.. aku hanya mendongakkan kepalaku menandakan ada apa..<br />
" pulang aku tunggu yaa " aku hanya berlalu meninggalkannya.. karena aku sedang sibuk dengan pekerjaanku..<br />
" cieee yang ditungguin " fida sudah meuncul disamping ku dan menggodaku.. sementara aku fokus merapikan pesanan pelanggan di nampanku.. " apaan.. kerja sana.. jangan gosip trus "<br />
" diih.. sok jutek.. " dia masih berusaha menggodaku.. namuan aku memilih cuek dan meninggalkannya.. sedikit terlihat olehku ekspresi rio yang berubah dan akhir-akhir ini dia lebih memilih diam terhadapku..<br />
<br />
---------------------<br />
" lama amat " dia sudah muncul didepan pintu kafe<br />
" siapa yang nyuruh kamu nunggu "<br />
" iyaaa deh iyaaa.. si fida mana ?" dia melihat ke dalam kafe<br />
" masih beres-beres.. kamu ada perlu apa.?"<br />
" nggak ada.. mau ajak pulang bareng sih kalo mau "<br />
" nggak bisa.. aku lagi males.. "<br />
" yaudah deh.. kalo besok siang jalan mau ?" dia bertanya dengan harapan<br />
" nggak.. capek "<br />
<br />
Kami masih sesekali mengobrol.. bukan mengobrol, tepatnya dia yang lebih banyak berceloteh dan bertanya.. sedang asik kami mengobrol, ada suara merdu nan nyaring yang menyapaku dan tak asing.. sangat tak asing sekali..<br />
<br />
" kak queen " baru saja aku hendak menoleh ke arah suara itu.. tubuhku sudah dihujani pelukan kuat yang membuatku sempoyongan.. aku coba menyeimbangkan diri dari rasa kagetku.. ku coba memperhatikan seseorang yang ada dipelukanku.. sepertinya tak asing dan memang benar.. dengan air mata yang sudah membasahi bahuku dia trus memelukku..<br />
<br />
" renan ?" aku masih bertanya bingung apakah ini dia atau bukan.. sementara D hanya terheran melihat posisiku..<br />
<br />
Tak butuh berapa lama.. sosok yang aku harapkan hadir namun tak ku harap hadir ada di hadapanku.. Renan masih memelukku dengan tangisnya.. Entah apa yang terjadi aku tak mengerti, biarlah mereka yang menceritakannya tanpa perlu aku bertanya seperti yang lalu-lalu.. biarlah semua mengalir apa adanya..<br />
<br />
" kamu kenapa ren ?" aku mencoba menenangkannya dan mengelus rambut indahnya.. tapi dia masih menangis terisak.. aku coba memandang sosok yang sangat aku rindukan.. pandanganku masih sama penuh cinta kepadanya.. dia satu dari yang lain yang mengisi hatiku dengan cinta.. dan dia mengerti apa yang aku maksud..<br />
<br />
" dia nangis trus.. minta ketemu kamu.. kangen katanya.. aku udah bilang besok.. tapi dia maksa sampe matanya bengkak.. yaudah aku bawa kesini.. kebetulan jam segini kamu biasanya baru pulang" dia menjelaskan dengan nada lemah kepadaku..<br />
<br />
" udah ren.. udah.. besok-besok kakak main kerumah yaa.. udah jangan nangis lagi " aku berusaha menenangkannya dengan nada lembut..<br />
" janji.. " dia berusaha berkata disela tangisannya<br />
" iyaa janji.. kakak nggak akan ingkar kok " aku tersenyum kepadanya mengusap tangisnya " udaah.. jangan nangis lagi ya.. udah besar kok.. ialng cantiknya " dia mulai tersenyum..<br />
<br />
" abis kangen sama kakak.. kak tama nggak mau nganterin ke kakak.. trus nomer kakak dihapus dari hape.. renan juga belum sempet catet nomer kakak.. trus kakak nggak pernah tlp lagi.. " dia menjelaskan panjang lebar.. sementara tama hanya diam tanpa kata dan aku sedikit memandang sinis terhadapnya karena penjelasan renan..<br />
<br />
" yaudah.. sekarang kan udah ketemu.. jadi jangan nangis.. besok-besok kakak sering main kerumah kok.. ini kakak udah libur kuliahnyaa "<br />
" beneran kak ?" dia bertanya girang<br />
" iyaa.. janji kok " aku tersenyum memeluknya.. kuabaikan mereka yang ada disekelilingku.. " sekarang pulang geh sama mas tama "<br />
" nggak mau.. mau sama kakak pulangnya... ya kak ya.. tidur bareng renan yaa "<br />
" nggak bisa dek.. pulang sama kak tama ya besok kakak main kerumah deh "<br />
" tuh kan.. " dia sudah menangis lagi " jahat semuanya.. cuma mas reza yang baik.. semua jahat " dia sudah menangis lagi.. dan aku yang saat itu sedikit mengukir kenangan lalu.. mencoba menenangkannya dibalik kesakitanku akan nama yang dia sebutkan..<br />
<br />
" iyaa.. yodah kakak ikut pulang.. udah jangan nangis lagi yaa " aku mencoba menenangkannya sebelum terjadi prasangka atas orang disekitar kami " sebentar ya.. disini dulu sama kak tama " aku langsung menarik tangan mengisyaratkan D menjauh dari mereka dan D mengikutiku.. tama hanya melihat kami dan renan mengangkuk disela tangisnya yang sudah mulai reda..<br />
<br />
" aku nggak bakal tanya apa-apa " D sudah tersenyum kepadaku sebelum aku menjelaskannya..<br />
" makasih.. maaf yaa... aku kesana dulu.. kamu hati-hati pulangnya " aku sudah meninggalkannya.. entahlah.. D seakan mengerti dan dia hanya tersenyum tanpa sempat berkata apapun.. Sedikit kulirik dia saat menghampiri renan dan tama.. Dia sudah berjalan ke mobilnya dan menatapku..<br />
<br />
" aku bilang fida dulu ya.. renan disini sama mas tama.. nanti temen kakak nyariin soalnya "<br />
" jangan lama ya kak " aku mengangguk dan tersenyum ke renan.. berlalu mencari fidan didalam kafe dan pamitan kepadanya.. memberikan kunci kosku, kalau saja dia mau main kesana, dia sedikit bingung dengan kejadian malam ini.. tapi aku hanya bisa berkata "nanti aku ceritain.. oke.. dahh " dan aku berjalan keluar menghampiri renan dan tama..<br />
<br />
" yodah yuk.. " aku mengajak mereka pulang.. renan sudah menggandeng tanganku dengan manja.. kesalahn terbesar karena aku mengenalnya.. tapi dialah yang akan berperan dalam kondisi ini.. dan TUHAN sepertinya sudah mengaturnya..<br />
<br />
Kami berjalan bersama.. Tama tepat disebelah renan.. dan renan ada diantara kami berdua yang dalam kebisuan saling tak berkata namun saling memiliki makna tersirat yang tak akan bisa dijelas.. Antara aku dan tama ada sesuatu yang memang dirancang entah itu apa, dengan melibatkan tokoh dalam ceritaku.. Dan mengapa harus ada hati yang terluka dan kejadian pilu lainnya jika ini sejatinya akan menjadi kisahku dan dia.. Sampai saat ini aku tak mengerti apa yang akan TUHAN sajikan untukku.. Yang aku anggap hilang kembali.. Yang tak ku harapkan hadir.. Semoga ini akan menjadi baik kedepannya bukan menjadi kisah yang semakin pilu.. Harapanku malam itu..<br />
<br />
Aku dan renan duduk dibelakang, dia trus menempel kepadaku.. Wajahnya sudah lelah.. Namun kecantikannya tak memudar, hanya saja matanya terlihat sangat bengkak.. Mungkin dia capek seharian menangis merengek kepada tama..<br />
<br />
" tidur sini " aku memberikan pangkuanku kepadanya.. dan dia langsung tanpa basa basi menidurkan kepalanya dipangkuanku.. dan aku tau tama mengintip kami sesekali dari kaca seipon didepan.. hanya saja aku memilih diam dan mengelus rambut hitam renan yang indah dan terawat.. " jangan nangis lagi ya besok-besok.. kan udah besar " aku berkata lembut kepadanya.. dia hanya tersenyum memejamkan matanya..<br />
<br />
Jika aku tumbuh tanpa proses yang membuatku harus mengerti dan memahami banyak hal, mungkin aku akan seperti renan.. Gadis belia yang polos, sorot matanya yang bercahaya dan pemikiran yang tulusnya.. tak lupa, sedikit sifat manjanya akan kesepian.. Dia masih belum cukup dewasa dalam berpikir, sehingga dia melampiaskan apa yang dia rasakan dengan sifat manjanya.. Jadi, disini aku yang akan coba mengerti dan memahaminya.. yaa.. dia satu dari bagian hidupku yang akan ku ingat nantinya..<br />
<br />
Renan sudah tertidur dengan pulasnya.. aku bisa merasakannya.. Ini kondisi yang tidak mengenakan bagiku ataupun baginya.. Kami tak saling berkata ataupun menyapa.. Kami tak saling bertatap.. dan aku hanya diam memandang keluar jendela mobil.. Namun ada hal lain yang terucap darinya..<br />
<br />
" Dia pernah bilang samaku ' Kalau kau melihat seorang gadis yang selalu melihat keluar jendela dengan tatapan sendunya, maka kejarlah gadis itu ' " suara lemah tama menjadi satu-satunya yang aku dengar malam itu.. dan aku hanya diam.. karena aku tau dia akan melanjutkan perkataannya meski sedikit lama.." aku nemuin gadis itu, tapi yang disayangkan gadis itu milik dia.." suara masih lemah dan sedikit sendu.. " saat aku kehilangan, dia yang nemenin aku, cuma dia orang yang dukung aku sampe aku bangkit dan itu berkat kamu.. dia nggak punya banyak waktu tapi dia selalu bahagia dan itu karena kamu.. semua karena kamu.. bahkan renan pun menyukaimu.. semuanya menyukaimu.. bahkan aku.. akupun mulai menyukaimu saat melihatmu pertamakali di kafe itu.. saat aku tau, dia sangat menyukaimu lebih dari hidupnya.. aku sadar kalo aku nggak tau diri udah suka sama kamu, maafin aku za.. maaf.. " perkataan lemahnya menyadarkanku akan kondisi yang memang tak memihak kepadanya.. dia diam.. diam setelah mengucapkan kata ini.. aku yang memang tidak tahan dengan semuanya.. memilih sedikit berbicara kepadanya.. masih ada esok untuk membicarakannya.. biarlah malam ini semua berjalan dengan apa adanya..<br />
" aku tau ma.. " hanya itu yang bisa aku ucapkan.. " fokus nyetirnya "<br />
<br />
Hening...<br />
Hatiku semakin berontak ingin bertanya dan menyampaikan semua apa yang aku rasakan terhadapnya.. Aku ingin menyampaikan semua sakit yang aku rasa, aku ingin menjerit dan memberitahunya semua yang aku bendung selama ini.. Tapi, aku memang tak bisa.. Aku memilih diam.. Biarlah saatnya semua akan tersampaikan dengan sendirinya.. Dia sudah cukup menderita dengan bertemu ku lagi.. Esok masih akan ada hari bersamanya.. (mungkin)..<br />
<br />
Sampai dirumah renan.. hanya ada satpam yang menjaga rumahnya.. Semuanya sepi.. Renan yang tertidur aku bangunkan dengan lembut..<br />
<br />
" re.. renan.. ayooo bangun.. udah sampe nih " dia bangun dengan wajah ngantuknya.. melihat sekeliling yang memang benar rumahnya " yuk turun " aku memcoba membantunya.. Tama membukakan pintu mobil renan dan membantunya.. Aku, tentu saja turun sendiri.. renan yang butuh bantuan bukan aku..<br />
<br />
Kami berjalan ke rumah.. renan masih mengantuk saat menggandengku.. sepertinya dia memang lelah karena menangis tak henti-hentinya hari ini..<br />
<br />
" langsung tidur ajah yaa " aku berkata kepadanya.. " kamarnya dimana ?" dia hanya mendongakan kepalanya sambil bergumam tak jelas yang membuatku bingung, tama yang mengerti langsung mengarahkan kami ke kamar renan..<br />
<br />
Sampai dikamar, renan langsung berbaring tanpa banyak kata, aku merapikan selimutnya.. sementara tama menyalahkan AC dan keluar kamar, sepertinya renan memang tidur dengan menggunakan AC..<br />
<br />
" kak.. mau kemana.? " kali ini suaranya nyaring dan jelas<br />
" eh.. keluar dek "<br />
" sini ajah.. temenin renan sampe tidur ya kak "<br />
" iyaaa.. " aku membalasnya dengan senyuman dan naik ke kasurnya.. " yaudah bobok sini " aku memelukanya dan mengelus rambutnya.. dia sudah meringkuk di pelukanku dengan senyumnya..<br />
<br />
Tak butuh waktu lama untuk renan agar tertidur, karena memang dia sudah ngantuk dan lelah.. cepat saja untuk dia terlelap.. Aku yang memang tidak tahan dengan dingin memutuskan untuk tidur diluar, setidaknya masih ada sofa.. Tama, mungkin dia sudah pulang karena tidak mungkin dia akan tinggal disini..<br />
<br />
Aku membersihkan diriku dulu.. Tak mengganti bajuku, karena aku memang tak membawa baju.. Selesai berberes aku keluar kamar, Aku berjalan kedapur mencari sesuatu yang bisa dimakan karena perutku yang sedikit keroncongan.. Kulihat sekeliling rumah sepertinya tak ada tanda-tanda dari tama, dia memang pulang sepertinya.. Sampai didapur aku membuka kulkas, tak ada makanan.. Minuman juga tak ada.. Aku mencoba melihat isi lemari yang ada didapur.. Semuanya kosong.. dan hanya ada air putih.. Kenapa semuanya kosong.. Apa renan nggak ada persediaan sedikit pun.. Bahkan pembantupun nggak ada.. Perutku sudah berontak kelaparan.. Kalau beberapa waktu lalu aku malas makan, sekarang justru aku sering lapar..<br />
<br />
Aku hanya minum air putih sambil duduk di meja makan.. Diam memandang jalan kearah taman, dimana aku bisa melihat yang reza lihat.. sudah lama juga ternyata kenangan bersama reza, tapi sakit yang aku rasakan masih terasa.. tapi sudahlah.. aku sudah mencoba mengikhlaskan dan bersahabat dengan rasa sakitku.. dan lamunanku begitu indah kali ini..<br />
<br />
" nih.. laperkan ?" tama membuyarkan lamunan indahku dengan sekantong bungkusan..<br />
" eh.. apa ini ?" aku melihat kedalam bungkusan<br />
" makanan.. aku tau kamu pasti laper " dia berkata cuek sambil duduk disebelahku<br />
" makasih.. " aku menjawab singkat<br />
" abis makan tidur geh "<br />
" nanti kalo ngantuk juga tidur.. "<br />
" kalo nggak suka AC, kamar kosong yang masih dirawat cuma kamar reza, tidur sana ajah.. kalo takut aku temenin kok " dia berkata seakan dia kuat, padahal dia lemah.. menyebutkan nama dan kamar itu membuatku teringat akan sakit dan bahagiaku.. aku memilih memendamnya dan tak mau merusak malam ini saat aku memilih bersahabat dengan sakitku..<br />
" kamu nggak pulang ?" dia hanya diam..<br />
" buruan dimakan geh.. nanti pingsan lagi "<br />
" iyaaa.. makasih yaa " aku mengeluarkan makanan yang dia beli dari supermarket<br />
" oyaa.. tadi aku nemu krengsengan yang masih buka.. sampe pagi.. mau makan disitu nggak.?" dia bertanya kepadaku<br />
" enak nggak.? "<br />
" enak kok.. mau nggak.?"<br />
" ehm.. mau sih.. tapi masak aku kayak gini "<br />
" gampang.. yukk " dia menarik tanganku.. <br />
" kemana ?"<br />
" ikut ajah.. " <br />
<br />
Bukan keluar rumah, kami justru ke kamar reza.. tama menghidupkan lampu kamar reza.. Masih bisa aku merasakan sosoknya hadir disini diantara aku dan tama, tapi dia tetap menjadi khayalku bukan nyataku..<br />
<br />
" ngapain kesini ?" aku bertanya bingung dengan suara lemahku dan tama mengerti bagaimana perasaanku saat melihat aku memandang sekeliling kamar dan potretku dan reza..<br />
<br />
" reza punya koleksi baju yang dia beli khusus untukmu.. semua jenis baju ada.. kamu pakek ajah.. pilih sendiri " tama membuka lemari yang berjejer dikamar reza.. sebagian bajunya dan sebagian baju untukku.. dan memang benar yang dikatakannya.. itu memang ukuranku, warna kesukaanku dan semuanya tentangku..<br />
<br />
Aku mulai melihatnya secara perlahan.. dan entah kenapa yang ada dihatiku tak bisa aku bendung.. aku menangis.. ya menangis lagi.. Tama memelukku.. tanpa kata..<br />
" dia bodoh.. bodoh banget.. " cuma itu yang terucap dari sekian banyak perasaan yang ada.. " suka sama cewek kayak aku.. bodoh.. " aku hanya bisa mengucap itu dalam isakku.. tama memelukku dengan hangat..<br />
" maaf.. aku nggak maksud bikin kamu nangis "<br />
<br />
Aku masih menangis dalam peluknya untuk beberapa saat, meluapkan semua yang aku rasakan.. Cinta reza yang begitu tulus.. pengorbanannya yang tak bisa aku balas, membuatku menjadi orang paling jahat yang pernah ada didunia.. Entahlah.. perasaan bersalah menghantuiku.. Ditambah lagi aku punya kejiwaan yang berbeda dari yang lainnya.. Tapi bagaimanapun juga aku harus tetap bangkit dari semuanya.. Aku menguatkan hatiku..<br />
<br />
" nggak apa kok.. " aku melepaskan pelukan tama dengan perlahan " aku siap-siap dulu ya.. kamu tunggu diluar ajah "<br />
" iyaa.. pake baju yang agak hangat ya " dia tersenyum meninggalkanku..<br />
<br />
Dan aku mengganti bajuku dengan baju yang memang hangat untuk digunakan dini hari.. Anggap saja hari ini akan menjadi kisah baru bagiku dan bagi semua yang ada dihidupku.. Entah bagaimana nantinya ini akan berlalu.. yang pasti.. Aku tak akan pernah menghindar dari apa yang ada dihidupku..<br />
<br />
Kesempurnaan itu ada.. Jika ada yang menganggapmu sempurna tanpa sebuah alasan.. Dan bahagia akan datang jika dia yang menganggapmu sempurna melengkapi segalah harimu dengan seyum yang terkembang.. Aku.. Masih disini dalam diam.. memandangmu.. menyapa cintamu yang mulai menyapaku.. dan aku tak tau ini akan berakhir seperti apa.. yang aku tau.. AKU JATUH CINTA.!<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-53.html">NEXT PART 53</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-9251393733951766262016-11-13T23:49:00.000-08:002016-11-13T23:57:43.414-08:00Beauty in the dark Part 51<br />
Kembali ke Kota Pahlawan<br />
Tak ada kata yang terucap dariku setelah ini.. aku hanya diam.. ya diam seribu bahasa.. dan dia pun seakan mengerti apa mauku.. sesekali dia hanya bertanya dan memberi tahuku apa yang akan kami lakukan.. Hari semakin siang.. dan kami sudah bersiap untuk pulang ke kota Pahlawan.. Sepanjang perjalanan pun tak banyak kata yang terucap.. saat dia bertanya.." kamu sakit.?" Aku hanya menjawab " nggak...capek ajah " dan obrolan pun selesai..<br />
<br />
Aku memutuskan tidur sepanjang perjalanan pulang untuk menghindari kondisi yang tak nyaman.. Saat aku mulai memejamkan mata, betapa baiknya dia membenarkan posisi bangku ku dan menutup badanku dengan jaket.. entahlah.. mungkin dia merasa aku akan kedinginan.. karena aku tidak begitu suka dingin.. kunikmati saja apa yang sudah dia berikan untukku sampain kami tiba di kota Pahlawan..<br />
<br />
-------------------------<br />
" queen.." terdengar suara lembut memanggilku.. aku membuka mataku perlahan " heeemmm..." <br />
" kita udah sampe "<br />
" hemmmmm" aku mencoba bangkit dari tidurku " sampe yaa "<br />
" iyaaa. " dia mengelus kepala ku " bobok nya dilanjut di dalem ajah biar enak yaa "dia tersenyuk padaku.. yang aku jawab dengan anggukan..<br />
Dia membantuku merapikan bawaanku dan ikut turun dari mobil..<br />
" yodah sana masuk.." dia tersenyum kepadaku<br />
" iyaaa.. makasih yaa " aku membalas senyumnya ala kadarnya<br />
" ehhhh.. tunggu sih.. ada yang ketinggalan.."<br />
" heh..apa.?" Aku bertanya bingung.. dia mengambil bingkisan dari bangu belakang.<br />
" nih...buat kamu semua.. khusus kamu.. terserah mau kamu apain.. pokoknya buat kamu " dia menyerahkannya dengan senyumnya<br />
" eh.. makasih yaa " aku hanya bisa mengucapkan itu<br />
" iyaa...makasih juga.. sana masuk.. trus tidur lagi.." dia mengelus kepalaku.." aku pulang yaa.." tanpa sadar kecupan hangat menempel dipipiku.. " sorry...aku nggak bisa nahan.. daaah.." aku hanya bisa diam dalam kebingungan karena shock dia mendaratkan kecupan di pipiku.. sementara dia sudah masuk ke mobil dan hendak pergi dari depan kos fida..<br />
" daaah...masuk sanaa.." dia mengucapkan salam terakhirnya sambil tersenyum.. dan aku hanya diam tanpa kata..<br />
<br />
Aku masuk kedalam kos dengan perasaan yang tak bisa aku jelaskan.. Aku sudah GILA.. dan memang benar GILA.. Kubuka pintu kamar fida.. dan tak dikunci.. tapi apa yang aku dapati yang membuatku semakin salah tingkah..<br />
<br />
" sorry aku nggak tau " dengan cepat aku menutup pintu kamar dan berjalan kedepan kos.. menunggu fida diluar.. tak butuh waktu berapa lama fida menghampiriku..<br />
" ngelamun ajah.. Pulang kok nggak bilang-bilang " dia sudah duduk disebelahku dengan baju ala kadarnya dan wajah yang masih berantakan<br />
" hape ku mati.. tadi siapa .?" Aku bertanya padanya dengan hati-hati<br />
" pelanggan.. ntar lagi juga cau dia.." aku hanya mengangguk mengiyakan " eh.. gimana kemaren.? Kemana ajah.? " dia bertanya dengan semangat penasaran<br />
" nggak gimana-mana .. ke b*t* kitanya "<br />
" hayooo.. ngapain ajah.."<br />
" apaan.. capek nih.." aku berkata singkat<br />
" eh... kayaknya wajahmu lebih seger deh.. emang butuh liburan panjang kamu mah"<br />
" masak sih.?"<br />
" iyaa.. seriusan.. lebih fres gitu.." aku hanya tersenyum simpul membalas fida..<br />
<br />
Tak berapa kami didepan.. cowok yang ada dikamar fida keluar dan berpamitan. Mengisyaratkan terimakasih.. Dua sedikit memandangku dengan tatapan menjijikan dan aku hanya menundukan pandanganku karena jijik melihat tatapannya.. dan kami masuk ke dalam kamar fida..<br />
<br />
" pelanggan tetap kah.? " aku bertanya ke fida sambil membuka bingkisan yang diberikan D<br />
" iyaa.. duitnya banyak.. sayang kalo dilepas.. cuma ya gitu.. suka-suka dia ajah kapan mau pake.." dan aku hanya mengangkuk mengiyakan " bawa apa ajah kamu.?" Fida bertanya kepadaku<br />
" nggak tau.. yg ini bajuku.. yg ini baru dikasih dia tadi.." aku masih melihat-lihat dan isinya oleh-oleh makanan ringan dan beberapa baju plus pakaian dalam yang mungkin sudah terlanjur dia belikan untukku..<br />
" ciee...dibeliin baju.."<br />
"Apaan sih .?" Aku membuka bungkusan baju dan pakaian dalam yang awalnya aku tak tau apa isinya.<br />
" itu sempak sama bra ya ?" Fida bertanya kaget<br />
" iyaa.. kenapa.?" Aku menjawab ringan<br />
" kok kenapa.? Itu tandanya dia mau kamu pake itu kalo lagi ML sama dia .. aduh queen.. polos amat yak "<br />
" aku nggak tau.. bodok aah.. nih jajan "<br />
" diih.. nih anak.. kalian tidur barengkan ?" Dia bertanya menyelidik<br />
" apaan.. udah aah.. makan jajan sana "<br />
" ngaku.. kamu nggak bisa boong "<br />
" iya fi...maaf " aku menjawab lemah, perlahan air mataku turun dengan pilu hanya setetes dalam perenungannya.. fida menghampiriku dan memelukku..<br />
" sudaah.. ini bukan salahmu.. aku ngerti gimana perasaanmu " seakan dia membenarkan apa yang aku lakukan.. dan aku hanya diam.. " kamu udah makan.?"<br />
" belom.. kamu ada makanan.. aku laper "<br />
" tadi dijalan nggak makan apa.? atau disana kamu nggak dikasih makanya .?" dia mencoba bercanda denganku<br />
" aku tidur tadi.. capek.. "<br />
" ealaah.. yo wes.. aku beli didepan dulu ya.. tunggu disini yaa "<br />
" iyaaa "<br />
<br />
Fida meninggalkanku untuk membeli makanan.. aku membereskan semua yang bisa aku bereskan disini.. aku mengecek hape ku yang baru aku chas.. Masih belum penuh.. Sambil menunggu fida aku memilih mendengarkan lagu dari laptopnya.. Aku sama sekali tak pernah memeriksa isi laptopnya karena memang ini sebuah barang pribadi yang harus aku hargai.. Aku dan fida berteman ( kalian bilang bersahabat ) dalam konteks yang sama tapi dalam dunia yang berbeda..<br />
<br />
Aku merebahkan badanku senyaman mungkin menikmati alunan musik yang aku hidupkan.. Sedikit membuatku tenang dalam kondisiku yang tak bisa aku jelaskan..<br />
<br />
Queen yang tanpa emosi.. kini sudah hilang.. menyiratkan queen yang baru dalam sosok queen yang terpendam.. Semakin lama diriku semakin jauh dari diriku.. Semakin hari aku bukanlah diriku.. Aku menjadi sosok yang entah apa aku tak tau.. diriku yang sesungguhnya terpenjara dalam sosok ini.. Semakin menguasaiku.. Semakin memnunjukkan sisi gelapku dengan ganasnya.. Aku bukan aku dan kau tak akan tau siapa aku.. termasuk diriku.. dan biarkan aku menuntaskan diriku yang bukan aku dalam sepenggal kisahnya dalam hidupku ini.. Jika aku benar-benar berdosa maka biarkan aku mengakui dosaku pada TUHAN dalam setiap sujudku dan aku mengakui dosaku pada kalian lewat tulisan tersembunyi ini..<br />
<br />
---------------------<br />
" nih.. makan yang banyak yaa " fida menyodorkan makana disebelahku.<br />
" eh.. apa tuh ?" aku angkit dari tidurku dan mengambil bungkusan makanan yang dibelikan fida<br />
" bebek penyet.. " dia menjawab singkat sambil duduk dikasurnya<br />
" wooo.. dapet dimana siang-siang gini.? pantes ajah lama " aku sudah tersenyum lebar begitu tau itu bebek " makasih ya fida cantik "<br />
" giliran bebek ajah dibilang cantik.. "<br />
" nggak bebek juga cantik kok.. makasih yaa.. yuk makan "<br />
" sendiri ajah.. aku udah tadi.. "<br />
" beneran nih.. enak loh " aku sudah melahap bebek didepanku<br />
" kayak kamu cukup ajah.. udah abisin ajah.. aku tau kalo bebek kamu bakal kayak orang kelaparan " dia mengejekku<br />
" hehehe.. tau ajah.. aku konsen makan ya "<br />
" iyelaah "<br />
<br />
Aku melahap nasi bebek sambel pencet kesukaanku dengan ganasnya.. Tak memikirkan berapa banyak yang sudah aku maka, pokoknya aku merasakan ini makanan terlezatku selain masakan D.. Karena aku merasa akhir-akhir ini makanan yang aku makan sama ajah, mau seenak apapun tetap tak menggugah nafsu makanku.. Tapi lain hari ini, seakan semuanya kembali seperti aku yang dahulu dalam kisah yag berbeda.. Aku kembali bersemangat atas apapun yang akan terjadi dalam hidupku.. Setidaknya untuk saat ini aku merasa seperti itu.. dan mungkin akan seperti itu harapanku..<br />
<br />
Selesai makan aku merapikan semuanya.. fida masih asik dengan kegiatannya.. Aku memilih diam dan membaca beberapa buku yang ada dikamarnya..<br />
<br />
" ntar malam masuk nggak ?" fida bertanya kepadaku<br />
" masuklah.. gila ajah.. bisa dipecat aku "<br />
" kok kamu masih kerja ajah sih.. dia kan kaya "<br />
" apaan sih.? yang kaya dia bukan aku "<br />
" kamu nggak ngerti queen ?" fida bertanya dengan ekspresi bingung<br />
" apa.?"<br />
" beneran kamu nggak tau.?" dia semakin memastikan<br />
" apa sih.? yang jelas dong "<br />
" udah kuduga.. kamu terlalu banyak nggak tau.. dia itu udah jadiin kamu pilihannya diantara semua cewek yang ada "<br />
" maksudnya ?"<br />
" iyaa.. dengan dia ngajak kamu tidur tanpa kata.. itu sama ajah dia jadiin kamu miliknya.. "<br />
" apaan.. nggak lah.. kemarin itu nggak sengaja.. "<br />
" kamu gitu.. dia nggak akan.. liat ajah besok.. pasti ada ulah gilanya yang nggak bisa kamu bayangin "<br />
" udaah aah.. ngaco kamu "<br />
" diiih.. liat ajah kalo nggak percaya.."<br />
" urusan besok mah.. aku mau fokus sama hal yang memang harus aku fokusin fi "<br />
" iyaaa.. siap2 ajah pokoknyaa.. "<br />
" bahas yang lain napa.. lagi males bahas diaa "<br />
" males tapi mau.. "<br />
<br />
Fida terus menggodaku di sela-sela pembicaraan kami.. Bahkan kadang dia berkata kalau wajahku sedikit bersemu dalam pembicaraan kami yang membahas dirinya..<br />
<br />
Aku menghabiskan waktu dikos fida untuk beberapa waktu.. Dan ketika sore fida ikut kekos ku mengantarkanku pulang sekalian berangkat kerja bersama.. Aku berharap aku dan fida akan seperti ini untuk waktu yang lama.. Harapanku.. Dan mungkin menjadi harapan bagi kalian yang membaca kisahku.. Namun, kisahku bukanlah kisah bahagia.. Justru kisahku selalu berakhir dengan kesedihan.. Tapi aku selalu bersyukur atas semua yang ada..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-52.html">NEXT PART 52</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-29328261088894513342016-11-13T23:48:00.000-08:002016-11-13T23:57:18.449-08:00Beauty in the dark Part 50Dosa ( Ternikmat )<br />
<div>
<br />
Hari ini aku masih merenung apa yang telah aku lakukan di tahun-tahun silam.. Setiap ada lelaki yang mendekati dan aku berkata "aku seorang pelacur, kau masih mau" dan mereka berkata "itu masalalumu, aku terima kamu sekarang".. Tapi ada kisah yang terbesit, saat mereka tahu aku sudah tak memiliki kesucian, mereka dengan gampangnya meminta ku mengobral tubuhku pada mereka dan jika aku tak mau, mereka akan berkata "nggak usah munafiklah, udah berapa cowok yang niduri kamu" atau "kan kamu udah pernah, jadi ya nggak apa-apa lah" atau "kayak kamu masih perawan ajah" dan berbagai kata yang mereka ucapkan untuk mengacuhkan penolakanku.. dan itu memang adanyaa..<br />
<br />
--------------------------<br />
D.. Mungkin malam ini dia melakukannya karena dia tau aku sudah tak perawan lagi dan itu olehnya.. Sementara aku melakukannya entah dasar apa, aku tak tau tapi aku menikmatinya.. Ada sebagian dari diriku yang menikmati apa yang dia berikan malam ini..Walau hanya sekali tapi itu indah..Dan biarkan aku tidur dalam lelapnya malamku atas dosa terbesarku.. dan TUHAN maafkan aku.. aku bersalah atas semuanya..<br />
<br />
Seorang gadis yang tak pernah membiarkan dirinya disentuh oleh siapapun selama 19 tahun hidupnya.. Kini dia merelakan dirinya dijamah tanpa alasan yang dia tidak tau mengapa.. dan dia justru tenggelam atas apa yang sudah dilakukannya.. Malam ini dengan remangnya lampu dan indahnya kenikmatan yang ada.. aku berdosa..<br />
<br />
Entah apa yang ada dalam pikiranku.. bahkan saat tidurpun aku merasakan kedamaian yang tak pernah aku temukan semenjak masa yang lalu.. seakan sekarang aku merasa bahwa semua dapat aku lalui (lagi).. Hanya saja sekarang aku tak begitu menahan sakitnya atas apa yang aku relakan dalam diriku.. <br />
<br />
Aku bangun dengan malas.. masih dengan selimut tanpa pakaian.. Dan sepertinya D membungkusku dengan selimut yang tebal agar aku tak kedinginan.. Dia sudah tidak ada di kamar, entah dimana dia.. Dan aku tanpa malu atau ragu hanya memakai baju tidurku, tanpa memakai pakaian dalamku.. Dimana pikiranku...Sekarang aku bertingkah bahwa aku benar adanya seorang pelacur bukan seorang wanita yang terpaksa melakukannya..Entah.. selalu entah yang ada dalam benakku saat ini.. dan biarkan aku salah untuk saat ini TUHAN...hanya saat ini..<br />
<br />
Aku berjalan keluar kamar, udara pagi yang dingin menusuk ke tulangku...tapi aku tetap menikmatinya.. terbesit pikiranku untuk melihat taman yang pernah aku lihat...Berjalan pelan diantara lorong-lorong, membelai indah kain putih yang berayun mesra karen angin...Ini seperti di mimpi, bahkan berada dirumah seperti ini aku tak berani bermimpi, tapi sekarang aku ada dirumah impian menikmati sudut-sudut yang dihidangkan rumah ini..<br />
<br />
Setelah beberapa lama aku menikmati semuanya...aku berencana mencari D.. karena dia tak terlihat...Dia selalu menemukanku tapi kenapa sekarang dia tak menemukanku bahkan mencari ku..Aku menulurusuri semua sudut rumah.. namun tak ada dia.. dan aku memutuskan memasakannya sesuatu, mungkin dia sedang keluar rumah.. dan aku berjalan ke dapur..<br />
<br />
Aku terpaku untuk beberapa waktu, yang aku cari ternyata ada disini sedang memasak dengan wajah indahnyaa.. ya TUHAN.. aku semakin GILA.. dia membuatku GILA untuk saat ini.. Baru pertama kali dalam hidupku ada lelaki yang memasak untukku.. dan aku bahagia...bahagia yang tak terhingga.. aku masih mengaguminyaa..<br />
<br />
" udah bangun yaa.?" Dia menyadari kehadiranku dan tersenyum memandangku." Duduk geh.. sarapan dulu.."<br />
" eh.. iyaa.. aku mandi dulu yaa" aku menjawab sedikit bingung<br />
" nggak usah.. langsung makan ajah.. yuk " dia masih sibuk menyiapkannya.. sejenak dia memandangku dengan cuek.. dan dia memandangku lagi dengan seksama..<br />
" kenapa.?" Aku sudah salah tingkah dibuat pandangannya dengan untaian senyum indahnya..<br />
" cantik.." dia menjawab singkat " yuk makan dulu " dan aku berjalan menuju meja makan.. dengan perasaan yang sedikit ganjal aku dudui dimeja makan.. ada banyak makanan yg dia masak walau sederhana tapi sepertinya enak.. dan entah sejak berapa lama dia memasaknya..<br />
<br />
Kami mulai makan pagi ini.. aku yang merasa berlebihan atau memang sikapnya yang berlebihan terhadapku sejak tadi malam.. entahlah.. aku memilih diam atas kejadian tadi malam..bahkan pagi ini aku tak membahasnya.. dia juga memilih diam untuk menyimpannya rapat-rapat..<br />
<br />
" makan yang banyak " dia menawarkanku.<br />
" iyaaa " aku hanya menjawab singkat sambil meneruskan makanku<br />
" hari ini kita pulang yaa.." dia berkata dengan senyum menawannya " padahal masih pengen lama disininya.."<br />
" aku kerja nggak enak kalo banyak bolos, nanti bisa dipecat.." aku memberikan protesku<br />
" iyaa.. tau kok. " dia mengelus kepalaku "makan yang banyak geh " dia melanjutkan makannya.. begitu pun aku..<br />
<br />
---------------------------<br />
Disudut jendela kamar aku melihat pemandangan yang begitu menakjubkan untukku.. Entah karena aku yg jarang melihat hal seperti ini atau pemandangan ini yang benar-benar indah.. aku tak banyak berpikir dan hanya menikmatinya.. menenggelamkan diriku dalam lamunan ku pagi ini...<br />
<br />
" nggak mandi ?" Dia memelukku dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu kanan ku..dan entah kenapa (lagi) aku memilih diam.. ya hanya diam.. seperti seakan aku menunjukkan bagaimana seharusnya diriku setelah kejadian yang lalu.. menjadi sebagian dari gadis yang menyadari bahwa dia sudah tak berharga lagi dan justru membiarkannya disentuh dengan orang yang bisa membuay hatinya sedikit bergetar.. sepertiku.. saat ini..<br />
<br />
Dia masih memelukku dari belakang.. Mungkin nafsu akan lebih bergejolak jika dirasakan dengan perasaan suka yang mendalam.. yang menghasilkan hubungan yang saling dinikmati dan dirasakan dengan indahnya.. Aku mengakuinya.. Dia lelaki yang lembut jika menggabungkan nafsu dengan perasaannya.. Dia tak mau menyakiti, bahkan jika dia belum tuntas dalam hal nafsu sementara pasangannya sudah, aku yakin dia akan mengalah.. Karena bukan nafsu tujuan utamanya.. Tapi rasa yang diselingi dengan nafsu..<br />
<br />
Dengan memelukku begitu erat, aku tahu jika dia memang sudah mengalami gejolak jiwa.. dan aku memilih diam walau aku merasakan bahwa dia berusaha hebat mengontrolnya.. dengan cuaca yang dingin, hanya kami berdua, dan pakaian ku yang seperti ini.. Jika dia memang lelaki yang mementingkan nafsu, dia tak akan bersabar dan menahan untuk menyentuhku.. namun dia melakukannya.. bersabar...(sebentar)<br />
<br />
" nggak mandi.?" Dia sedikit membiarkan tangannya menjalari tubuhku dan mengecup pundakku<br />
" ntar...kamu duluan ajah " aku berkata singkat masih memandang keluar jendela<br />
" mandi bareng mau.?" Dia menggodaku<br />
" nggak "<br />
" tidur bareng.?" Dia masih menggodaku<br />
" nggak "<br />
" trus ngapain yang boleh.?"<br />
" diem...tuh tangan jangan usil" aku memperingatkannya<br />
" nggak usil lah cuma jalan-jalan ajah " diatertawa keras..<br />
<br />
Entah bagaimana ini terjadi.. Ciumannya selalu membuatku tak menyadari apa yang aku lakukan.. aku begitu terlarut akan kenikmatan dunia yang seharusnya tak aku lakukan...Dan aku begitu menikmati sesuatu yang dia berikan untukku.. Ini memang salah.. tapi ini indah.. Ini memang berdosa.. tapi ini nikmat.. dan maaf kan aku TUHAN.. aku larut untuk kesekian kalinya.. dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.. aku pun tak ingin mencoba mengerti...<br />
<br />
Hanya untuk hari ini... aku terlalu lemah dalam menolak kesalahan ini.. dan aku kalah dalam mangatur emosiku saat ini..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-51.html">NEXT PART 51</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-44336087491536990082016-11-13T23:46:00.001-08:002016-11-13T23:56:53.223-08:00Beauty in the dark Part 49<br />
Satu Ciuman<br />
Ini bertentangan dengan hatiku bahkan agamaku.. tapi entah mengapa logika ku seakan tak berdaya malam ini seperti dibius oleh suasana yang diciptakannya.. Aku semakin sering mengobrol dengannya, bahkan terkadang dia tidak ragu untuk sedikit menyentuh fisikku, walau hanya sekedar memukul, memeluk, menyentuh dengan ujung jari atau menggodaku.. Seperti ini lah dia, supel tapi terlalu berani.. Dan dia berbeda.. Dia hangat dan sangat memperhatikanku dibalik kejahilannya.. Dan mungkin memang aku yang salah dalam hal ini.. membiarkan diriku terlarut dalam kesedihan yang mendalam, saat seseorang datang, seakan aku akan larut dalam kebahagiaan yang mendalam..<br />
<br />
Entah siapa yang memulai dan bagaimana ini terjadi, semua sudah berjalan seperti ini.. Pikiranku seakanlari dari akal sehatku malam ini.. Berada di satu kamar dengannya, mendengarkan musik yang kita suka, berbicara dan berbagi cerita.. melakukan apapun.. bahkan sekarang aku dan dia berbaring di kasur yang sama dengan selimut.. aku memang membelakanginya.. tapi dia tetap menghadapku.. entahlah.. ada sesuatu yang dia ingin lakukan tapi dia hanya menahannya.. mungkin karena otaknya terlalu mesum sehingga dia tak bisa menahannya..<br />
<br />
" hadap sini dong "<br />
" nggak mau "<br />
" kenapa ?"<br />
" tanya kenapa.. ya jelas nggak mau.. otak mesummu menjalar kamana-mana nanti " aku berkata cuek<br />
" janji deh nggak "<br />
" boong "<br />
" beneran.. masak aku di punggungin trus .. aku kan pengen ngobrol langsung "<br />
" awas kalo macem-macem " aku membalikan badanku ke arahnya.. namun masih mengalihkan pandanganku dan tertunduk..<br />
" nah gitu dong.. liat aku kenapa ?"<br />
" udaah gini ajah.. atau aku belakangin kamu lagi "<br />
" iiih.. jangan dong.. gitu ajah ngambek.. "<br />
" bodok "<br />
" lucu kalo liat kamu malu-malu.. buat gemes " dia masih berada didepanku dan aku merasa jarak antara kami semakin dekat dan dekat.. aku hanya menunjukkan wajah kahwatirku.. entahlah aku berada pada kebingungan..<br />
" kenapa.? " aku hanya menggeleng.. " beneran.? sakit ya.?" dia meletakkan tangannya dikeningku.. ya TUHAN, kenapa aku berdebar saat dia menyentuhku, bukan merasa benci atau yang lainnya.. apa ini TUHAN.. tolong aku.. aku mohon.. tapi tetap saja aku diam tak berdaya.. entahlah..<br />
<br />
Perlahan, bibir basa itu sudah menempel dibibirku.. Dan ciuman pertamaku terjadi tanpa aku sadari.. yang aku tau aku menikmatinya dengan caraku.. tapi tetap saja aku canggung karena aku memang pernah melakukannya.. sementara dia melakukannya dengan kasih sayang.. Maafkan aku TUHAN.. aku mohon.. apapun yang terjadi maafkan aku.. kali ini aku bersalah dan berdosa atas diriku bukan mereka.. Maafkan aku TUHAN..<br />
<br />
" udah.. " aku mendorongnya menjauh dariku.. dan dia kelihatan kecewa..<br />
" maaf.. " dia hanya berkata lemah " aku nggak maksud.. tapi aku nggak bisa nahan " dan aku hanya diam tapa kata.. dia memelukku, mungkin menenangkanku.. mungkin.. " yodah yuk tidur " dia memelukku dalam pelukan hangatnyaa..<br />
<br />
Malam yang tak pernah ku bayangkan.. dia yang menyentuhku dengan kesakitan, dia juga yang menyentuku dengan kehangatan.. Aku tak bisa larut dalam tidur malam ini.. Gemuru nafasku masih bisa aku rasakan, namun aku berusaha menutupinya.. Degup jantungkku bahkan terdengar keras olehnya.. Dan entahlah.. aku tak bisa menjelaskan aku berada diposisi apa.. hanya kebingungan yang aku rasakan.. Ini salah tapi ini juga benar bagi diriku yang sudah tak bisa berpikir dengan logikaku.. yang aku tau aku tak menginginkan dan menolaknya, aku hanya membiarkannya saja..<br />
<br />
Aku merasa ini sudah tengah malam tapi aku masih merasakan degup jantungnya yang begitu kencang di tanganku.. tapi kenapa dia masih memejamkan matanya seakan dia tidur..<br />
<br />
" udah buruan tidur " suara terdengar mengagetkanku<br />
" eh.. " aku hanya bisa mengeluarkan kata itu..<br />
" nggak bisa yaaa.. " dia melepaskan pelukannya dan menatapku " aku jugaa.. ada yang aneh tapi nggak tau apa.. " dia berkata lembut kepadaku.. dan aku hanya diam.. " kalo aku bilang pasti kamu marah.. jadi maaf yaaa " bibirnya sudah mendarat dibirku lagi dan aku hanya diam.. justru aku menikmatinyaa..<br />
<br />
Entah apa yang ada dipikiranku malam ini.. aku melakukan hal yang aku benci dan terpaksa aku lakukan.. tapi.. kali ini aku melakukannya tanpa paksaan dan justru aku menikmatinya.. walau masih terasa sedikit sakit waktu dia berusaha melakukannya, tapi kali ini dia benar-benar lembut.. dan dia benar-benar bisa membuatku menjadi wanita lemah saat ini.. wanita yang tak memikirkan pendiriannya.. yang mau disentuh tanpa imbalan apapun.. bahkan hari ini diriku aku berikan dengan cuma-cuma kepadanya.. <br />
<br />
Derajat seorang pelacur pun lebih baik dari diriku yang memberikannya secara cuma-cuma malam ini.. dan aku tak pernah tau, apa yang merasuki ku malam itu hingga saat ini, bahkan otakku lelah berpikir apa yang ada dalam pikiranku saat itu.. saat aku melakukannya tanpa perlu dipaksa dan menangis.. saat aku melakukannya dan menikmatinya.. Justru aku menikmatinya.. Aku tidak ingin menjadi seseorang yang menufik.. tapi apa dayaku.. Menikmati apa yang dilakukan padaku, itu respon yang alamiah, tapi kenapa otakku tak berpikir waktu itu.. Entahlah aku sudah gila dan benar-benar gila..<br />
<br />
Aku dan dia melakukan dosa yang kami nikmati bersama.. ini salah bagiku tapi entah kenapa malam ini aku merelakannya menjamah tubuhku untuk kedua kalinya.. dan justru aku memang benar menikmatinya..<br />
<br />
Bahkan setelah melakukannya aku hanya diam tanpa kata.. begitupun dirinya.. yang saat ini memelukku.. memilih diam untuk beberapa saat..<br />
<br />
" maaf ya " dia mengusap rambutku dan mengecup keningku.. dan aku hanya diam memeluk selimut yang aku kenakan.. " udah ngantuk.?" dia bertanya lembut dan aku hanya mengangguk " yodah tidur yaa.. kamu pasti capek " dia masih memelukku dengan hangat.. dan aku hanya terdiam dipelukannya.. pelukan hangatnya yang aku nikmati tanpa alas apapun.. dan aku benar menikmatinya malam ini..<br />
<br />
Satu kesalahan pada diriku..<br />
Aku membiarkan dia menciumku dengan kelembutannya yang semakin menggerogoti hatiku.. dan aku tak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya dari satu ciuman yang dia berikan.. Ketika aku tak dapat berpikir lagi...<br />
Tapi,...<br />
Katika aku dapat berpikir, aku tak akan membiarkannya mencium bibirku lagi..<br />
<br />
<br />
<br />
NB :<br />
Untuk adegan dewasa, maaf saya tidak bisa menceritakannya secara terperinci, saya hanya bisa mengutarakan apa yang saya alami.. dan sepertinya kalian sudah cukup tau bagaimana adegan itu dalam kelembutannya..<br />
<br />
Jika setelah membaca part ini membuat pemikiran kalian berubah terhadap saya, saya terima dan mengerti, karena memang saya telah salah dalam waktu yang cukup lama..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-50.html">NEXT PART 50</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-75914725452458805142016-11-13T23:45:00.004-08:002016-11-13T23:56:16.433-08:00Beauty in the dark Part 48<br />
Pencuri<br />
Sejenak aku merasa waktu seakan berhenti saat aku memandang wajah teduhnya.. Ada makhluk yang membuat hatiku menjadi sedikit bergetar, entah memang aku mulai menyukainya atau karena keadaan.. Dia datang disaat aku membutuhkannya bukan menginginkannya.. Jika bisa aku memilih, aku lebih memilih tama untuk ada disini.. Tapi, semua hanya angin.. Dan D yang ada disini, saat ini bersamaku, mengurangi segala dukaku.. dan membuatku menyadari bahwa dia adalah makhluk indah dari TUHAN.. dan aku GILA.!<br />
<br />
Dia menggerakkan tubuhnya seperti akan bangun.. spontan aku langsung berbalik ke posisiku semula.. berpura-pura kalau aku masih tertidur..<br />
<br />
" queen " dia membangunkanku<br />
" hemmmm "<br />
" udah bangun.? "<br />
" hemmmm "<br />
" makan yuk.. laper " dia mulai bangkit dari tempat tidur<br />
" hemmmm " aku mengikutinya " aku mandi dulu yaa "<br />
" bareng ajah yuk " dia menggodaku dan aku hanya memasang tampang marah " nggak jadi deh, duluan ajah.. hehehe "<br />
<br />
Aku cuek berjalan ke arah kamar mandi meninggalkannya karena sudah sedikit kesal, entah kenapa dia suka sekali bercanda dengan kemesumannya.. yang sering merubah mood ku menjadi tak enak.. Kuhabiskan waktu mandi sedikit lama, karena sudah lama aku tak menikmati air yang membuatku menjadi segar setiap harinya.. Air disini dingin, tapi air dirumah ini menjadi sedikit hangat.. Dan itu sedikit membuatku menjadi rileks..<br />
<br />
Aku selesai mandi.. tapi, kebodohanku adalah.. aku tak membawa handuk bahkan baju gantiku.. Emosi membuatku melupakan hal yang harus aku bawa saat mandi.. Dan sedikit kepanikan mulai ada di pikiranku.. Aku coba memanggil dia..<br />
<br />
" D ( Dii ).. kamu diluar nggak.?" masih tidak ada jawaban " D... D... kamu diluar nggak.?" suaraku semakin mengeras.. dan masih tak ada jawaban.. apa dia sudah keluar kamar.. aku sedikit memberanikan diri membuka pintu kamar mandi membentu cela kecil dan sedikit mengeluarkan kepalaku dari balik pintu.. dan apa yang kuliat membuatku benar-benar kaget sejadi-jadinya.. Dia ada didepan sela pintu yang aku buka, kontan saja aku menutup kembali pintu kamar mandi.. Perasaan ku campur aduk.. walau dia hanya melihat wajah dan rambutku yang basah tetap saja ini membuatku tidak karuan..<br />
<br />
" laah.. malah ditutup.. ini anduk sama bajunya " dia berkata dari luar<br />
" taruh ajah didepan pintu.. nanti aku ambil "<br />
" sekarang ajah kenapa ambilnya "<br />
" nggak mau.. taruh depan pintu trus kamu keluar kamar.. nanti aku ambil "<br />
" yodah kalo nggak mau aku taruh di kasur "<br />
" iissh.. apaan sih.. jahat banget "<br />
" makannya ini ambil "<br />
" awas kamu macem-macem.. aku bunuh "<br />
" ancemannya.. aku nggak macem-macem.. paling juga satu macem ajah... udah burun ambil "<br />
Aku membuka pintu dan hanya mengeluarkan tanganku untuk mengambil handuk serta baju yang diberikannya.. " siniin "<br />
" apaan nih cuma tangan doang yang nongol "<br />
" bodok.. udah siniin.. cepetan " dia sudah memberikan handuk dan bajuku ke tanganku " iyaaa.. bawel.. "<br />
<br />
Dengan segera aku mengambil dan menutup pintu tanpa basa-basi.. aku mulai membereskan badanku.. yang lebih kagetnya.. ya.. TUHAN.. pakaian dalam apa ini.. mana mungkin aku akan memakainyaa..<br />
<br />
" D.... " aku sudah berteriak memanggil namanya dengan nada kesal.. sementara dia tertawa puas dari luar kamar..<br />
" yodahlah.. pake ajah.. adanya cuma itu jugaa "<br />
" nggak mauuu... ganti ini... " aku masih mengomel dari dalam kamar mandi<br />
" yodah nggak usah pake.. lebih bagus kayaknya.. hayooo.. pilih dipake apa nggak pake sama sekali " dia mulai menggodaku dan dia seperti menikmati saat-saat menggodaku<br />
" awas kamu.. " aku berbisik marah pada diriku.. kalau posisiku sudah bisa melakukan pembalasan.. akan aku balas sejadi-jadinya.. tapi sepertinya posisiku memang sebagai orang yang selalu dikerjai olehnya..<br />
<br />
Dengan cepat aku memakai bajuku dan membungkus rambutku dengan handuk.. Aku keluar dari kamar mandi.. Dia menahan tawa melihatku keluar kamar mandi.. Dan dia memang sengaja melakukannya.. Memberiku baju yang tidak menerawang namun berbahan jatuh yang bisa memperlihatkan lekuk tubuh bahkan batas pakaian dalam yang aku pakai.. Dengan perasaan malu dan serbah salah aku keluar kamar mandi menuju kasur dan mengambil selimut.. Dalam pikiranku.. awas kalau berani mendekatiku, bakal aku bunuh dia..<br />
<br />
" diih.. mala tidur.. ayoo makan.. nggak laper apa ?"<br />
" nggak mau keluar pake baju gini "<br />
" kenapa loh ?"<br />
" malu. " aku mejawab singkat<br />
" dirumah ini cuma kita.. si mbok juga udah aku suruh pulang.. paling satpam lah didepan.. jad malu sama siapa.? aku.? "<br />
" bodok "<br />
" diih.. ngamuk-ngamuk ajah.. ngapain malu sama aku.. jelas-jelas aku udah pernah.. eh... sorry.. udah ah yuk makan " dia menghampiriku dikasur..<br />
" ngapain kamu.. sana-sana.. jauh-jauh dari aku " aku menendangnya dengan pelan ( pakai kaki karena sudah kepalang sebal )<br />
" mau tidur.. nemenin kamu " dia amsih dengan cueknya mala nangkring disebelahku " kalo kamu nggak makan, aku nggak.. jadi aku nemenin kamu ajah disini " entah apa yang ada dipikiran nya.. dia memang orang yang paling menyebalkan..<br />
" yodah.. " aku beranjak meninggalkannya menuju meja makan.. dia dengan senyum puas mengikutiku..<br />
" kita makan apa sayang ?" dia memelukku dari samping tapi tak melihatku.. memandang kedepan dengan kesan cuek sambil tersenyum simpul..<br />
" apa ajah " aku menjauh darinya dan melepaskan pelukannya..<br />
" diih.. sombong wooii.. " dia meneriakiku, sementara aku sudah meninggalkannya menuju dapur..<br />
<br />
Aku sudah berpikir sejak dia menyuruh si mbok pulang, pasti tak ada makanan dirumah ini.. Aku sudah melihat apa yang bisa aku dapat dari dapur ini.. Sementara dia hanya berdiri di depan dengan senyum konyolnya..<br />
<br />
" ngapain kamu ?" dia menggodaku dengan pertanyaannya<br />
" mau masak.. katanya laper " aku masih asik menyiapkan segala bahan makanan yang ada..<br />
" bisa masak emang.? mau masak apa ?"<br />
" apa ajah yang ada disini.. pokoknya bisa dimakan "<br />
" yodaaah.. aku tunggu ajah.. " dia duduk dimeja makan memperhatikanku.. aku sudah sibuk memulai masakanku..<br />
<br />
Didalam dapur aku menemukan bumbu dasar untuk memasak cabai, bawang, toman dan bumbu tambahan lainnya.. sepertinya memang disediakan atau baru dibeli.. Ada sosis, telur, mie telur, sayuran, buah dan entahlah.. aku hanya melirik yang aku perlukan.. dan aku memulai memasak sesuka hatiku.. yang hasilnya sambel ijo sosis tomat, mie telur balado, capcai sosis, telur dan berbagai jenis sayuran yang ada.. Pokoknya aku masak dengan selerahku.. tentu saja selerah pedas, karena aku sudah terbiasa masak dan kebetulan ini ada dua sisi kompor.. aku memakai keduanya dan akhirnya cepat selesai.. Kalau untuk nasi memang masih disediakan si mbok.. Dan sepertinya D memang sengaja mau menguji aku bisa masak atau tidak..<br />
<br />
" bau-baunya sih enak.. rasanya siapa yan tau " dia berkata saat aku menyiapkan makanan di meja.. dan hanya aku balas dengan senyuman..<br />
" beneran enak nggak nih, nanti keracunan akunya " dia mengeraskan suaranya saat aku mengambil sisa makanan yang masih ada didapur..<br />
" udah makan ajah.. cerewet amat.. kalo nggak suka nanti kita beli diluar " aku berkata seadanya.. sambil mengambilkannya makanan..<br />
" semoga aku nggak keracunan " dia mengucap kata itu setelah berdoa.. dan aku hanya tersenyum menunggunya makan..<br />
" eeh.. kamu nggak makan ?" dia bertanya padaku saat hendak memasukan makanan ke mulutnya..<br />
" rasain dulu.. kalo keracunan kan kamu ajah.. kalo kita berdua yang bawa ke rumah sakit siapa.. " aku berkata menggodanya..<br />
" iyaa.. iyaaaa " dia memasukan makanan ke mulutnya dengan muka yang tak begitu yakin.. ( Lihat saja pasti nambah, aku berkata dalam hatiku ).. Dia mulai mengunyahnya secara perlahan.. dan membuatku semakin takut.. masak nggak enak sih.. kok dia pelan-pelan ngunyahnya.. aku mencicipi masakan ku lagi.. tak ada yang salah, semuanya pas.. malah enak walau terkesan memasak apa adanyaa..<br />
" kenapa.?" dia bertanya kepadaku<br />
" gimana rasanya ?" aku bertanya penuh harap..<br />
" enak kok " dia tersenyum lebar " aku cuma mau godain kamu ajah.. yodah yuk makan " dia melanjutkan makannya dengan lahap..<br />
" laper nih " gantian aku yang mengejeknya<br />
" iyaa.. kamu yang masak soalnyaa "<br />
" yodah abisin.. " dia hanya mengangguk sambil menghabiskan makanannya..<br />
<br />
Entahlaah.. seperti mimpi malam ini.. aku berada dikota yang jauh.. dirumah mewah.. bersama seorang lelaki.. yang ternyata mencuri sedikit perhatianku.. semua perasaan yang lalu seakan memudar hari ini.. tergantikan dengan perasaan yang baru.. tapi entahlah.. nikmati saja malam ini, mungkin dia akan mencuri hatiku dengan caranya sendiri.. atau dia akan mencuri tubuh dengan caranya sendiri.. Tapi, dia memang sudah mencuri sesuatu dariku untuknya..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-49.html">NEXT PART 49</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-27878090415697919832016-11-13T23:44:00.002-08:002016-11-13T23:55:42.181-08:00Beauty in the dark Part 47<br />
- D -<br />
Hari ini mungkin akan menjadi hari yang tak terduga bagiku.. Karena aku akan memutuskan keputusan kecil yang akan membuatku menyadari bahwa aku memang tak bisa menjadi seseorang yang penuh dengan dendam walau aku ingin.. Aku termasuk seseorang yang dapat menyimpan rasa dendam, tapi entah kenapa rasa dendam itu akan hilang dengan sendirinya.. seperti hari ini.. hari dimana aku memutuskan untuk mengubur dendamku dan menerima kenyataan bahwa inilah aku.. ya aku.. tak seharusnya aku menyalahkannya atas keputusanku..<br />
<br />
----------------------<br />
Tak butuh waktu berapa lama untuk kami tiba di tempat yang ditujunya.. sebuah tempat rekreasi di kota ini juga, taman S*L*CT*. Saat memasuki taman ini, hanya kekaguman yang terhingga terpancar dari mataku.. Hamparan berbagai jenis bunga ada dihadapanku, bagaimana aku tak bahagia melihatnya.. Taman ini merupakan replika dari Negeri dongeng.. aku mulai tersenyum dan berterimakasih padanya ( dalam hati )..<br />
<br />
" gimana baguskan ?" dia sudah menjepret sana dan sini..<br />
" he'em " aku mengangguk masih memandang hamparan taman ini.<br />
" yuk jalan, apa mau disini liatin bunga ajah " dia mengajakku ketengah taman bunga, aku berjalan dengan perlahan memperhatikan bunga di kanan dan kiriku.. begitu indah dan banyak sekali.. andai saja aku punya taman seperti ini.. khayalanku entah kemana.. dan biarkan aku menikmati semuanya.. hari ini..<br />
<br />
Kami berjalan mengelilingi taman ini sesuka hati, dia lebih memilih diam dan tak menggangguku.. sementara aku memilih berjalan - jalan sesukaku bahkan tak memperhatikannya lagi.. biarkan dia sibuk dengan kegiatannya.. Aku ingin menikmati hari ini.. Setelah puas melihat bunga dan menyentuhnya.. Aku pergi keatas melihat pemandangan sawa dan perbukitan.. Aku memandang sekitar dengan hati tenang menghirup udara sejuk.. begitu indahnya hidup ini.. TUHAN memberikan apapun yang kita butuhkan.. ya memang benar.. dan aku mengalaminya sejak dulu sampai hari ini..<br />
<br />
Kakiku sudah mulai terasa capek dan aku memutuskan untuk mencari tempat agar aku dapat duduk atau berbaring sendirian di bawa pepohonan atau tempat yang memang disediakan untuk duduk ditaman ini.. Aku menemukan posisi yang aku rasa tak akan ada yang menghampiri.. Aku duduk diatas rerumputan menikmati pemandangan dari kejauhan ini.. Dan tak ada orang yang lewat disini.. sejenak aku merebahkan badanku, aku tak peduli ini akan mengotori badan atau rambutku.. setidaknya pikiranku sekarang adalah merilekskan diriku serileks-rileksnyaa..<br />
<br />
Entahlah.. aku merasa lebih baik dibanding hari-hari sebelumnyaa..<br />
<br />
" sendiri ya ?" suara yang tak asing bagiku dengan nada lembut<br />
" maksudnya ?" aku hanya menjawab sewot<br />
" sendirian ya ?"<br />
" bisa liat kan ?"<br />
" boleh gabung "<br />
" nggak boleh.. "<br />
" oyaa kenalin.. D.. " dia mengulurkan tangannya kewajahku sembari duduk disampingku..<br />
" apaan sih ?" tanya ku sewot.. tanpa kata dan hanya senyum dia menarik tanganku untuk menyalaminya..<br />
" anggap ajah kita kenal disini, bisa nggak ?" dia berkata lembut, sejenak aku terdiam dan berpikir.. aku bangkit dari tidurku dan duduk disampingnya menghadap ke arahnya..<br />
" queen " aku menyalaminya..<br />
" makasih.. " dia tersenyum lebar " makasih banyak queen " dia hendak memelukku..<br />
" eiiitss.. nggak "<br />
" iyaaaa.. " dia menjabat tanganku dengan eratnyaa..<br />
<br />
Aku memutuskan menerima apa yang dia tawarkan untuk memulai hal yang baru yang justru akan aku ingkari.. D, menjadi bagian dalam hidupku.. tapi bagian yang lain yang akan membuat kisah hidupku menjadi rumit serumit hatiku..<br />
<br />
Kami menghabiskan waktu mengobrol seperlunya.. Dia mengerti bahwa aku memang tak begitu banyak berbicara.. Karena memang kondisiku baru-baru ini sedang tak enak.. ditambah aku harus beradaptasi dengannya.. setelah lama berbincang, kami berjalan-jalan kembali sampai jam 2 siang.. yang kemudian dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain..<br />
<br />
" abis ini makan yuk "<br />
" iyaa.. "<br />
" mau makan dimana ?"<br />
" dimana ajah.. "<br />
" oke deh.. "<br />
" oyaa.. kapan kita pulang ?" aku teringat dengan pekerjaanku<br />
" besok yaaa.. siang.. bisa kan ?"<br />
" aku kerja malam ini.. mana bisa " protesku<br />
" bisa kok.. aku udah kabarin temenmu.. udah minta tolong sama dia.. jadi bisa kan.?"<br />
" fida.. aduuuh.. adikku.. aku lupaa.. "<br />
" aman.. semua disana udah diurus sama temenmu katanya, jadi kita disuruh seneng-seneng disini.. "<br />
" kok bisa. ?" aku bertanya curiga.. " kamu sekongkol apa sama fida.? hah.?"<br />
" nggak ada loh.. curigaan amat kamu.. yang ada kemaren-kemaren aku nyari kamu dikosan dia.. nggak pernah ketemu akhirnya aku tanya-tanya sama anak situ nggak ada yang tau.. trus kebetulan tanya fida.. eh dia tau.. yaudah minta tolong sama dia.. awalnya dia bersikeras nggak mau nolongin.. tapi aku yakinin dia.. eh.. mau deh.. "<br />
" yakin gitu ajah.."<br />
" iyalah.. dia tuh jaga pribadi kamu banget tau.."<br />
" yodah "<br />
" udah gitu ajah ?"<br />
" trus mau apa.?"<br />
" bilang apa kek yang agak panjangan dikit "<br />
" males.. buruan laper nih "<br />
" iyaa.. iyaa.. "<br />
<br />
-----------------------<br />
" makan dimana yaaa.. bingung nih "<br />
" kan aku udah bilang dimana ajah " jawabku sewot<br />
" ish.. bakso mau?"<br />
" mau.."<br />
" yodah bakso ajah "<br />
<br />
Akhirnya setelah lama berpikir, kami makan bakso.. dan memang bakso M*l*ng itu enak.. murah lagi.. dan tentu ajah karena aku penyuka bakso.. aku makan yang banyak.. bodok amat dah.. mumpung selerah makanku lagi baik ya makan ajah..<br />
<br />
" laper nih " dia menyindirku<br />
" iyaaa.. " aku menjawab cuek sambil makan.. tak memperdulikannya yang tersenyum melihatku..<br />
" nambah.?"<br />
" boleh emang ?" aku sudah bertanya dengan mata berbinar<br />
" boleh lah.. mau berapa porsi ?" dia menawarkan<br />
" satu ajah.. baksonya ajah nggak pake mie " karena dia yang membayar aku hanya meminta sekedarnya ajah..<br />
" cukup.?"<br />
" cukup kok "<br />
" yodaah.. aku pesenin lagi yaa " Dia memanggil pelayan dan memesan bakso untukku.. dengan sisipan kata "agak cepet ya mbak "<br />
<br />
Aku memilih cuek dan menikmati bakso yang masih ada di mangkokku dan saat bakso pesanan ku datang lagi, aku hanya mengambilnya dan sedikit menyimpulkan senyuman ke dia.. Selesai makan aku memintanya untuk kembali ke rumahnya, karena aku capek dan mau istirahat.. dia hanya meng iyakan.. syukurlah dia tidak curiga dengan kondisi fisikku.. Badanku memang sudah tidak fit beberapa waktu ini..<br />
<br />
-----------------------<br />
" mau minum nggak?"<br />
" nggak .. aku mau istirahat ajah " aku berjalan kearah kamar ditemani olehnya " kamu ikut masuk juga ?" tanya ku menyelidik<br />
" iyaa lah.. ini kan kamarku.. ya jelas aku masuk "<br />
" apaan.. sana pergi.. aku mau istirahat "<br />
" diih.. dari tadi malem juga aku disini sama kamu.. lagian kamu nggak bisa larang aku "<br />
" kenapa nggak bisa ? hah.?" aku menantangnya<br />
" tuh kamar mana ada kuncinya.. jagain ajah pintunya biar aku nggak bisa masuk " dia berkata dengan pedenya dan akhirnya aku mengambil sikap cuek.. kesialanku bertambah..<br />
" awas kamu macem-macem " aku meninggalkannya dengan cepat kedalam kamar dan menidurkan diriku, sementara dia sudah tertawa kegirangan seperti mendapatkan durian runtuh..<br />
<br />
Entahlah aku tak bisa berpikir atau marah atau apa.. yang aku ingin secepatnya tertidur dan menenangkan diriku.. aku tak mau pingsan disini.. aku tak mau pingsan lagi.. jadi aku harus beristirahat sejenak.. sedikit ku intip dia dari sela bulu mataku yang pendek, dia sedang duduk di kamar ini tanpa melakukan apapun.. ahh.. sudahlah.. saatnya tidur..<br />
<br />
---------------------<br />
Aku terbangun dari tidur nyenyakku untuk kedua kalinya dalam hari ini.. Rasanya beban ini sedikit berkurang.. Mungkin memang aku membutuhkan sedikit kehangatan laki-laki dalam kondisi seperti ini.. Dan aku mengakuinya, memang aku membutuhkannya.. Aku tidak menjadi seorang gadis yang munafik atau menjadi gadis yang berpura-pura hanya mencintai satu orang.. Tapi tetap saja diantara semua orang yang mengisi hatiku.. Masih reza yang ada diposisi utama.. Dan biarkan kisahku berlanjut hari ini..<br />
<br />
Ini sudah terlalu sore dan sepertinya sudah malam.. tidurku terlalu nyenyak mungkin.. aku masih bergulat diatas tempat tidurku tanpa menyadari dia ternyata ada disampingku.. masih tertidur..<br />
<br />
Kulihat dia sedang tertidur dengan senyum simpul dibibirnya.. apakah ini tidur terindahnya.? atau kah ini hari terindahnya.? sehingga tidurpun dia menyimpulkan senyuman.. Ah.. pikiranku semakin tidak karuan.. Kalau saja dia datang disaat kondisiku sedang baik-baik saja seperti yang lalu, mungkin aku akan menjauhinya dan membuangnya.. bahkan menghidarinya sampai mati.. Tapi ini berbeda, dia datang disaat aku membutuhkan pegangan.. dan dia datang dengan cara TUHAN.. aku menerimanya..<br />
<br />
Aku masih memandangnya.. kuperhatikan lekuk wajahnya.. rambut hitam lebat tersusun rapi.. mata bulat dengan bulu mata lebat yang sedikit lentik namun tegas.. alis yang tebal tersusun rapi.. ternyata dia punya mata yang indah.. aku sedikit mendekatkan wajahku.. entahlah.. ini terjadi tanpa aku sadari.. kuperhatikan lagi lebih kebawa.. hidung mancungnya sedikit menggemaskan.. kumis tipis yang tersusun rapi menandakan dia akan beranjak dewasa.. dan bibir penuh merah mereka miliknya.. dagunya yang mempertegas wajahnya.. ya TUHAN.. ternyata dia sangat menarik dan benar - benar menarik untuk semua wanita.. dia sosok yang sempurna..tapi, aku baru menyadarinya.. kali ini sedikit rasa datang karena kejadian tak terduga ( Pertemuan dan Kebersamaan )..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-48.html">NEXT PART 48</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-36172172966270416082016-11-13T23:43:00.004-08:002016-11-13T23:54:59.838-08:00Beauty in the dark Part 46<br />
(Sejenak) Aku Bahagia<br />
Aku bangun dari tidur singkatku, setidaknya sudah 2 jam aku tertidur dalam mimpi indahku.. Biasanya aku tertidur dalam kegelisahanku yang membuatku kondisiku semakin memburuk.. Tapi idur 2 jam ini sangat menyenangkan bagiku, entah itu karena pelukannya, entah karena hatiku yang sedikit membaik, aku tak pernah tau.. yang jelas aku merasakan kedamaian setelah masa sulit ini.. walau hanya sedikit..<br />
<br />
Dia sudah tak ada dikamar, aku masih bergulat dengan selimutku.. menikmati pagi ini.. Kuamati sekeliling kamar, dimeja sudah ada handuk bahkan bingkisan.. Aku bangkit dari kasur dan melihatnya.. Handuk untukku, ada kertas diatasnya.. Ku ambil dan kubaca..<br />
<br />
" Aku nggak tau kamu suka atau nggak, tapi pakailah."<br />
- D -<br />
<br />
Aku melihat isi bingkisan yang ada disebelah handuk.. Ku buka ada dua bingkisan lagi didalamnya.. Satu ditas berwarna merah mudah kalem dan sati lagi ditas bera\warna hitam.. Aku keluarkan keduanya dan aku buka.. Sebenernya nggak ada alasan untuk kaget, tapi ditas merah muda kalem ternyata isinya pakaian dalam cewek warna merah dan hitam.. Kenapa dia belikan aku 2 pasang pakaian dalam dan semua warna kesukaanku, tapi sepertinya imajenasinya akan liar membayangkan aku memakai apa yang dia belikan.. Tapi setidaknya dia tidak membelikanku dengan model yang membuatku geli untuk memakainya.. Sementara ditas satunya aku ada baju untukku.. Modelnya semi gaun dengan panjang selutut berwarna merah muda pudar keputihan.. Memakainya seperti gadis anggun.. Setidaknya ini pakaian yang aku punya saat ini..<br />
<br />
Aku beranjak kekamar mandi.. mandi dengan perasaan tanpa beban hari ini.. sedikit bersenandung.. beda dengan hari-hari sebelumnya.. Kulihat wajahku dikaca.. ada yang berbeda.. wajahku lebih terlihat berseri hari ini, menjadi sedikit bercahaya.. ya TUHAN, apa yang terjadi denganku.. kenapa dia yang aku benci yang ada dihadapanku saat ini bahkan membuatku menjadi lebih baik.. ya TUHAN, aku mohon jauhkan aku darinya sebelum terlambat.. sedikit penyesalan tak begitu berarti dalam raut wajahku pagi ini..<br />
<br />
Aku merapikan diriku.. tidak seperti disaat aku akan bertemu reza.. kali ini lebih biasa tanpa memoles apapun.. ala kadarnya diriku.. selesai berberes, aku memutuskan untuk keluar kamar..<br />
<br />
Ini sebuah rumah mewah nan minimalis.. terlihat nuansa asri dirumah ini dan sepih.. aku memberanikan berjalan ke sisi-sisi rumah ini sendiri.. bagus.. beda dengan rumah dikampung.. dulu aku hanya bisa melihat rumah ini di gambar atau melewati perumahan mewah.. tapi sekarang berada didalamnya dan berjalan-jalan didalamnya.. berbeda dengan rumahku.. tapi bagaimanapun juga, rumahku adalah rumah terbaik yang pernah ada dihidupku..<br />
<br />
Ada taman kecil didalam rumah ini.. Aku berjalan kearah taman itu.. Terdapat tempat berteduh ditaman itu, kolam kecil untuk sekedar bermain dengan ikan.. terdapat beberapa jenis tanaman.. Seakan memasuki dunia berbeda saat berada diberanda pintu ini.. Begitu sejuk dan damai ada disini.. aku memandang kagum pada sekitar..<br />
<br />
" bagus ya ?" suara ramah muncul dari belakangku<br />
" eh.. iyaaa " aku mencoba bersikap biasa terhadapnya<br />
" ayooo.. makan.. laperkan " dia mengajakku untuk makan, sepertinya dia sudah mencariku di sudut rumah ini hingga menemukanku disini.. aku mengangguk dan mengikutinya saja.. Kulihat dia memegang kamera.. aku memberanikan diri bertanya..<br />
" kamere buat apa ?"<br />
" oh.. ini.. buat ini " dia mengarahkan kameranya dengan sekejap kearahku dan memfotoku. aku yang awalnya kaget spontan memarahi dia..<br />
" iiih.. apaan.. siniin kamrenyaa " aku coba mengambilnya<br />
" buat apa ?" dia mencegah samberan tanganku<br />
" diapus.. siniin.. apus nggak ?" aku mulai sebel kepadanya<br />
" nggak.. weeekk " dia berlari kecil sambil sesekali memfotoku " ayoo sini kalo bisa ambil.. " dia mengejekku.. aku mengejarnya sambil menutup wajahku saat dia mengambil fotoku..<br />
<br />
Dia berlari sampai kemeja makan, disana ada seseorang.. umurnya kurang lebih 40-50 tahunan sepertinya.. mungkin asli sini.. dia hanya melihatku sekali dan tersenyum seperti mengundurkan diri.. aku yang kaget melihatnya, menghentikan lariku dan tersenyum menunduk kepada ibu itu.. sementara dia sudah ada didepan meja makan dan menggeserkan kursi untukku..<br />
<br />
" duduk sini " dia menepuk punggung kursi.. aku yang masih agak canggung dan kaget karena ada ibu tadi ( sebenarnya malu karena berlai-lari seperti anak kecil ) memutuskan duduk dikursi yang di berikannya.. Bisa membayangkan bagaimana ekspresiku saat itu.. seperti orang yang salah tingkah tapi mau bagaimana lagi, terima sajalah..<br />
" tadi siapa ?" aku sudah duduk dan menunggunya duduk disebelahku ( sudah lupa dengan insiden foto karena hal lain )<br />
" ooh.. kenapa ?" dia mengambilkan ku sarapan<br />
" tanya ajah.. "<br />
" mukamu lebih bagus ada ekspresi daripada datar gitu " dia berkata cuek masih mengambilkanku beberapa menu, aku hanya diam..<br />
" heem.. dia yang nginep sini.. jaga ini rumah " akhirnya dia memilih menjelaskan<br />
" ohhh " aku hanya mengangguk " udah segini ajah " aku memastikan porsiku tidak seperti yang dia bayangkan<br />
" yakin.? "<br />
" iyaaa.. kenapa ?"<br />
" nggak apa-apa.. kamu diet ya ?"<br />
" nggak "<br />
" kok kurusan.. makannya dikit lagi "<br />
" lagi males ajah "<br />
" irit banget yaaa "<br />
" apanya ?"<br />
" ngomongnyaa.. bisa nggak dibanyakin.. apa kek.. ini kek.. itu kek.. pelit banget sama kata-kata "<br />
" iya kapan-kapan " aku mulai melahap makanan ku<br />
" nggak nawarin makan, nggak ngambilin balik.. " dia seperti seakan menganggap kami tak ada masalah dan trus berusaha bersikap baik terhadapku.. dan aku hanya mengacukannya sambil makan.. akhirnya dia menyerah dan ikut makan dengan hati kesal mungkin..<br />
<br />
----------------------<br />
" makannya cepetin bisa nggak ?"<br />
" iyaaa " aku menjawab singkat<br />
" nggak tanya kenapa atau apa gitu " dia bertanya heran, aku hanya memandangnya sekilas dan melanjutkan makan ku.. " udah kuduga.. abis ini kita jalan ya. "<br />
" ke.." belum sempat aku melanjutkan.. dia sudah membalasnya " ssstttt.. ikut ajah.. jangan nolak.. " dia mengelus rambut atasku dan meninggalkanku " makan yang banyak dulu biar kuat.." dan lagi.. aku hanya diam..<br />
<br />
TUHAN, perasaan apa ini.. kenapa seperti ini.? Apakah ini sekenario baru yang akan aku jalani.. Dia datang dihidupku diwaktu yang salah dan kejadian yang salah.. Dan kini dia datang dihidupku diwaktu yang tepat dan kejadian yang tepat.. Dia datang tanpa aku tahu bagaimana awal mula kedatangannya.. ya TUHAN.. tolong aku..<br />
<br />
-----------------------<br />
Dia kembali membawa beberapa bawaan yang aku tak tau apa.. dengan tersenyum riang dia seakan tak pernah merasa tersakiti saat aku tak menganggapnya ada dalam hidupku..<br />
<br />
" udah.. yuk "<br />
" aku ambil tas dulu "<br />
" nggak usah.. nggak butuh jugaa.. yuk langsung ajah "<br />
" trus ini ?" aku memandang ke arah meja makan<br />
" biar mbok yang beresin, udah yuk aah "<br />
<br />
Aku berjalan mengikutinya dari belakang.. dia menuntun jalan keluar rumah.. saat tiba diluar, aku baru sadar kalau aku hanya bertelanjang kaki ( aku tak tau dimana sepatu yang aku pakai terakhir kali ).. dan aku berhenti sebentar.. dia pun sadar kalau ada yang aneh denganku..<br />
<br />
" kenapa ?" dia menoleh kearahku, aku hanya diam memainkan kakiku sambil menunduk.. entahlah selah-olah aku seperti gadis pemalu atau apa jika didepannya saat ini.. " astaga.. aku lupa.. " dia tau apa yang aku maksud " bentar ya.. " dia tersenyum dan berlari kedalam rumah, entah apa yang akan diambilkannya untukku..<br />
<br />
Tak butuh waktu lama untuk menunggunyaa.. Dia membawa bungkusan.. dan memberikannya kepadaku.." nih pake " aku mengambilnya.. kulihat didalamnya ada kotak.. ku buka kota itu ternyata isinya sepatu.. selerahnya bagus juga.. pas denganku.. aku memakainya dan pas dikakiku.. sejenak aku bengong dan berpikir sambil memandang kaki ku.. " kenapa semua ukuran pas.? apa dia sudah mengukur badanku.? jangan-jangan tadi malam dia udah gerayangin aku.." pikiran negatif bermunculan dikepalaku dalam lamunanku..<br />
<br />
" woooi.. ayoook.. mala bengong "<br />
" eh.. iyaa " aku berjalan ke keluar mengikutinya dan masuk kedalam mobil yang dibukakannya.. sementara dia hanya tertawa melihatku.. mungkin dipikirannya aku gadis desa yang aneh.. tapi sudahlah.. bukan urusanku apapun pikirannya.. intinya aku akan bertanya kepadanya tau darimana dia ukuran baju, daleman bahkan sepatuku..(nanti).<br />
<br />
" kamu tau darimana semuanya ?" aku membuka obrolan disela perjalanan<br />
" heh.. apanya ?" dia bertanya bingung<br />
" ukuran baju, sepatu sma itu "<br />
" oooh.. itu.. ya tau ajah " dia tertawa nyengir<br />
" serius ini.. " aku mulai jutek<br />
" dihh.. penasaran amat.. kenapa emangnya ?"<br />
" ya jelas.. secara kamu tau semuanya.. tadi malem kamu pegang-pegang aku yaa " aku mulai sedikit emosi<br />
" kalo tadi malam rahasia dong.. yang jelas aku tau lah.."<br />
" beneran kan.. turunin aku disini " bentakku, walau aku tau nih jalan sepi kayak utan tapi setidaknya ini siang dan aku berani..<br />
" yakin.? masak karena itu ajah minta turun "<br />
" iyaa.. turunin pokoknyaa " aku sudah membentaknya<br />
" diih.. kamu.. jelas-jelas udah pernah tidur sama aku, masak dirabah dikit ajah langsung ngamuk-ngamuk "<br />
" aku tidur sama kamu, bukan berarti seenak jidatmu pegang-pegang badanku.. kamu pikir aku cewek apaan "<br />
" cewek ku "<br />
" apa.? "<br />
" nanti maksudku.. udah aah.. jangan marah.. ya jelas aku tau lah.. aku kan pernah pegang, pernah rasain, pernah semua.. kan aku udah bilang cuma kamu.. jadi ya aku masih inget.."<br />
" boong banget kamu "<br />
" serius ini.. kamu mikirnya negatif trus sih ke aku.. padahal aku nggak gitu loh.. udah aah.. jangan marah-marah nggak seru jalan-jalannya "<br />
" bodok.. "<br />
" iyaa.. sory.. sory.. tadi malem aku cuma peluk kamu sebentar.. eh.. agak lama " aku masih memperlihatkan wajah marahku kepadanya " cium pipi juga.. eh.. kening.. "<br />
" apa lagi ?" paksaku<br />
" oke.. oke aku ngaku.. tadi malam aku tidur disebelahmu, meluk kamu, cium semua yang ada di wajahmu.. udah itu ajah.. nggak grepek juga.. sumpah " dia mengaku dengan terpaksa..<br />
" bibir.?" aku bertanya ke dia dengan sungguh-sungguh<br />
" maafin aku.. aku tau kamu nggak suka.. tapi nggak bisa nahan buat nggak nyium bibirmu.. maaf.. " dia bersungguh-sungguh entah berpura-pura.. aku hanya diam..<br />
" aku memang mau banget nyium bibirmu bahkan nggak bisa nahan.. tapi aku nggak bisa.. aku maunya nyium itu kalo kamu ngasih.. aku nggak bisa nyium seenakku.. maaf yaa.. ini beneran kok.. aku nggak boong "<br />
" iyaa.. makasih " setidaknya dia tak mencium bibirku.. karena aku punya aturan untuk urusan ciuman dengan bibir..<br />
<br />
Dia tetap melanjutkan perjalanan kami ketempat yang dia ingin tujuh untuj mengajakku jalan-jalan hari ini.. Entah hal gila apa yang akan dia perbuat, biarlah.. Dan setidaknya aku tak diturunkannya dijalan karena aku nggak bawa apa-apa.. <br />
<br />
Quote:Kenapa seorang pelacur tidak ingin dicium bibirnya.?<br />
<br />
" Karena mulut merupakan saluran yang menghubungkan dunia luar dengan apa yang ada dalam tubuh termasuk hati.. Dan aku, sebagai seorang pelacur mempunyai hati yang didalamnya terdapat cinta.. Cinta bisa tumbuh karena pertemuan, perbincangan, kebersamaan dan CIUMAN.. Dan dalam pekerjaan aku tidak melibatkan hatiku atau perasaan ku untuk menikmati apa yang aku lakukan saat memuaskan mereka, sehingga aku tak akan memberikan bibirku.. Dan.. aku hanya akan berbagi apa yang masuk kedalam tubuhku dengan orang yang memang aku cintai.. bukan dengan orang yang menikmatiku.."<br />
<br />
Tapi, kebanyakan pelacur akan memberikan ciumannya karena dia memang dia sudah menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.. dia bukan lagi wanita yang dengan terpaksa melakukan, tapu dia wanita yang menikmati setiap jengkal kepuasan yang diberikan semua pria dengan mendapat bonus untuk kenikmatan yang dia berikan dan dia dapatkan.<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-47.html">NEXT PART 47</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-87165784762502335832016-11-13T23:43:00.000-08:002016-11-13T23:54:33.187-08:00Beauty in the dark Part 45<br />
De Klein Switzerland van Java (Agropolitan)<br />
Sejenak aku sadar dari duniaku sendiri.. dan aku berada didaerah yang asing denganku.. sangat begitu asing.. aku memadan jalan yang kami lewati.. tak pernah aku melewatinya dan aku yakin ini bukan di kota yang sama.. aku meliriknya, wajahnya kaku dan menakutkan seakan dia tak ingin siapapun mengganggunya.. ya wajah yang tak pernah dia tunjukkan dihadapanku bahkan hari ini..<br />
<br />
" kita mau kemana ini ?" aku berusaha menenangkan suaraku walau terdengar gusar. dia hanya diam dan menatap jalanan dengan wajah kakunya..<br />
" heeeii.. kita mau kemana ?" aku mencoba bertanya dengannya kali ini dengan nada suara yang lebih keras. Entah apa yang ada dipikiran, dia sama sekali tak menghiraukanku.. Aku... ya aku semakin takut apa yang akan terjadi kepadaku.. akhirnya aku memutuskan untuk menelepon fida.. mungkin ini akan menjadi lebih baik.. Aku mengambil hape dari tasku.. Tapi, kesialan sepertinya berpihak kepadaku.. Hapeku mati.. keabisan batre.. dan aku hanya bisa menangis.. Satu-satunya jalanku untuk memperbaiki suasana adalah menangis, tapi tangisku tertahan dalam diam ku.. Dia tetap tak bergeming sampai akhirnya dia berhenti mendadak lagi..<br />
" bisa berhenti nangis nggak sih ?" dia sedikit sinis terhadapku, namun aku memilih diam dan tak menjawabnya.. " aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu jadi berhenti nangisnya " tangisanku sedikit melemah..<br />
" trus kita mau kemana ?"<br />
" udah ikut ajah.. janji nggak bakal macem-macemin kamu "<br />
" mana bisa aku percaya kamu "<br />
" nggak perlu percaya, liat ajah nanti.. udah diem " aku hanya memilih diam.. ya diam..<br />
<br />
------------------------<br />
Entah sudah berapa jam aku diam disini.. dan hatiku semakin kacau.. entah apa yang akan dia lakukan dan akan membawaku kemana.. Aku berusaha melihat sekeliling, mencoba melihat berbagai tulisan dengan sorotan lampu yang minim di kegelapan malam.. Dan kita memang sudah berada dikota yang berbeda.. Kota yang dingin dan menyejukkan.. Kota ini sering dikenal sebagai kota Paris Van East Java atau kota Apel.. Tapi sepertinya kami masih melewati kota ini.. Aku semakin tak mengerti akan dibaw kemana olehnya.. Disamping kondisi fisikku yang tidak begitu baik dan ini memang sudah malam, ini semakin membuatku berada dalam kondisi yang tidak baik.. Ya sepertinya aku akan pingsan jika tidak segera tidur.. Tapi aku tetap berusaha untuk menyadarkan diriku.. Sebisa dan semampuku..<br />
<br />
-----------------------<br />
Kepalaku terasa pusing hari ini.. kondisiku semakin memburuk, dirundung kesedihan dan semua pemikiran yang menjadikanku semakin larut dalam kesengsaraanku.. Aku mencoba membuka mataku.. Apa yang kulihat ini nyata.. Sangat nyata.. Dihadapanku ada Tama.. Entah sejak kapan dan bagaimana dia ada dihadapanku.. Dan raut wajahnya, ya TUHAN dia terlihat bercahaya dengan senyum tulusnyaa.. Aku memberikan senyumanku kepadanya, seakan hendak mengadu kepadanya.. tanpa basa basi aku memeluknya ya memelukanya erat, sangat erat.. Terasa hangat pelukannya dan tak ingin ku lepas.. Awalnya.. tapi akhirnya aku melepasnya karena dia bukan yang aku harapkan..<br />
<br />
" syukurlah kamu baik-baik ajah queen " seketika aku menyadari ini bukan suara tama.. tapi ini suara orang yang aku benci, benci karena alasan yang tidak pasti.. dan aku langsung menjauh darinya..<br />
" ngapain kamu disini ?" aku betanya sinis terhadapnya<br />
" masak kamu lupa.. dari tadi malem kan kamu sama aku.. trus kamu tadi juga senyum, peluk aku "<br />
" aku nggak inget " aku berusaha mengalihkan pembicaraan " ini dimana ? " aku mengamati sekitar.<br />
" dikamar " dia hanya menjawab singkat " udah istirahat ajah kalo masih ngantuk "<br />
" aku tau dikamar, tapi didaerah mana ?" perasaanku semakin kacau, takut dia memperkosaku.. karena sudah pernah mengalami hal buruk dengannya, aku sudah berpikir yang aneh-aneh walau dia tak melakukan apapun denganku..<br />
" nanti juga tau " dia berkata singkat sambil membuka gorden penutup jendela..<br />
Sejenak aku terkejut melihat hamparan pemandangan indah di hadapan jendela ini.. tapi aku benar-benar tidak tahu ini dimana..<br />
" gimana aku tau.. aku nggak pernah kemana-mana.? tadi malam juga aku tau kita lewat M*l*ng dari jalan-jalan " aku protes kepadanya<br />
" kita masih sekitaran M*l*ng kok, cuma beda kota " dia masih bersikap dingin..<br />
<br />
Aku memilih diam dan memandang jendela yang ada disisi tempat tidurku.. Ini bukan kamar hotel, ini juga bukan losmen, tapi apa ini vila.. ngapain juga dia repot-repot sewa vila.. atau dia memang udah rencanain semuanya.. memikirkan segala kemungkinan membuatku lupa akan fida maupun anda.. entah apa yang terjadi disana.. entahlah.. aku teralihkan oleh makhluk yang ada bersamaku saat ini ( menculikku lebih tepatnya)..<br />
<br />
" udah istirahat ajah, masih pagi.. siapin tenaga yang banyak buat nanti "<br />
" emang mau ngapain.?" aku sudah memikirkan hal yang merusak otakku, berpikir negatif atas apapun yang dia akan lekukan dan rencanakan..<br />
" ilangin pikiran jorokmu.. kalo nggak aku bakal ngelakuinnya ke kamu " aku benar-benar terkejut dengan perkataannya, dia semakin membuatku takut.. tapi aku memberanikan diri untuk melawannya..<br />
" makannya jawab "<br />
" kan udah aku bilang ikut ajah walau nggak percaya.. buktinya apa ada aku nyentuh kamu.. kalo aku mau.. tadi malem juga bisa aku perkosa kamu sampe puas.. tapi nggak aku buat, aku masih punya hati sama otak.. "<br />
" ----------" diam tanpa kata dan mencoba menyadari bahwa mungkin aku terlalu salah terhadapnya menganggap dia bajingan super.. hanya karena kesalahanku.. dan kenapa aku selalu menjadi orang yang menyalahkan diriku sendiri.. aku benci diriku yang lemah terhadap orang lain.. bahkan untuk menjadi jahat pun aku belum bisa.. ya belum..<br />
" udah istirahat sana.. atau mau aku tidurin " dia mencoba bercanda terhadapku dengan candaan yang pasti akan membuatku marah.. namun bukan marah yang aku lakukan.. aku memilih membenamkan badanku ke kasur, menghadap jendela, melingkarkan selimut keseluruh badanku, bahkan aku memeluk bantal.. sedikit merengungi apa yang ada.. ya segala pemikiran burukku terhadapnya..<br />
<br />
Aku masih tak bisa tertidur.. namun aku berusaha memejamkan mataku.. setidaknya dengan begini aku tak bingung harus bersikap apa terhadapnya.. Kupejamkan mataku dalam-dalam menikmati dingingnya udara yang masuk dari cela-cela jendela pagi ini.. terasa menyenangkan.. Entah berapa lama aku begini, tapi aku menyukainya.. Perlahan entah mimpi atau bukan.. Aku merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhku.. Ya, sangat hangat dan lembut.. Ingin aku segera bangkit dan menjauh dari nya.. Namun, entah apa yang terjadi, hatiku hanya berkata biarkan dia.. lupakan sejenak kebencianmu, karena kamu membutuhkan sedikit kehangatan dalam kesepianmu.. Hati dan pikiranku beradu namun ragaku hanya dia tak berpaling sedikitpun.. Biarkan aku menikmatinya.. untuk saat ini.. karena aku butuh.. ( sebuah pembenaran untuk hal terlarang.. )<br />
<br />
Aku pikir dia tau kalau aku tak tertidur, ternyata dia memang berpikir aku sudah tertidur kembali.. dia hanya memelukku tanpa melakukan adegan mesum yang akan aku bayangkan.. ya dia hanya menghangatkan dan mencoba menghiburku.. yaa.. dia tulus, hanya saja dia datang diwaktu dan kejadian yang salah.. yang membuatku harus membencinya.. ya membencinya..<br />
<br />
" kalo aku bisa balikin semuanya.. aku lebih milih kehilangan semuanya demi balikin semuanya ke kamu " dia berkata lirih saat memelukku " aku lebih suka kamu tidur, maafin aku " dia berkata lemah dan mengulang permintaan maafnya kepadaku dan mencium pipiku.. lagi dia mengucapkan kata yang membuatku benar-benar merasa ini tak adil.. seperti kisah cintaku kepada reza.. dia juga mengalami ketidak adilan ini.. Aku memilih diam dan berada diantara ketidak adilan ini.. yaa.. ini sudah cukup bagiku..<br />
<br />
Mungkin dengan diam aku lebih bisa menerimanya dan dia lebih merasa nyaman denganku.. Aku larut dalam pikiranku sendiri hingga aku tertidur lagi tanpa rasa takut yang berlebihan.. Dan mungkin dia juga tertidur.. karena pagi ini, mungkin pagi terindah untuknya karena bersamaku dan pagi terindah untukku karena ada yang memelukku dimasa-masa tersulit ini.. Dan biarkan diam menjadi saksi bahwa aku mulai sedikit memaafkannya..<br />
<br />
Quote:" Memaafkan itu tidak sulit.. Karena benci dan cinta itu terletak pada satu ruang yang sama yaitu <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/37.gif" /> , Maka berilah banyak porsi untuk rasa cinta dan sedikit porsi untuk rasa benci.. Sehingga memaafkan pun akan terasa lebih mudah untuk dilakukan - Memaafkan, memberi sedikit ruang pada rasa benci "<br />
<br />
Dan setiap kisahku memiliki sebuah makna yang akan aku jadikan pelajaran hidupku.. Dibalik sosok wanita sepertiku, terdapat sebuah kisah yang akan terkunci rapat dalam hidupku.. Dan bagi kalian yang mengenalku di kehidupan nyata, biarlah kalian menerka apa yang pernah terjadi dan apa yang aku alami atau pendidikan/orang tua seperti apa yang ada padaku, bahkan lingkungan seperti apa yang bersamaku.. dan cukuplah kalian tau.. ini aku untuk hidupku ( dengan kisah kelam terpendam )...<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-46.html">NEXT PART 46</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-977711689766346592016-11-13T23:42:00.001-08:002016-11-13T23:54:03.093-08:00Beauty in the dark Part 44<br />
De Klein Switzerland van Java (Agropolitan)<br />
Sejenak aku sadar dari duniaku sendiri.. dan aku berada didaerah yang asing denganku.. sangat begitu asing.. aku memadan jalan yang kami lewati.. tak pernah aku melewatinya dan aku yakin ini bukan di kota yang sama.. aku meliriknya, wajahnya kaku dan menakutkan seakan dia tak ingin siapapun mengganggunya.. ya wajah yang tak pernah dia tunjukkan dihadapanku bahkan hari ini..<br />
<br />
" kita mau kemana ini ?" aku berusaha menenangkan suaraku walau terdengar gusar. dia hanya diam dan menatap jalanan dengan wajah kakunya..<br />
" heeeii.. kita mau kemana ?" aku mencoba bertanya dengannya kali ini dengan nada suara yang lebih keras. Entah apa yang ada dipikiran, dia sama sekali tak menghiraukanku.. Aku... ya aku semakin takut apa yang akan terjadi kepadaku.. akhirnya aku memutuskan untuk menelepon fida.. mungkin ini akan menjadi lebih baik.. Aku mengambil hape dari tasku.. Tapi, kesialan sepertinya berpihak kepadaku.. Hapeku mati.. keabisan batre.. dan aku hanya bisa menangis.. Satu-satunya jalanku untuk memperbaiki suasana adalah menangis, tapi tangisku tertahan dalam diam ku.. Dia tetap tak bergeming sampai akhirnya dia berhenti mendadak lagi..<br />
" bisa berhenti nangis nggak sih ?" dia sedikit sinis terhadapku, namun aku memilih diam dan tak menjawabnya.. " aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu jadi berhenti nangisnya " tangisanku sedikit melemah..<br />
" trus kita mau kemana ?"<br />
" udah ikut ajah.. janji nggak bakal macem-macemin kamu "<br />
" mana bisa aku percaya kamu "<br />
" nggak perlu percaya, liat ajah nanti.. udah diem " aku hanya memilih diam.. ya diam..<br />
<br />
------------------------<br />
Entah sudah berapa jam aku diam disini.. dan hatiku semakin kacau.. entah apa yang akan dia lakukan dan akan membawaku kemana.. Aku berusaha melihat sekeliling, mencoba melihat berbagai tulisan dengan sorotan lampu yang minim di kegelapan malam.. Dan kita memang sudah berada dikota yang berbeda.. Kota yang dingin dan menyejukkan.. Kota ini sering dikenal sebagai kota Paris Van East Java atau kota Apel.. Tapi sepertinya kami masih melewati kota ini.. Aku semakin tak mengerti akan dibaw kemana olehnya.. Disamping kondisi fisikku yang tidak begitu baik dan ini memang sudah malam, ini semakin membuatku berada dalam kondisi yang tidak baik.. Ya sepertinya aku akan pingsan jika tidak segera tidur.. Tapi aku tetap berusaha untuk menyadarkan diriku.. Sebisa dan semampuku..<br />
<br />
-----------------------<br />
Kepalaku terasa pusing hari ini.. kondisiku semakin memburuk, dirundung kesedihan dan semua pemikiran yang menjadikanku semakin larut dalam kesengsaraanku.. Aku mencoba membuka mataku.. Apa yang kulihat ini nyata.. Sangat nyata.. Dihadapanku ada Tama.. Entah sejak kapan dan bagaimana dia ada dihadapanku.. Dan raut wajahnya, ya TUHAN dia terlihat bercahaya dengan senyum tulusnyaa.. Aku memberikan senyumanku kepadanya, seakan hendak mengadu kepadanya.. tanpa basa basi aku memeluknya ya memelukanya erat, sangat erat.. Terasa hangat pelukannya dan tak ingin ku lepas.. Awalnya.. tapi akhirnya aku melepasnya karena dia bukan yang aku harapkan..<br />
<br />
" syukurlah kamu baik-baik ajah queen " seketika aku menyadari ini bukan suara tama.. tapi ini suara orang yang aku benci, benci karena alasan yang tidak pasti.. dan aku langsung menjauh darinya..<br />
" ngapain kamu disini ?" aku betanya sinis terhadapnya<br />
" masak kamu lupa.. dari tadi malem kan kamu sama aku.. trus kamu tadi juga senyum, peluk aku "<br />
" aku nggak inget " aku berusaha mengalihkan pembicaraan " ini dimana ? " aku mengamati sekitar.<br />
" dikamar " dia hanya menjawab singkat " udah istirahat ajah kalo masih ngantuk "<br />
" aku tau dikamar, tapi didaerah mana ?" perasaanku semakin kacau, takut dia memperkosaku.. karena sudah pernah mengalami hal buruk dengannya, aku sudah berpikir yang aneh-aneh walau dia tak melakukan apapun denganku..<br />
" nanti juga tau " dia berkata singkat sambil membuka gorden penutup jendela..<br />
Sejenak aku terkejut melihat hamparan pemandangan indah di hadapan jendela ini.. tapi aku benar-benar tidak tahu ini dimana..<br />
" gimana aku tau.. aku nggak pernah kemana-mana.? tadi malam juga aku tau kita lewat M*l*ng dari jalan-jalan " aku protes kepadanya<br />
" kita masih sekitaran M*l*ng kok, cuma beda kota " dia masih bersikap dingin..<br />
<br />
Aku memilih diam dan memandang jendela yang ada disisi tempat tidurku.. Ini bukan kamar hotel, ini juga bukan losmen, tapi apa ini vila.. ngapain juga dia repot-repot sewa vila.. atau dia memang udah rencanain semuanya.. memikirkan segala kemungkinan membuatku lupa akan fida maupun anda.. entah apa yang terjadi disana.. entahlah.. aku teralihkan oleh makhluk yang ada bersamaku saat ini ( menculikku lebih tepatnya)..<br />
<br />
" udah istirahat ajah, masih pagi.. siapin tenaga yang banyak buat nanti "<br />
" emang mau ngapain.?" aku sudah memikirkan hal yang merusak otakku, berpikir negatif atas apapun yang dia akan lekukan dan rencanakan..<br />
" ilangin pikiran jorokmu.. kalo nggak aku bakal ngelakuinnya ke kamu " aku benar-benar terkejut dengan perkataannya, dia semakin membuatku takut.. tapi aku memberanikan diri untuk melawannya..<br />
" makannya jawab "<br />
" kan udah aku bilang ikut ajah walau nggak percaya.. buktinya apa ada aku nyentuh kamu.. kalo aku mau.. tadi malem juga bisa aku perkosa kamu sampe puas.. tapi nggak aku buat, aku masih punya hati sama otak.. "<br />
" ----------" diam tanpa kata dan mencoba menyadari bahwa mungkin aku terlalu salah terhadapnya menganggap dia bajingan super.. hanya karena kesalahanku.. dan kenapa aku selalu menjadi orang yang menyalahkan diriku sendiri.. aku benci diriku yang lemah terhadap orang lain.. bahkan untuk menjadi jahat pun aku belum bisa.. ya belum..<br />
" udah istirahat sana.. atau mau aku tidurin " dia mencoba bercanda terhadapku dengan candaan yang pasti akan membuatku marah.. namun bukan marah yang aku lakukan.. aku memilih membenamkan badanku ke kasur, menghadap jendela, melingkarkan selimut keseluruh badanku, bahkan aku memeluk bantal.. sedikit merengungi apa yang ada.. ya segala pemikiran burukku terhadapnya..<br />
<br />
Aku masih tak bisa tertidur.. namun aku berusaha memejamkan mataku.. setidaknya dengan begini aku tak bingung harus bersikap apa terhadapnya.. Kupejamkan mataku dalam-dalam menikmati dingingnya udara yang masuk dari cela-cela jendela pagi ini.. terasa menyenangkan.. Entah berapa lama aku begini, tapi aku menyukainya.. Perlahan entah mimpi atau bukan.. Aku merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhku.. Ya, sangat hangat dan lembut.. Ingin aku segera bangkit dan menjauh dari nya.. Namun, entah apa yang terjadi, hatiku hanya berkata biarkan dia.. lupakan sejenak kebencianmu, karena kamu membutuhkan sedikit kehangatan dalam kesepianmu.. Hati dan pikiranku beradu namun ragaku hanya dia tak berpaling sedikitpun.. Biarkan aku menikmatinya.. untuk saat ini.. karena aku butuh.. ( sebuah pembenaran untuk hal terlarang.. )<br />
<br />
Aku pikir dia tau kalau aku tak tertidur, ternyata dia memang berpikir aku sudah tertidur kembali.. dia hanya memelukku tanpa melakukan adegan mesum yang akan aku bayangkan.. ya dia hanya menghangatkan dan mencoba menghiburku.. yaa.. dia tulus, hanya saja dia datang diwaktu dan kejadian yang salah.. yang membuatku harus membencinya.. ya membencinya..<br />
<br />
" kalo aku bisa balikin semuanya.. aku lebih milih kehilangan semuanya demi balikin semuanya ke kamu " dia berkata lirih saat memelukku " aku lebih suka kamu tidur, maafin aku " dia berkata lemah dan mengulang permintaan maafnya kepadaku dan mencium pipiku.. lagi dia mengucapkan kata yang membuatku benar-benar merasa ini tak adil.. seperti kisah cintaku kepada reza.. dia juga mengalami ketidak adilan ini.. Aku memilih diam dan berada diantara ketidak adilan ini.. yaa.. ini sudah cukup bagiku..<br />
<br />
Mungkin dengan diam aku lebih bisa menerimanya dan dia lebih merasa nyaman denganku.. Aku larut dalam pikiranku sendiri hingga aku tertidur lagi tanpa rasa takut yang berlebihan.. Dan mungkin dia juga tertidur.. karena pagi ini, mungkin pagi terindah untuknya karena bersamaku dan pagi terindah untukku karena ada yang memelukku dimasa-masa tersulit ini.. Dan biarkan diam menjadi saksi bahwa aku mulai sedikit memaafkannya..<br />
<br />
Quote:" Memaafkan itu tidak sulit.. Karena benci dan cinta itu terletak pada satu ruang yang sama yaitu <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/37.gif" /> , Maka berilah banyak porsi untuk rasa cinta dan sedikit porsi untuk rasa benci.. Sehingga memaafkan pun akan terasa lebih mudah untuk dilakukan - Memaafkan, memberi sedikit ruang pada rasa benci "<br />
<br />
Dan setiap kisahku memiliki sebuah makna yang akan aku jadikan pelajaran hidupku.. Dibalik sosok wanita sepertiku, terdapat sebuah kisah yang akan terkunci rapat dalam hidupku.. Dan bagi kalian yang mengenalku di kehidupan nyata, biarlah kalian menerka apa yang pernah terjadi dan apa yang aku alami atau pendidikan/orang tua seperti apa yang ada padaku, bahkan lingkungan seperti apa yang bersamaku.. dan cukuplah kalian tau.. ini aku untuk hidupku ( dengan kisah kelam terpendam )...<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-45.html">NEXT PART 45</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-57676647632991099282016-11-13T23:41:00.003-08:002016-11-13T23:53:37.610-08:00Beauty in the dark Part 43<br />
Yang tak Diharapkan<br />
Hidup sendiri membuatku lebih baik.. Entah apa yang mereka pikirkan tetangku.. Aku tak perduli.. Inilah hidup yang aku jalani saat ini.. Sampai dia mulai masuk dalam hidupku.. Dia orang yang paling aku benci.. Entah darimana dia muncul dan ada dihadapanku..<br />
<br />
--------------------<br />
Aku berjalan keluar dari kampusku selesai ujian.. Aku mendapat jadwal siang dan pulang disore hari.. Entah mengapa aku enggan melihat taman tempat aku biasa menghabiskan waktu jika ingin melakukan hal dengan sendiri.. Hari terakhir ujian.. Selanjutnya libur dan aku akan menunggu waktu pengumuman nilai, demo projek dan fokus untuk istirahat di siang harinya.. Setidaknya hariku tak akan berat dengan kondisi yang seperti ini.. Dan memang tak berat karena aku sudah menonaktifkan diri dari segala kegiatan.. Biarlah teman aktifisku menghujat.. setidaknya mereka tak mengerti aku..<br />
<br />
Masih sama jalan yang telusuri dengan berjalan kaki, sampai dikos.. fida sudah meng sms ku untuk segera bersiap.. Karena dia ingin berangkat cepat ke kafe.. Akupun menyiapkan diriku..<br />
<br />
Tak berapa lama benar saja fida sudah nongol didepan kamarku yang sengaja aku buka..<br />
<br />
"queeennnn " dengan nada manja dia memanggilku seperti biasanya<br />
" iya bentar fi "<br />
" pasti belum siap nih.. " dia sudah masuk didalam kamarku " tuhkan bener " dia sedikit manyun..<br />
" sabar yaaa " aku masih dengan ekspresi datarku<br />
" aku kangen queen " aku hanya diam tanpa kata..<br />
" queeenn.."<br />
" iyaaa.. "<br />
" aku kangen "<br />
" sama siapa.?"<br />
" kamu "<br />
" kenapa.?" masih dengan ekspresi yang sama " kan aku disini "<br />
" bukan kamu yang sekarang, kamu yang dulu.. "<br />
" udahlah nggak usah dibahas.. yuk berangkat " aku sudah siap dengan semuanya..<br />
" iya deh.. yodaaah " dia memilih mengalah terhadapku..<br />
<br />
-------------------<br />
" heeeii " aku tak menyadari seseorang menyapaku dan hanya diam tak bersuara.. " heeeii queen " dia kembali berusaha mendapatkan perhatianku.. dengan tatapan yang kosong, aku menyadari bahwa ada yang memanggil namaku.. akhirnya aku memutuskan untuk melihatnya.. dan betapa terkejutnya aku.. siapa yang ada dihadapanku..<br />
<br />
" kenapa.? ada yang salah ?"<br />
" ngapain kamu disini.? "<br />
" nemuin kamu lah.. jemput kamu pulang " dia tersenyum lebar<br />
" nggak, makasih "<br />
<br />
" ayooolah.. aku udah hampir gila nyari kamu kemana-mana.. " aku hanya berlalu meninggalkannya ke arah parkiran, dimana motor fida diparkir<br />
<br />
" pliss queen " dia menarik tanganku<br />
" lepasin " aku semakin emosi menghempaskan tangannya " lo mau apa lagi.. hah ?" teriakku semakin emosi<br />
<br />
" nggak usah marah-marah dulu lah.. nggak bisa apa ngomong baik-baik "<br />
" ngapain ngomong baik-baik sama bajingan kayak lo "<br />
" gue emang bajingan, tapi gue cuma tidur sama lo "<br />
" heh.. sekalian ajah lo umumin kesemua orang kalo lo pernah nidurin gue "<br />
" bukan gitu queen.. plis.. dengerin gue.. gue mohon "<br />
" gue nggak mau denger apa-apa dari lo "<br />
<br />
" tolong queen.. sekali ini ajah.. gue nggak minta lebih.. sekali ini ngobrol sama gue.. kenal sama gue " belom lagi aku membuka mulut fida keluar dan berkata<br />
<br />
" eh.. lo disini.." mengarah ke cowok itu<br />
" kamu kenal dia fi.? " aku bertanya bingung ke fida<br />
<br />
" eh.. kemaren dia nyariin kamu dikosan ku.. katanya ada penting.. jadi ya aku bilang kita satu kerjaan.. emang kenapa queen ?"<br />
<br />
" nggak apa-apa.. aku pulang bareng dia fi.. nggak apa-apa kan ?"<br />
<br />
" ooh.. iyaa nggak apa queen " fida terlihat bingung dengan keputusanku "hati-hati yaa.. jangan lupa kasih kabar ke aku " dan aku hanya mengangguk.. " duluan ya fi.. " aku menarik tangannya dan meninggalkan fida yang menuju parkiran dengan kebingungan..sementara dia menjadi bingung akan sikapku yang berubah dan memilih mengikuti perkataan yang aku katakan kepada fida..<br />
"mobilku disana " dia memberitahukan posisi mobilnya<br />
" aku udah tau " jawabku ketus.. tentu saja aku sudah mencari dimana posisi mobilnya..<br />
<br />
Kami berjalan tanpa kata ke arah mobilnya.. dia membukakan pintu terhadapku.. Sekilas aku melihat rio menatapku dari kejauhan.. Ah.. entah apa yang dipikirkannya, aku sudah tak memikirkan pandangan rio atau anak lain terhadap diriku.. yang aku mau, masalah dengannya selesai saat ini juga..<br />
<br />
Dan kami hanya diam sepanjang perjalanan.. Aku memandang kearah luar jendela.. Aku tau dia memperhatikanku.. Aku memang terlihat kacau dan sangat kacau.. mungkin dia menyadarinya.. Tapi aku tetap tak memalingkan wajahku.. Rasanya berada disini seperti berada dineraka bagiku.. Entah baginya, tapi bagiku ini mengorek kenangan yang lalu dalam hidupku.. ya kenangan yang membuatku menjadi wanita yang berharga sedikitpun dimata lelaki nantinya..<br />
<br />
" kamu sakit ?" terdengar suara lemahnya menyadarkan lamunanku dan aku hanya diam..<br />
" kamu kenapa.?" dia mencoba mengajakku berbicara dengan semampunya. " queen.. kamu baik-baik ajah kan ?" dia sekarang tau namaku, besok dia tau apalagi tentangku.. aaah.. sudahlah..<br />
" aku nggak apa, kamu mau ngomong apa ?" aku menajwabnya dengan datar tanpa melihatnya<br />
" sampe kapan kamu ngindari aku ?"<br />
" sampe aku nggak bakal liat kamu "<br />
" queen.. aku nggak tau seberapa bencinya kamu sama aku.. walau kamu nggak sadar, kamu udah ngusik pikiranku "<br />
" aku nggak minta kamu mikirin aku "<br />
" iyaa emang.. tapi aku mau kamu mikirin aku "<br />
" aku udah cukup mikirin kamu.. itu buat aku sakit "<br />
" bisa nggak lupain salahku "<br />
" bisa nggak balikin apa yang udah kamu ambil ?" kali ini aku memandangnya.. sejenak suasana menjadi hening dan dia hanya diam.. ya diam.. " nggak bisa kan.? aku juga nggak bisa "<br />
" boleh aku jadi temanmu "<br />
" teman bercinta iya.. teman hidup nggak "<br />
" terlalu tinggi kah egomu.?"<br />
" bahkan seorang pelacurpun nggak berhak punya ego.. trus aku berhak apa.? " aku seakan tak bisa menahan emosiku terhadapnya.. entahlah.. mau sebaik apapun dia aku tak bisa.. dan dia berhenti sejenak dipinggir jalan yang gelap.. dia tak akan menyentuhku, jika dia menyentuhku.. dia memang benar bajingan..<br />
" bukan itu maksudku.. biarin aku tanggung jawab sama yang udah aku lakuin ke kamu "<br />
" aku nggak butuh tanggung jawab.. aku cuma butuh sendiri.. tolong ngertiin aku " kalau ajah ini bukan malam hari.. aku bakalan keluar dari mobil ninggalin dia sendiri.. tapi apa daya aku nggak bakal bisa ninggalin dia..<br />
" oke.. kalo itu maumu.. aku mau bercinta sama kamu.." dia berkata seolah-olah aku harus menjadi pelacurnya dan dia semakin mendekatkan dirinya kepadaku.. entah apa yang dala dipikiran ku "PLAAK!!" tanganku mendarat dipipinya.. dan aku mendorong badanny..<br />
" aku bukan pelacur!!!" teriakku sekencang-kencang, sementara dia tertawa meringis menyentuh pipinya dengan ujung tangannya.. dan tanpa sadar air mataku jatuh dengan sendirinya.<br />
" kamu nawarin satu cara, tapi kamu benci cara itu.? trus aku harus pake cara apa.?" aku hanya diam dan diam " terserah.. aku nggak bakal nyerah sama kamu.. aku bisa lakuin apa ajah buat dapetin kamu "<br />
" aku nggak kayak yang kamu bayangin.. tolong tinggalin aku sendiri "<br />
" nggak akan " hanya itu kata yang keluar dari mulutnya dan dia kembali mengantarku pulang..<br />
<br />
Selebihnya hanya keheningan yang ada diantara kami.. Setelah beberapa saat aku baru sadar.. Jangan sampai dia mengantarku sampai dikosan ku.. Dan akhirnya aku memutuskan untuk membuka perkataan ke dia sebelum kami terlalu jauh tak ada tujuan dan dia hanya diam tak bertanya..<br />
<br />
" tolong anterin aku ke kos fida "<br />
" setelah semuanya kamu masih bisa bilang tolong.. kasih aku alasan buat aku bisa jauhin kamu "<br />
" jangan mulai lagi.. aku mohon "<br />
" aku nggak akan berhenti queen "<br />
" berhenti manggil namaku "<br />
<br />
" manggil namamu pun nggak boleh.. trus apa yang aku boleh.? beli badanmu.? cuma itu.?" pertanyaan yang sangat menyayat hatiku.. dan maafkan aku.. memang kamu hanya boleh membeli badanku, bukan memiliki seutuhnyaa.. " bahkan tanya namaku siapa pun nggak.? tersenyum sama aku pun nggak.? bersikap ramah sama aku pun nggak.? apa yang bisa dapetin darimu queen.. tolong jawab "<br />
<br />
" kamu nggak bisa dapet apa-apa.. aku nggak bisa terlibat cinta sama orang yang membeli ku "<br />
" sampe segitunya egomu.. aku nggak ngerti jalan pikiranmu "<br />
" memang aku gitu.. jadi tolong berhenti ganggu urusan pribadiku "<br />
" aku nggak bisa.. udah terlanjur "<br />
" terserah.. aku capek "<br />
" dan kamu nggak ngasih aku pilihan "<br />
"-----"<br />
<br />
Tak ada yang bersuara disini.. tapi aku seakan tak menyadari kemana kami akan pergi.. sama sekali tak menyadarinya.. entahlah.. entah apa yang ada dipikiranku sehingga konsentrasiku berkurang.. ya memang berkurang.. Malam ini setidaknya aku tak mengerti apa yang terjadi dalam diriku..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-44.html">NEXT PART 44</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-66917624222237035342016-11-13T23:25:00.002-08:002016-11-13T23:40:19.759-08:00Beauty in the dark Part 42<br />Pelampiasan<br /><br /><br />Entah kenapa aku ingin menyelipkan untaian kata pada pengantar kesalahan-kesalahanku..<br /><br /><br /><br /><br />Bersedih bukan alasan untuk membenarkan sesuatu yang salah dalam hidup ini.. bersedih bukan alasan untuk melampiaskannya pada perbuatan salah yang kita anggap benar.. Dan pembenaran apa yang kita lakukan dengan alasan bersedih, kecewa bahkan sakit hati bukanlah kebenaran yang hakiki.. Ini sama saja dengan mencari alasan agar untuk membenarkan hal yang sebenarnya salah yang telah terjadi..<br /><br /><br /><br /><br />Dan.. Semua kesedihanku sebagai pengantar atas pelampiasan ku kepada kehidupanku.. dan menjadikan hidup yang semakin berwarna kelam.. Saat masa kelam itu menjadi kelam.. aku berharap ada sosok malaikat yang datang menghampiriku walau aku tak memikirkannya.. Dan TUHAN, memang punya sejuta jalan untuk menunjukkan bahwa aku salah.. walau kadang aku tak pernah sadar bahwa aku salah..<br /><br /><br /><br /><br />Aku.. Seorang wanita yang berada di persimpangan jalan atas kehidupanku..<br />Masalalu sedihku.. Dan masa depan sedihku..<br />Mana yang aku pilih.? Tentu saja masa depan sedihku..<br />Karena aku menjadi diriku yang bukan diriku..<br />Menikmati kedesihan akan masa depanku..<br />Meninggalkan jejak sedih masalaluku..<br />Walau masih membayang dalam ingatan akan kenyataan yang kuharap mimpi..<br />Tapi..<br />Aku tak bisa memilih apapun saat ini..<br />Hanya untaian kesalah dan dosa yang menghampiriku..<br />Secara perlahan tapi pasti..<br />Dan..<br />Aku tak akan bisa menjadi malaikat ataupun bidadari syurga..<br />Aku..<br />Berawal dari diriku yang indah..<br />Menjadi diriku yang tak berupa..<br />Dan...<br />Aku.. Tak akan pernah bahagia dalam satu waktu..<br /><br /><br /><br /><a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-43.html">NEXT PART 43</a><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><footer class="entry-footer clearfix" style="border-top-color: rgb(230, 230, 230); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 5px;">
</footer>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-15335913092807035692016-11-13T23:24:00.003-08:002016-11-13T23:33:16.609-08:00Beauty in the dark Part 41<br />
Kuatkah Aku.?<br />
2011~<br />
<br />
Sekuat apapun hatiku bertahan dan mengingkari apa yang terjadi.. tetap saja tak bisa mengalihkan keredupan dalam hari-hariku saat aku mengetahui dia menghilang dan tak kembali.. aku lebih menyukai kebohongan, dia menghilang karena telah menetapkan hati daripada dia menghilang selamanya dalam dunia ini.. Tapi tetap saja, sekeras apapun aku menangis dan memohon bahkan bersedih, dia tak akan kembali.. Entah mengapa, saat ini aku merasa menjadi orang yang paling sedih didunia ini, padahal sejatinya banyak orang yang tidak lebih beruntung dibandingkan diriku.. tapi.. saat ini memang aku tak bisa berpikir panjang.. karena semua yang ada dalam benakku tak bisa aku bohongi..<br />
<br />
Wajah sendu yang menghiasi hariku kian hari kian menguasai diriku.. Aku menjadi anak yang sedikit pendiam, jarang berbicara dikelas, tak lagi menyukai keramaian, meninggalkan segala aktivitas kampus, menjadi queen yang menyukai kesendirian akibat duka yang begitu mendalam.. Tak pernah lagi terpancar senyum tulus dariku.. Dan aku berada dikondisi terburukku untuk penderita bipolar, hanya saja aku berusaha mengontrolnya selama ini, dengan diriku sendiri dan obatku.. Fisikku juga mengalami penurunan.. Semakin hari aku semakin tidak karuan, aku tak menyukai makan, aku tak menyukai tidur, aku tak menyukai cahaya matahari dan aku menyukai kegelapan dalam hidupku..<br />
<br />
Dan anda.. dia memilih membiarkanku menikmati duniaku.. sepertinya dia sudah lebih dewasa untuk menerka kondisiku, walau terkadang dia memberanikan diri untuk menyuruhku makan, membelikanku vitamin atau hanya sekedar bertanya dan sedikit menceritakan aktivitasnya.. Namun, tetap saja aku masih bermain dalam duniaku.. Aku yang mencoba tegar ternyata kalah dengan ego hatiku akan perasaan kehilangan yang mendalam.. Di pekerjaan aku tak banyak bicara, fida lebih memilih membiarkanku untuk waktu yang aku sukai.. dan aku berterimakasih kepadanya..<br />
<br />
Aku sudah lupa dengan semua aturan yang aku buat dalam hidupku.. dan benar aku melupakannya.. dan bermain dalam dunia yang aku tak tau apa namanya.. Dan aku semakin tak mengerti apa yang terjadi denganku seakan aku tak mengenal diriku..<br />
<br />
Aku bukanlah aku, dan kau tak akan tau siapa aku.. Karena aku sudah terlarut dalam dunia yang membuatku semakin pilu.. Tak ada yang memperdulikanku, tak ada yang memperhatikanku, tak ada yang menganggapku, dan tentu saja tak ada yang bisa menarikku dari berbagai kehampaan yang aku rasakan.. Saat ini aku hanya ingin begini, menjalani hidup dengan apa yang harus aku jalani, tanpa mencoba berani tertawa dan berharap sebuah kisah dalam hidupku.. Karena aku ditakdirkan sebagai pelipur lara bagi semua orang yang ada dihidupku tanpa harus aku bahagia dan memiliki seorang yang berarti dalam hidupku..<br />
<br />
Aku ditakdirkan sendiri.. ya aku ditakdirkan sendiri.. karena mereka yang tulus kepadaku, akan pergi dengan sendirinya tanpa aku minta.. Jika tak mereka yang memutuskan, maka TUHAN yang akan mengambilnya.. Dan lebih baik aku menjadi seperti ini, menjalani hidup dengan apa adanya.. Berusaha terus berdiri sampai kapanpun hanya untuk satu tujuan.. Janji kehidupan yang lebih baik kedepannya..<br />
<br />
-------------------------<br />
Waktu semakin berlalu.. Berhari.. Berminggu.. Berbulan.. Dan aku masih sama seperti ini.. Bahkan aku tak tau sampai kapan aku akan begini,, Usiaku sudah menginjak 20 tahun di tahun ini dan aku maish seperti diriku dipenghujung tahun lalu..Akhir tahun terberat ku.. Setidaknya bebanku semakin berkurang dan terhenti untuk sesaat..<br />
<br />
Dan aku harus mengikuti serangkaian ujian untuk melewati semester ini.. Tanpa emosi yang terpancar dari diriku, aku melalui kehidupanku dengan apa adanya.. ya dengan apa adanya.. Jauh dari keluarga membuatku lebih leluasa mengekspresikan kesendirianku yang begitu dalam.. Dan aku justru menikmatinya.. Aku semakin sering sendiri diatas kosanku.. Dalam gelap malam memandang bintang dan rembulan.. Melihat segala yang TUHAN ciptakan dari atas sini dan mencoba merenung dengan segala yang ada, mencoba menjadi lebih baik dalam menelaah semuanya.. <br />
<br />
Dan tetap ada kata tapi.. Tapi aku tak bisa TUHAN, aku masih ingin dia ada disini.. Entah berapa tahun itu berlalu TUHAN...<br />
<br />
Aku menghabiskan 4 tahun bersamanya di 5 tahun sisa hidupnya.. Dan aku masih punya banyak tahun untuk mengenanganya.. yaa.. hanya mengenangnya TUHAN.. bolehkah aku begitu.? Jika boleh, biarkan aku larut dalam perasaan ini, jika tidak.. maka bantulah aku bangkit untuk kesekian kalinya TUHAN.. Aku selalu bersyukur dan mencoba menerima semua dalam hidupku.. Aku tak mengeluh apapun.. Tapi kali ini, bolehkah aku mengeluh.. Untuk kisah cintaku yang tak tersampaikan.. Dan ternyata aku nggak bisa mengeluh..<br />
<br />
---------------------<br />
<br />
Tahun ini... Mungkinkah menjadi tahun yang menorehkan kisah yang lebih dari tahun-tahun kemarin.. Jika iyaa.. Kuatkan aku TUHAN..<br />
<br />
Karena...<br />
Aku terlalu lemah untuk menghapus semua kenangan tentangnya walau aku telah merelakan dan mengikhlaskan semua tentangnya.. Bahkan...<br />
Aku tak mengerti bagaimana lagi caranya untuk tak mengingatnya.. mendambakan dirinya..<br />
Dan..<br />
Aku sudah terlalu tersiksa untuk perasaan ini TUHAN...<br />
Kembalikan aku seperti aku yang dahulu... Aku yang hanya memikirkan keluargaku bukan egoku..<br />
<br />
-----------------------<br />
<br />
Nggak tau entah memang kebetulan atau apa.. Setiap aku nulis kisah tentang kepergian Reza dimeja kantorku, setiap itu pula lagu ini diputer ole temanku tanpa sengaja.. Dan setiap itu pula air mataku jatuh tak tertahankan.. Kenapa harus ada lagu ini disaat aku mengulang kisah tentangnya.. Bahkan hari ini juga masih ada lagu yang mengingatkanku bersamanyaa.. Karena dulu saat aku kelas 3, aku pernah sesekali di tlp oleh reza dan terkadang req lagu diradio dikotaku.. Sambil tlp, kami saling mendengarkan.. Masa indah untuk teman maya bukan.. Cinta tanpa wujud untuk sekian tahun dalam hidupku.. Cinta tanpa wujud yang tak akan pernah terganti..<br />
<br />
Quote:Hari demi hari telah ku lewati<br />
Tak pernah aku bersamamu lagi<br />
Tak pernah aku menduga<br />
Kau akan pergi tinggalkan aku<br />
<br />
Jauh kau pergi tinggalkan diriku<br />
Sepi hati ini membunuhku<br />
Ku coba untuk cari penggantimu<br />
Namun tak ada yang sepertimu<br />
<br />
Rindu aku, sangat rindu kamu<br />
Terasa sejak kau masih ada di dekatku<br />
Tak mudah aku melupakan dirimu<br />
Di saat aku terbangun dari tidurku<br />
<br />
Rindu aku, sangat rindu kamu<br />
Terasa sejak kau masih ada di dekatku<br />
Tak mudah aku melupakan dirimu<br />
Di saat aku sendiri<br />
<br />
Ooh jauh kau pergi tinggalkan diriku<br />
Sepi hati ini membunuhku<br />
Ku coba untuk cari penggantimu<br />
Namun tak ada yang sepertimu<br />
<br />
Rindu aku, sangat rindu kamu<br />
Terasa sejak kau masih ada di dekatku<br />
Tak mudah aku melupakan dirimu<br />
Di saat aku terbangun dari tidurku<br />
<br />
Rindu aku, sangat rindu kamu<br />
Terasa sejak kau masih ada di dekatku<br />
Tak mudah aku melupakan dirimu<br />
Di saat aku sendiri<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-42.html">NEXT PART 42</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-55886508580943920202016-11-13T23:23:00.003-08:002016-11-13T23:39:19.697-08:00Beauty in the dark Part 40<br />Lotus<br /><br /><br />Aku melihat sekeliling taman yang pernah aku datangi beberapa kali ini.. Ini menjadi tempat yang aku suka, selain bagus, taman ini punya banyak kenangan tentangku, tara, tama bahkan reza pernah kesini.. ya taman yang bagus.. Sore ini banyak muda mudi disini bahkan ada beberapa keluarga yang datang.. Entah sekedar duduk menikmati pemandangan atau memberi makan angsa yang ada.. Dan kami juga sibuk dengan aktifitas kami..<br /><br /><br /><br /><br />------------------------<br /><br />" kamu suka kesini queen ?"<br /><br />" iyaaa kadang-kadang main kesini sama tara " sejenak bayangan tara ada di pikiranku, senyumnya, isengnya, semuanya, aku rindu dia.. aah.. sudahlah.. fida terdiam mendengar kalimatku.. " dulu, tapi kadang aku kesini sendiri kalo pengen.. soalnya bagus tempatnya.. bisa nenangin pikiran.. " aku memandang sekelompok teratai yang sedang mekar<br /><br />" kalau aku punya anak mau aku kasih nama lotus loh fi "<br /><br />" eh.. kenapa.? emang artinya apa ?"<br /><br />" teratai " aku tersenyum dan fida masih bingung<br /><br />" iyaa.. karena bunga teratai tumbuh anggun dan penuh harga diri di lingkungan berlumpur sama kayak perempuan yang selalu mempertahankan harga diri dalam kondisi terburuk sekalipun, punya keanggunan "Lotus" (teratai) di dalam dirinya. " aku berkata pelan ke fida.<br /><br />" nama itu doa yaa ?"<br /><br />" iyaa.. makannya aku kasih nama lotus, biar dia bertahan.. nggak kayak aku " aku berkata singkat<br /><br />" iyaa.. aku tau maksudmu queen.. semoga ajah dia sesuai doamu "<br /><br />" amiiin.. kalo kamu ?"<br /><br />" aku masih bingung.. hahahaaa.. ntar deh aku pikirin lagi "<br /><br />" cepetan loh.. keburu tua ntar nggak dapet-dapet nama "<br /><br />" diiih.. suami ajah belom udah mikirin anak "<br /><br />" iyaa sihh.. yodah mikir suami ajah "<br /><br /><br /><br /><br />Kami masih mengobrol sambil memberi makan angsa dan ikan yang ada di danau angsa.. yang dikelilingi oleh beberapa jenis tanaman indah ditaman ini.. Suasana yang pas untuk hatiku saat ini.. Dan biarlah cerita ini kupendam dalam diamku.. hingga saatnya tiba kisah ini akan aku bagi untuk yang lain..<br /><br /><br /><br /><br />Quote:Taratai, merupakan bunga terindah bagi hidupku selain mawar berduri. Dia bisa hidup dengan cara diperlihara dan dirawat dengan baik maupun hidup dengan cara liar, namun tahukah.. Apapun dan bagaimanapun carany hidup, hanya ada satu hasil dari cara tersebut yaitu Keindahan,kebersahajaan,banyak memberi manfaat dan lambang kesucian.<br /><br />Dan semoga wanita yang terlahir didunia ini menjadi teratai yang menjadikan dirinya berharga dari yang dibayangkan orang lain.<br /><br />------------------------<br /><br />" abis ini kemana kita ?" fida bertanya kepadaku<br /><br />" kemana ajah boleh kok " aku menjawab sekenahnya<br /><br />" biasa nongkrong dimana kalo libur ?"<br /><br />" dikosan lah "<br /><br />" aah,... payah nih anak.. jadi balik kos ini ?" fida bertanya<br /><br />" eh.. kamu ada duit lebih ?"<br /><br />" maksudnya ?"<br /><br />" ada nggak ?" aku bertanya kembali<br /><br />" ada, buat apa emangnya ?"<br /><br />" laah.. kan nggak mau balik kos, ayo jalan-jalan.. aku mau nostalgia ketempat-tempat yang pernah aku datangi kemaren-kemaren "<br /><br />" yodalaah.. "<br /><br /><br /><br /><br />Kami melanjutkan sore ini dengan berjalan keberapa tempat yang pernah aku datangi dulu.. Baik itu tempat makan, minum atau sebagainya.. Sesanggupnya yang kami mampu jalani.. Karena kami masih mempunyai tanggung jawab lain..<br /><br /><br /><br /><br />----------------------<br /><br />Badanku serasa sudah sakit semua.. Dan aku merebahkannya dikasur untuk beberapa saat.. Anda masih tak ada dikosan, mungkin dia masih ingin menghabiskan waktu dengan temannya.. Sementara fida dia sudah tertidur pulas.. Sepertinya dia tak mau menyiakan waktu istirahatnya sebelum penyiksaan malam ini datang.. Aku.. masih saja tak bisa tertidur.. Terlalu banyak hal dalam pikiranku.. Ahh.. sudahlah.. Aku mencoba menepis semuanya.. Memejamkan mataku.. Dan entah mengapa tama hadir dalam pikiranku.. Mengusik khayalku.. hingga aku tertidur sore itu..<br /><br /><br /><br /><br />------------------------<br /><br />" queen... bangun woooi.. kerjaaaa " aku masih sedikit ngantuk saat fida sudah membangunkanku..<br /><br />" jam berapa ini ?"<br /><br />" jam 5.. cepetan bangun "<br /><br />" 20 menit lagi deh.. " aku membenamkan wajahku dibantak dan memeluk gulingku<br /><br />" eeh.. mandi siap2... mau jam berapa lagi "<br /><br />" udaah santai ajah.. duluan ajah kamu.. nanti aku nyusul.. bentar ajah yaa " aku sudah merengek dan tertidur kembali.. mungkin fida sudah berdandan ala lenong atau menyiapkan yang lainnya.. sudahlah.. pokoknya aku tidur..<br /><br /><br /><br /><br />----------------------<br /><br />Aku mencari hapeku.. kulihat jam dihapeku.. sudah jam setengah 6 dan aku langsung bangun.. Kulihat fida sudah siap dengan segala embel-embelnya.. atau lebih tepatnya hampir siap..<br /><br /><br /><br /><br />" kok nggak dibangunin fi ?"<br /><br />" laah.. situnya ngorok.. "<br /><br />" kan aku bilang 20 menit bangunin aku.. duuuh "<br /><br />" mana gue tau.. " dia memberikan ekspresi mengejek<br /><br />" kamu mah.. gitu amat.. "<br /><br />" udaaah cepetan mandinya.. nggak pake lama "<br /><br />" bawel huuuu " aku sudah menghilang dari kamar dan menuju kamar mandi..<br /><br /><br /><br /><br />Tak butuh waktu lama untukku, aku termasuk cewek yang nggak neko-neko dan cepat dalam segala hal, termasuk mandi.. Bahkan sebenarnya aku termasuk malas mandi.. Tapi apadaya karena aku cewek, aku terpaksa melakukan rutinitas ini dengan senang hati (berat hati)..<br /><br /><br /><br /><br />" cepet amat iiih "<br /><br />" iya dongs.. emang mau gosok apa pake lama "<br /><br />" yaa nggak cepat gini juga kali, masak cewek mandi cuma 5 menit.. lamaan juga bebek mandinya "<br /><br />" bodok aah, pokoknya mandi.. lagian mau cepet juga tetep bersih kok "<br /><br />" susah mah ngomong sama kamu "<br /><br />" biarin " fida terlihat sebel berbicara denganku, sementara aku sudah siap memakai pakaianku dan mulai merapikan semua perlengkapan kerjaku..<br /><br />" nggak usah pake stoking kenapa queen "<br /><br />" diiih.. mau jadi apa aku ?"<br /><br />" jadi sexy laah.. masak jadi kebo" fida tertawa..<br /><br />" kamu mah.. ogah aah.. sopan ajah pakaiannya "<br /><br />" iyaa deh iyaa.. "<br /><br />" aku udah mau siap nih.. kamu lama amat dari tadi "<br /><br />" sengaja sambil nunggu kamu.. "<br /><br />" ya elaaah.. yowes.. tak tunggu balik "<br /><br />" iyaa dong.. emang kamu mau naik taxi ke kerjaannya.."<br /><br />" makannya aku tunggu.. " kami masih saling bercanda satu sama lain..<br /><br /><br /><br /><br />Seperti biasa, malam ini dan malam-malam berikutnya aku kerja.. Bahkan aku berencana akhir tahun baru juga akan mengambil kerja.. karena aku merasa tak akan menghabiskan akhir tahun dengan siapapun.. Anda.. Dia sudah punya banyak teman yang menyenangkan, jadi biarkan dia menikmati masa mudanya.. karena dia layak mendapatkannya..<br /><br /><br /><br /><br /><a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-41.html">NEXT PART 41</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-87833108688341947662016-11-13T23:23:00.000-08:002016-11-13T23:38:34.807-08:00Beauty in the dark Part 39<br />Mengerti<br /><br /><br />Mari kita berlalu dalam kenangan sedih itu.. walau saat ini air mataku masih bisa menetes dalam.. tapi sudah cukuplah aku mengenangnya dibagian cerita yang lalu.. dan aku akan melanjutkan kisah ini sebagaimana adanya.. dengan bagian yang hilang dan bagian yang tampak untuk kalian.. setidaknya kalian mengerti sisi lain dari hidup seorang yang menjadikan dirinya sebagai pelacur.. dan sisi lain kebahagiaan seorang pelacur yang tak pernah mempunyai hati..<br /><br /><br /><br /><br />------------------------<br /><br />Gerimis pengantar kepulanganku malam ini, aku merasa sudah cukup mengenangnya.. namun apa daya gerimis mengingatkanku tentangnya.. yaa.. kami berdua penyuka gerimis dan hujan.. pasangan yang terdengar sempurna jika dia masih ada didunia.. dan aku memilih menjadikannya kenangan manis.. bukan kenangan pahit.. Selamat datang reza.. selamat datang dalam kisah hidupku.. Dan aku tak akan mengucapkan selamat tinggal.. karena kau masih disini.. dihati ini..<br /><br /><br /><br /><br />Kubiarkan diriku basah dalam hujan ini.. didepan kosan ku, aku berdiri.. seperti reza yang pernah memandangku disini bersama tama.. ternyata mereka pernah kesini.. ya mereka pernah berdiri disini.. didepan kos ku.. menunggu untuk melihatku secara nyata.. dan impian terkabulkan.. tidak dengan impianku.. Kenapa saat dia dihadapanku aku tak meliriknya sama sekali.? Sebuah sisi kehidupan yang aku tak akan pernah tau..<br /><br /><br /><br /><br />Biarlah dalam hujan ini aku habiskan semua air mataku.. karena menangis dalam hujan itu lebih baik dan kau akan merasa tak sendiri.. seperti diriku..<br /><br /><br /><br /><br />Setelah beberapa saat kuhabiskan waktuku menikmati hujan, aku beranjak ke dalam kosanku.. Langkah pertamaku untuk bangkit dan menerima, bahwa reza adalah bagian dari hatiku yang hilang.. dan aku menerimanya.. ya menerimanya..<br /><br /><br /><br /><br />---------------------<br /><br />Aku membuka pintu kamar dengan keadaan basah kuyup.. tak dikunci.. entah fida atau anda yang ada didalam.. entahlah, aku sudah tak memikirkannya lagi.. aku hanya ingin membereskan diriku dan merebahkannya dari segala kelelahan yang ada hari ini.. dan mencoba menjejaki langkah baru tanpa bayangan reza, karena aku sudah tau bagaimana kabarnya disana..<br /><br /><br /><br /><br />" queen.. kamu kok ujan-ujanan ?" suara fida menyambutku saat pintu sudah terbuka..<br /><br />" nggak apa fi, lagi pengen " aku menjawab dengan nada datar<br /><br />" kamu kenapa ?" fida bertanya dengan nada serius<br /><br />" nggak apa fi ?"<br /><br />" kamu diapain disana.? cerita queen "<br /><br />" nggak ada.. aku baik-baik aja " ekspresiku tak berubah sama sekali<br /><br /><br /><br /><br />" jujur queen.. kamu kenapa ?" fida masih mendesakku untuk bercerita.. sementara aku sudah duduk di samping pintu kamarku bersandar dalam keletihanku.<br /><br /><br /><br /><br />" queen.. ada yang salah atau ada yang tak tersampaikan ?" fida bertanya tepat disebelahku dengan nada lembutnya dan.. seakan hatiku terhenyak aku menangis sejadinyaa.. ya sejadi-jadinya.. tapi dalam hatiku.. sementara tangisku hanya tangis tertahan dalam rintihan..<br /><br /><br /><br /><br />" keluarin semua biar lega " bukan isak ku yang pecah dengan perkataan fida.. justru tangis tertahan yang bisa aku keluarkan.. aku tak bisa mengekspresikan kesedihan mendalamku dengan leluasa.. aku hanya bisa menahannya ya menahannyaa..<br /><br /><br /><br /><br />" kalo kamu nggak mau cerita nggak apa.." dia hanya berkata lembut kepadaku dan aku hanya mengangguk tertahan.. dan aku kuatkan diriku lagi..<br /><br /><br /><br /><br />" kamu tau queen.. aku selalu iri samamu.. disaat semua orang berlomba-lomba mengumbar masalahnya dengan orang lain.. kamu justru menutupnya rapat.. bahkan kamu bisa menahan tangisanmu walau itu sakit " fida berkata lemah terhadapku " kuatkan dirimu, trus mandi sama istirahat geh.." hanya itu perkataan terakhir yang bisa fida berikan untuk menghiburku dan itu sangat berarti bagiku..<br /><br /><br /><br /><br />Aku mencoba menguatkan hatiku.. dan ku ambil handukku.. kunikmati waktu mandiku dengan perasaan yang tak berarti, tanpa nyanyian sumbang.. hanya diam.. ya diam.. selesai mandi, aku membereskan semuanya.. dan ya aku dikamarku.. dikasurku.. menidurkan diriku dalam khayalanku..<br /><br /><br /><br /><br />Kurebahkan badanku menatap langit-langit kamarku.. sesaat aku mengingat saat reza meneleponmu..<br /><br /><br /><br /><br />" tau nggak.? impian itu kayak langit kamar.. dekat tapi nggak bisa diraih sama tangan kosong.. dan harus dengan bantuan "<br /><br /><br /><br /><br />Aaah,.. semua terasa mimpi.. dan aku larut dalam mimpi itu tanpa memikirkan kenapa anda belum ada dikamar sampai jam segini.. Tapi apa daya aku sudah terlelap terbalut kelelahan hatiku..<br /><br /><br /><br /><br />--------------------<br /><br />" udah enakan.? tuh aku buatin sarapan sama coklat panas " fida sudah asik dikasur anda membaca buku.. sementara aku baru bangun dari tidurku dan merasa pusing..<br /><br /><br /><br /><br />" kenapa pusing.? " dia bertanya kepadaku dan aku hanya mengangguk..<br /><br /><br /><br /><br />" suruh siapa kemarin ujan-ujanan, kan sakit jadinya " dan seketika otakku mengenang kejadian kemarin, merasakan ekspresiku berubah fida mencoba mencari bahasan lain.<br /><br /><br /><br /><br />" udah buruan abisin, keburu dingin nggak enak."<br /><br />" iyaaa" aku mencoba memakannya walau terasa ada yang tercekat di tenggorakanku.<br /><br />" oyaa.. anda.." belom lagi fida melanjutkannya aku sadar bahwa aku melupakannya..<br /><br />" anda dimana fi ?" aku langsung kebingungan mengingatnya..<br /><br />" heem.. baru sadar kalo anda nggak ada ternyata " fida menghela nafas melihatku dan aku hanya diam tak berdaya " kemaren dia nginep di kosnya ana, katanya kamu kenal sama anaknya.. mereka mau liat film bareng-bareng soalnya " fida menjelaskan.<br /><br /><br /><br /><br />" iyaa.. kosnya no 132 kalo nggak salah.. masih satu deretan.. "<br /><br />" pantesan ajah, ditanya naik apa dibilang jalan kaki.. ternyata deket sini doang "<br /><br />" eh.. kamu nggak kerja tadi malam ?"<br /><br />" nggak.. udah ambil ijin akunya "<br /><br />" kamu kuliah jam berapa ?"<br /><br />" hari ini kosong, jam ku tinggal dikit "<br /><br />" enak banget kamu.. aku ajah masih banyak "<br /><br />" iyaa.. tapi nilainya jelek semua.. soalnya aku nggak fokus, belajar ajah nggak " aku menghabiskan makanan yang dibuat fida sambil mengobrol dengannya.. ya beginilah aku.. seakan tak terluka dalam dengan segala yang ada.. menganggap semuanya baik-baik ajah.. padahal tidak sama sekali..<br /><br /><br /><br /><br />" hari ini mau kemana.? aku temenin deh .. " tanya fida<br /><br />" taman angsa.."<br /><br />" ngapain disana.? "<br /><br />" ada kenangan disana, lagi pengen kesana "<br /><br />" yodaah.. ntar kita kesana sambil bawa roti tawar buat angsanya yaa "<br /><br />" iyaa.. " aku berkata singkat " aku beresin ini dulu ya " aku berlalu kedapur mencuci gelas dan piring..<br /><br /><br /><br /><br />Entah kenapa aku ingin kesana (lagi), taman angsa kenanganku dengan tara, tama bahkan reza.. Ternyata dia juga pernah kesana, saat aku bercerita kepadanya.. dia memutuskan untuk kesana.. Semua cerita tentangku selalu dia anggap istimewa.. dan entah kenapa, sekumpulan foto yang dia ambil memberikan cerita tersendiri.. Saat aku berkata aku sedang dimana dan sudut apa yang aku pandang di Kota ini, dia berusaha datang ketempat itu, seakan mencari bagian dari diriku yang pernah ada disana.. Dia begitu mencintaiku, seakan dia bisa berada disampingku hanya dengan mengetahui apa yang pernah aku lakukan dalam hidupku.. Semuanyaa.. Dan mencoba hal-hal yang aku lakukan dengan versinya.. hanya untuk mengerti bagaimana diriku dan seperti apa.. Seakan aku sebuah teka teki besar dalam hidupnya..<br /><br /><br /><br /><br />-----------------------------<br /><br />Aku merapikan gelas dan piring di kamarku, merapikan kamarku meski sudah rapi.. melakukan apapun agar aku tidak berhenti dari aktifitas.. entah apa yang dipikirkan fida.. tapi entah apa pula yang merasuki pikiranku hari ini..<br /><br /><br /><br /><br />" queen.. semua udah bersih, rapi.? apalagi yang mau kamu buat ?" dia bertanya kepadaku, seakan hidupku sedikit merana.. dan aku hanya diam memilih mengangkat tumpukan baju kotor dan memilih mencucinya, walau hanya beberapa potong..<br /><br />" queen.. udahlaah.. kamu mau ngapain juga sama ajah "<br /><br />" aku cuma mau bersih-bersih "<br /><br />" udah jangan boong.. orang bisa kamu boongin aku nggak "<br /><br />" biarin aku fi "<br /><br />" aku udah capek biarin kamu trus.. udah jangan lakuin hal konyol.. bersikaplah normal " dan aku hanya diam.. perlahan aku meletakkan baju yang hendak aku cuci ke tempat pakaian kotor dan aku beranjak ke kasurku berbaring disana memeluk bantalku..<br /><br />" nih dengerin " fida meletakan headset di telingaku<br /><br />" nggak ada suaranya fi " aku bingung menatap fida<br /><br />" kamu pernah bilangkan, kadang kesunyian bisa buat kita bahagia dan mengerti makna kehidupan.. sekarang anggap ajah ini kesunyian kayak yang kamu bilang dan kamu ngerti selanjutnya apa " dan aku hanya terdiam..<br /><br /><br /><br /><br />" queen "<br /><br />" iyaaaa "<br /><br />" kamu ngajarin aku banyak, jadi aku cuma bisa ngasih apa yang kamu ajarin saat kamu butuh.. impaskan,?" dia tersenyum kepadaku, aku mengangguk dengan tersenyum kepadanya " makasih fi "<br /><br />" jangan bilang makasih, soalnya aku yang banyak bilang makasih sama mu " dia melanjutkan membaca buku " udah dengerin ajah tuh..<br /><br /><br /><br /><br />Dan aku mencoba mendengarkan alunan kesunyian yang pernah aku bilang ke fida.. Terkadang mungkin aku tanpa sadar menjadi bagian yang berarti dalam hidup sebagian orang dan menjadi bagian indah dari mereka.. Tapi tak jarang aku menjadi bagian terburuk dalam hidup mereka juga.. Tapi apapun aku.. Aku harus menjadi bagian yang mengerti akan segala yang ada.. Walau terkadang aku tersakiti, tetap saja pembenaran bukan jalan terbaik untuk menyembuhkan sakit hatiku.. Namun dengan mengerti dan memahami itu merupakan jalan terbaik dalam semua perjalanan hidup dan kisahku..<br /><br /><br /><br /><br />Hari ini banyak sekali makna hidup yang aku pelajari dalam setiap kehilangan yang aku rasakan.. Bahkan aku mengerti bahwa aku benar-benar berharga dalam hidup seseorang.. Kekuranganku tak membuatku menjadi gadis yang tak diinginkan, justru dengan kekuranganku dia jatuh cinta denganku.. ya dia jatuh cinta dengan diriku bukan dengan fisikku..<br /><br /><br /><br /><br />Sekali lagi..<br /><br />Jika manusia bisa mencintai TUHAN yang tak berwujud, kenapa manusia tak bisa mencintai manusia yang belum pernah dia lihat ? Dan aku menjawabnya lewat hidupku sendiri..<br /><br />Aku mampu mencintaimu walau tak terlihat.. Aku mampu berada disisimu walau tak terlihat.. Aku mampu mengubah hidupmu walau tak terlihat.. Dan kau pun begitu bukan ?<br /><br /><br /><br /><br /><a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-40.html">NEXT PART 40</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-46290824265345930662016-11-13T23:22:00.001-08:002016-11-13T23:38:05.320-08:00Beauty in the dark Part 38<br />Biarkan Aku Bersedih<br /><br /><br />Guncangan yang hebat terjadi padaku dimasa aku beranjak dewasa ya, aku mengalami masa dewasa yang diluar dugaan ku.. Dulu aku berpikir aku tak akan mengalami masa dewasa yang berkesan sepanjang perjalanan hidupku.. dan masa dewasa ku akan biasa saja, tak ada lelaki bahkan tak ada luka yang berarti hanya liku yang yang harus aku lewati dengan tertati, tapi tetap aku harus sabar dalam menjalani semuanya..<br /><br /><br /><br /><br />Rasanya tahun ini aku lalui dengan hantaman kesedihan yang bertubi, dan anggap ini kisah pengantar untuk bahagia di tahun-tahun berikutnya.. harapku..<br /><br /><br /><br /><br />-------------------------<br /><br />Aku masih tak menyangka semua seperti ini, semua serasa tak nyata bagai mimpi yang memang tak akan menjadi nyata.. Kupandang sudut taman ini ya aku masih memandangnya dengan segala pertanyaan dalam hati kecilku.. TUHAN, jika memang kau menunjukkan ku rasa kehilangan, kenapa dengan cara seperti ini, apa tidak ada cara lain.? Aku mempertahankan keluargaku dan aku banyak kehilangan dalam hidupku.. Mungkin itulah tebusan yang harus aku lakukan untuk mendapatkan kedamaian dalam keluargaku.. dan memang aku menerimanya.. aku tak marah pada MU tapi aku menerimanya dan sekali lagi aku selalu memahaminya.. Terimakasih..<br /><br /><br /><br /><br />Dia.. Tama, masih ada disebelahku seolah dia kembali kepadaku (lagi) dan kenapa aku tetap bisa memaafkannya (lagi) walau hatiku menangis pilu.. dan mungkin memang ini yang digariskan TUHAN bahwa tama akan menjadi penjagaku untuk waktu yang aku tak tau sampai kapan.. dan sore ini, aku mendapatkan sebuah untaian kata yang sangat manis untuk diriku sendiri..<br /><br /><br />"Aku tak pernah tau apa alasan kau hadir dalam hidupku.. Aku tak pernah berharap kau hadir mengisi kisah dalam hidupku..Tapi, jika kau hadir membawa kebahagiaan dalam hidupku, biarlah..biarlah.. Aku menikmatinya untuk waktu yang kau berikan.. Dan TUHAN akan dengan segera menjawab sampai kapan batas waktu yang akan aku nikmati.."<br /><br /><br /><br /><br />seperti saat aku bersama Tara dan Reza.. TUHAN menunjukkannya.. dan aku akan tetap menerimanya.. karena sejatinya tak akan ada yang abadi di dunia ini.. hanya saja, lakukan apa yang ingin aku lakukan selama itu membawa senyum dan kebaikan bagi sekelilingku, walau aku tak harus merasa bahagia.. karena TUHAN pasti memikirkan perasaanku walau yang lain tidak.. dan TUHAN akan memberikan janji yang indah pada akhir dari hidup yang dapat aku jalani dengan segala kebaikan..<br /><br /><br /><br /><br />Dan.. Aku masih disini, mengenangmu untuk beberapa saat.. mengenangmu dalam khyalanku.. mengenangmu.. ya mengenangmu za..<br /><br /><br /><br /><br />Aku memejamkan mataku dalam-dalam.. membayangkan sosok reza nyata dalam pikiranku.. senyumnya yang tulus, mata bercahayanya, rona merah pipinya bahkan aku bisa merasakan dia tersenyum kepadaku.. senyum yang aku harapan dapat aku lihat hari ini secara nyata.. namun senyum itu hanya bisa aku lihat dari bingkai fotonya yang dia sejajarkan disamping fotoku.. Andai saja dia lebih terbuka terhadapku, foto kami tak akan berdampingan tapi raga kami yang akan berdampingan walau hanya sebentar, setidaknya dia tak akan sendiri melewati masa sulitnya, walaupun banyak yang menyayanginya, tapi aku tetap merasa dia kesepian.. Entahlah aku terlalu mencintainya.. Dan entah kenapa aku menyadarinya setelah aku kehilangan dia untuk selama-lamanya.. Hanya satu kalimat yang ingin aku ucapkan secara langsung kepadamu za, hanya satu.. dan kesempatan itu pun tak dapat aku raih.. Dan kini aku menyesalinya kenapa aku hanya membisikannya pada saat kita mengobrol di tlp atau hanya mengetiknya di chat namun tak pernah mengirimnya.. Dan.. aku benar menyesal adanya..<br /><br /><br /><br /><br />Masih teringat jelas diingatanku tentang definisi cinta pertama darimu..<br /><br />" Cinta Pertama bukanlah, orang yang pertama kita nyatakan cinta.. Namun cinta pertama adalah Dua jiwa yang berbalut dalam RASA yang kemudian sama-sama memupuknya dalam kedewasaan yang bergejolak pada masa yang tak pernah kita tahu kapan itu terjadi.. Dan cinta pertama, tak akan bisa tergantikan dengan cinta-cinta manapun bahkan cinta terakhir.. Karena cinta pertama adalah cinta yang benar-benar mengajarkanmu bagaimana mencintai yang sesungguhnya, dia bukan hanya sekedar cinta pada masa remaja "<br /><br /><br /><br /><br />Dan.. dia mengajarkanku akan kedewasaan semenjak masa sekolahku.. Dia cinta pertama yang selalu hadir dalam hidupku.. Mencuri waktu diselah pelajaran komputer untuk mengobrol dengannya, menceritakan segala hal dengannya dan selalu aku tersenyum dibuatnya.. Jika dia tidak online, keesokannya aku akan menunggunya, menunggunya lewat berjuta-juta perasaan yang ada.. Dan waktu aku masih sekolah, kami tak bisa mengobrol lewat tlp, karena aku tak punya.. Tapi dia tidak masalah dengan itu, bahkan saat libur panjang dan aku tak bisa berbalas chat dengannya, dia mengirimkan beberapa email kepadaku.. Dan aku selalu membacanya dengan perasaan yang senang.. yaaa.. dia mengajarkanku segalanya lewat imajenasiku.. Dan waktu itu dia selalu ada untukku..<br /><br /><br /><br /><br />Pikiranku menerawang jauh akan kenangan tentangnya.. Bahkan aku masih ingat tanggal aku berkenalan denganya 31 April 2006, kami meresmikan hari ini sebagai perkenalan kami.. walau sebenarnya aku mengenalnya 2 bulan sebelum tanggal ini.. Dan waktu terasa indah, aku mempunyai teman dunia maya yang mengajarkanku banyak hal.. Dia memberiku sisi lain dari dunia dengan kedewasaannya.. Walau terkadang dia menyebalkan, tapi dia selalu ada untukku.. Dan kalau aku tak salah ingat, sepenggal awal pekenalan kami di chat..<br /><br /><br /><br /><br />Quote:Aku : Sendiri ? ( dan dia tak membalas pertanyaanku sampai 30 menit, namun entah mengapa aku menunggunya )<br />Reza : iya..<br />Aku : kiraen nggak ada orang. <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /> atau lagi sibuk chat <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /><br />Reza : kagak, gue lagi banyak kerjaan, jadi chat nya gue anggurin..<br />Aku : sorry ganggu.. met kerja lagi dah <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /><br />Reza : udah kelar kok.. oya.. reza.. lu sape ?<br />Aku : eh.. panggil queen ajah.. <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /><br />Reza : oke queen.. butuh temen ngobrol.? <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /><br />Aku : nggak.. butuh temen chat.. <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif" /><br /><br /><br /><br /><br />Dan obrolan pun berlanjut.. semenjak saat itu aku jadi sering mengobrol dengannya.. awalnya kita hanya bercerita hal yang biasa saja.. tapi karena kita sudah semakin dekat, kita bercerita banyak hal.. Hanya saja reza lebih banyak tertutup denganku.. Namun dia memang dari keluarga yang baik-baik saja.. Aku bisa mengetahuinya karena memang dia baik-baik saja..<br /><br /><br /><br /><br />Dia tak suka berbasa basi atau seperti orang yang chat pada umumnya.. Dia sedikit berbeda, tanpa perkenalan yang berbasa basi namun mengobrol dengan sendirinya.. dan entah mengapa aku senang mengobrol dengannya.. Terkadang dia mengirimkanku lirik dan link dari lagu terbaru yang disuka olehnya dan aku juga begitu.. Kami sering bertukar cerita tentang apa yang kami lakukan.. Bahkan untuk kondisi didekati lawan jenis, terkadang kami saling bercerita.. Entahlah.. semua begitu terbuka antara kami.. mungkin karena kami tak akan pernah saling melihat atau bertemu.. dan hal itu yang membuatku lebih terbuka kepadanya..<br /><br /><br /><br /><br />Namun, ada hal aneh darinya entah apa aku tak mengerti.. Dia mempunyai sesuatu yang tak pernah aku mengerti, sebuah teka teki yang tak aku pahami sampai sekarang.. Tapi tetap dia akan selalu ada dihatiku.. dan mengenangnya membuatku menyadari bahwa dia begitu berharga untukku.. Jika kau masih ada di dunia ini, mungkin aku akan melihat tawamu dan senyummu dalam dekapku.. namun apa daya kau tak ada disaat aku membutuhkanmu (lagi).. Tak terasa ini sudah kesekian tahun aku lewati tanpa adanya dirimu dalam dunia mayaku.. dan tak terasa ini sudah kesekian tahun aku mengenangmu za.. aku mengenangmu dalam diamku.. bahkan saat aku menuliskan semua yang ada disini, aku masih mencintaimu dalam diamku.. aku masih menangis dan berduka untukmu za.. ya aku masih dan akan selalu.. karena kau tak tergantikan dan tetap akan menjadi yang satu dalam hati, jika ada yang lain.. biarlah dia menempati posisi yang sejajar denganmu namun tak menggantikanmu.. dan sekali lagi.. aku bukan wanita setia bahkan sempurna..<br /><br /><br /><br /><br />Aku masih membayangkan, jika perkenalanku dengannya nyata.. melihat wajahnya, senyumnya, cahaya matanya, bahkan aku bisa merasakan dirinya memang ada dalam diriku.. yaa.. pikiranku masih melambung tinggi kepadanya hari ini.. senum indahnya.. walau hanya sebuah foto, merupakan senyum terindah yang menghiasi hariku.. dan aku masih bisa membayangkannya sampai sekarang walau aku tak menyimpan potret wajahnya sedikit pun.. tapi aku masih bisa mengingat rangkaian detil dari foto yang aku lihat dirumahnya.. dan kenapa.. kenapa kau menghilangkan semua kenangan tentangmu dan hanya menyisahkan satu.. yang tak akan bisa bertahan lama.. Jika kau memang ingin menghilang kenapa tak dari awal za..<br /><br /><br /><br /><br />5 tahun.. dia bertahan untuk waktu yang diberikan untuknya.. ya 5 tahun dengan mengikuti serangkaian pengobatannya.. 5 tahun yang menyakitkan tanpa bisa berkata apapun.. tahun yang menyakitkan untukku saat ditahun terakhirmu aku tak bisa melakukan apapun terhadapmu.. bahkan saat aku bercerita temanku yang ditinggalkan pacarnya dengan penyakit yang sama denganmu, kau menganggap dirimu baik-baik saja dan tak akan meninggalkanku dengan penyakit yang sama.. Namun, tetap saja kau meninggalkannya.. Dan kau tau za, saat ini aku membayangkan diriku menjadi posisimu.. saat kau membalas chat ku.. aku membayangkan kau bersedih.. bersedih karena akan meninggalkanku dengan penyakit yang sama.. Memang diantara kita tak pernah ada RASA yang terucap, tapi lebih dari itu.. Semua yang terjadi itulah RASA..<br /><br /><br /><br /><br />Bahkan saat kau merasakan mual, muntah, kulitmu yang mulai berubah dan rambutmu yang mulai rontok.. Betapa mengirisnya hatiku.. Kau bertahan 5 tahun hanya untuk melihatku tersenyum dan menemaniku dari saat kau mengenalku.. Mencoba menepati janji yang sebenarnya tak akan perah bisa kau tepati.. Tapi dengan berjuta khayalmu tentangku kau terus berusaha untuk tetap bertahan.. Reza.. andai saja aku mengetahui betapa besar pengorbanan mu terhadapku.. mungkin aku akan melakukan yang terbaik yang pernah aku lakukan.. Kenapa aku harus mengetahui semua ini dari renan saat kau sudah tak ada di dunia ini.. Dan bahkan aku masih menganggapmu ada.. entah ini gila atau apa namanya.. Tapi aku masih berharap kau ada..<br /><br /><br /><br /><br />Kau pernah menghilang beberapa waktu dan kau kembali dengan alasan ada urusan.. Dan sekarang aku mohon kembalilah.. Dan bilang kalau kau ada urusan sehingga membutuhkan waktu lama untuk menghubungiku.. Ku mohon, ini hanya mimpi yang disaat aku terbangun aku bisa mendengar kabarmu.. Ku mohon, ini hanya mimpi yang disaat aku terbangun ini akan terlupakan..<br /><br /><br /><br /><br />Aku merindukanmu.. Terasa benar kau masih ada dalam cerita hidupku.. Aku benar merindukanmu.. Terasa masih saja aku menanti balasan chat, email, sms atau tlp mu.. Aku benar merindukanmu.. Terasa suatu saat aku akan melihat wajahmu ada dihadapanku dan tersenyum indah.. Aku rindu za.. benar rindu kamu..<br /><br /><br /><br /><br />Dan sampai saat ini aku masih merindukanmu za.. Tak jarang aku masih selalu melihat id mu yang tak pernah ON dan selalu mengingatkanku pada tanda tidak adanya kehidupan dalam id mu.. Aku masih menunggumu za sampai sekarang aku berharap kau mampu datang dalam kehidupan nyataku walau tak mungkin.. dan kau merupakan kenangan yang terindah yang pernah aku dapatkan dari kenangan-kenangan manis yang lain..<br /><br /><br /><br /><br />Cinta yang tak pernah tersampaikan membuatku seperti orang gila yang selalu merasakan penyesalan yang tak bisa aku ungkapkan.. Rasa bersalah yang terkadang menghantuiku.. Bahkan aku tak bisa mengucapkan maaf kepadamu.. karena aku mencintaimu..<br /><br /><br /><br /><br />" Cinta tak pernah mengenal kata maaf apalagi mengucapkannya.. Karena cinta tak pernah menyakiti dan selalu membawa berjuta bahagia dalam cinta yang ada.. Dan cinta hanya mengenal kata terimakasih, karena aku merasakan cinta dalam diriku atas dirimu, karena aku merasakan bahagia atas hatiku saat bersamamu, karena aku mengerti apa itu pengrobanan untuk dirimu dan karena terlalu banyak karena yang akan selalu berujung dengan terimakasih "<br /><br /><br /><br /><br />Dan jika ada cinta yang menyakiti, maka itu bukan cinta.. itu merupakan ego yang akan membuat rasa cinta itu pudar.. Dan.. kau pun tak pernah berkata maaf untuk hati ini.. karena janji kita..<br /><br />" Antara lu dan gue nggak ada kata maaf, inget itu ! <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/13.gif" /> "<br /><br />itulah perkataan yang pernah kamu tulis untukku.. dan aku hanya bisa tersenyum membacanya.. ya aku tersenyum saat itu dan saat ini aku menangis mengenang semuanyaa..<br /><br /><br /><br /><br />Jika boleh aku bersedih dan menuliskan kesedihanku.. Lembaran ini tak akan cukup untuk untaian kataku akan kehilanganmu.. Tapi.. Aku tak boleh bersedih, karena kau selalu membahagiakanku..<br /><br /><br /><br /><br />Dan jika kalian ingin tau bagaimana kesedihanku.. Jika bertemu denganku, cukuplah kau menatap mata senduh yang tak akan pernah bercahaya.. dan aku mengikhlaskan semua yang ada dalam hidupku tanpa perlu aku mengeluh terlalu dalam.. karena aku yakin TUHAN sudah mengatur semua yang ada dalam hidupku.. dan ini memang jalan yang terbaik dalam hidupku.. Sekenario yang begitu indah yang TUHAN berikan untukku.. dan aku akan lebih menyakitkan jika tak menerima hidup yang TUHAN berikan kepadaku..<br /><br /><br /><br /><br />Dan.. dengan ini bukan berarti aku menjalani hidup kelamku seperti mereka.. aku berbeda.. aku masih mengerti jalan baik yang harus aku pegang.. dan jalan buruk yang harus aku lalui.. Jadi.. biarkan cerita ini terpendam untuk sesaat..<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Quote:Untuk sementara ini, tokoh dalam cerita tidak ada di kaskus, tapi tidak tahu kalau mereka membacanya dan menjadi SR.. dan untuk renan, kemungkinan bukan renan yang ada di kaskus <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /><div>
<br /><a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-39.html">NEXT PART 39</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-8993468285335359662016-11-13T23:21:00.003-08:002016-11-13T23:31:00.479-08:00Beauty in the dark Part 37<br />Dia Pegi - Dia Datang<br /><br /><br />Aku berada diposisi yang tak pernah aku tau dalam hidupku.. Dan baru aku sadari ternyata kisahku seperti sinetron yang terlalu banyak kebetulannya tapi itulah adanya.. Dan memang adanya..<br /><br /><br /><br /><br />----------------<br /><br />Kebisuan masih menghiasiku.. Aku duduk dikasur yang biasa digunakan reza untuk tidur.. Kulihat sekeliling kamar yang dia gunakan.. Bersih rapi dan sama seperti yang dia ceritakan kepadaku.. yaa sedikit foto aktifitasnya tanpa dirinya bisa aku rasakan.. Aku mengamati sekitar.. Kuraba dan kurasakan dia ada disini saat ini.. Kenapa dia tak suka menyimpan banyak kenangan lewat foto.? Dan sekarang aku tau alasannya.. Karena akan sangat menyakitkan bagiku mereka yang menyayanginya jika ditinggalkan olehnya.. Dan begitupun aku.. Bahkan aku tak pernah mengerti sosoknya, dan itu sudah cukup menyakitkan kehilangannya.. ya sangat menyakitkan..<br /><br /><br /><br /><br />Ku pandang satu foto di sisi meja yang biasa digunakannya untuk chat denganku.. Foto itu.. Fotoku.. dengan senyum lebar dan manisku.. Masih teringat olehku saat memberikan foto ini ke dia..<br /><br />Quote:aku : aku baru tau kalo aku lucu loh.. <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif" /><br />reza : laah.. kok bisa.? -.-a<br />aku : iyaaa.. tadi pas makan bareng temenku diem2 ambil fotoku pas lagi senyum lebar.. <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif" /><br />reza : cakep nggak ?<br />Aku : kan udah dibilang lucu -.-a kalo cakep udah permanent dongs <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/6.gif" /><br />reza : mana sini liat.. <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /> aku kan nggak ada foto yang natural.. cepet sini kirimin..<br />Aku : sabar kenapa. -.-a nih, aku kirim.. ( aku pun mengirimkan foto kepadanya )<br />reza : hahahahaa.. asli sumpah lucu banget muka mu.. hahahhaaa...<br />Aku : malah diketawain -.-a<br /><br />Dan obrolan kami berlanjut seperti biasa...<br /><br />Gadis manis dengan mata sipit, hidung pesek, bibir tebal kecil tersenyum lepas memperlihatkan giginya yang besar dan putih berbaris rapih.. Memang hanya bagian wajah saja yang difoto namun senyum itu begitu mempesona baginya.. da senyum itu menawarkan sejuta keikhlasan baginya yang semakin menambahkan benih cinta dalam hatinya.. yaa reza, jatuh cinta pada sosok yang tanpa sadar membuat hidupnya lebih berarti, membuat hidupnya berwarna dengan celotehnya.. dan aku tak pernah menyadari, ternyata aku sangat berarti baginya saat itu, saat dia masih bisa ku gapai dan ada di hidupku.. Namun apa daya.. sekarang hanya ada penyesalan yang tak akan sanggup aku lepaskan..<br /><br /><br /><br /><br />Semua yang ada diruangan ini, benar-benar membuatku menyadari akan sosok reza, reza yang hadir mengisi hari-hariku lebih dari apa yang aku bayangkan.. Dan kalau kau bisa membaca semua yang aku utarakan ditulisan ini.. Aku menangis dalam diamku mengenang semua tentangmu.. bahkan dihari dimana aku berharap akan berjumpa denganmu.. Aku masih menangis membayangkannya.. Iyaa.. aku memang berjumpa dengamu dan mengetahui semua tentangmu tapi itu semua tela terlambat dan benar adanya aku terlambat untukmu.. Dan, kau tak pernah terlambat untukku sampai saat itu, kau tak pernah terlambat untuk kenangan manis yang indah itu..<br /><br /><br /><br /><br />Pikiranku masih melayang membayangkan dia ada disini, diruangan ini.. melakukan semua aktifitasnya dengan begitu lincahnya sampai dia tertatih.. melakukan semuanya sendiri.. membayangkan apa yang dia lakukan saat meneleponku..<br /><br /><br /><br /><br />Quote:"kamu lagi dimana ?" dia bertanya lembut<br />" lagi dilantai atas kosan nih, kamu ?"<br />" lagi didepan jendela mandangin kamu disana "<br />" diiih.. ngacooo... "<br />" mau sampe kapan suka kesendirian diatas kosan.. gelap.. sepi.. dingin.. "<br />" sampe kamu dateng kesini, temenin aku biar aku nggak sendiri lagi.. " aku bercanda kepadanyaa<br />" jangan tunggu aku yaa.. "<br />" kenapa ?"<br />" aku lagi mau kekamar mandi soalnyaa "<br />" diiih.. kirain serius.. dasar jorok... "<br /><br />Dia selalu membuatku kangen dengan celotehnya sampai sekarang..<br /><br />Semua terasa berulang kembali.. dan aku tak bisa memendung air mata ini.. Kupeluk erat bingkai foto wajahnya dengan senyum terindahnya.. dan benar saja tangisku pecah.. ya TUHAN, haruskah cobaan ini aku alami.? Memang ada rencana besar dalam cobaan ini, tapi.. apakah harus ini yang terjadi.. aku kehilangan anugrah terindah dalam hidupku saat aku berharap bisa memandangnya dalam nyata walau sekejap bahkan jika aku mampu, mundurkanlah waktu agar aku bertemu dengannya walau hanya melihatnya dalam diam.. Setidaknya aku bisa melihatnya merasakan bahwa dia nyata.. bukan seperti caranya.. dan menyadari bahwa dia tak pernah nyata untukku dan dia tetap menjadi mimpi bagiku.. dan mimpi yang tak pernah bisa mengubah harapanku menjadi kenyataan..<br /><br /><br /><br /><br />Putri yang berharap akan bertemu pangeran walau tak dijemput, ternyata tetap tak dapat bertemu pangeran dan hanya dapat melihat seberkas kenangan yang ditinggalkannya dalam puing-puing kehidupan yang dia jalani.. Dan aku masih terlarut dalam kesedihan.. merintih.. bukan menangis.. menyesakan seribu tangisan terpendam.. sakit ya memang sakit.. namun aku sudah terlajur sakit..<br /><br /><br /><br /><br />Bahkan aku tak mendengarnya masuk dalam ruangan ini dan dia sudah ada disisiku memelukku dengan erat.. memelukku untuk kedua kalinya dalam tangis terisakku.. Jika dulu dalam tangis terisakku akan ketakutan, kali ini dia datang dalam tangis terisakku aka kehilangan.. ya dia selalu datang disaat yang tidak tepat dan mulai mencuri hatiku..<br /><br /><br /><br /><br />" maaf " dia berkata lirih kepadaku<br /><br />" seribu maaf nggak bakal buat semuanya baik " aku berkata lirih dalam gemuru hatiku<br /><br />" dia nggak mau kamu tahu dan sakit "<br /><br />" tapi kamu dan dia udah buat aku lebih sakit dengan cara kayak gini " aku mulai terisak lirih, melepaskan pelukannya<br /><br />" tolong ngerti queen "<br /><br />" apa yang harus aku ngerti.. apa.? coba bilang ke aku.? apa.? " emosiku tak tertahan dan pecah sudah keheningan saat itu..<br /><br />" maaf queen "<br /><br />" maaf nggan bisa ngebuat semuanya lebih baik, nggak bisa.. apa yang bisa kamu lakuin denga maaf mu.. buat dia balik.? hah.? nemuin aku sama dia.? bisa.? nggak bisa sama sekali.. kemana kamu.? harusnya kamu bisa nemuin aku sama dia.? buat kenangan sama dia.? nemenin dia disaat dia nahan itu semua.? bukan justru biarin dia sendirian sama itu semua.? sekarang kamu tinggal gampang bilang maaf "<br /><br />" queen " dia mencoba memelukku dengan suara lirihnya<br /><br />" aku nggak butuh kamu.. sejak kamu ninggalin aku.. aku udah anggap kamu nggak akan pernah balik buat aku.. aku udah anggap kamu nggak ada buatku.. sekarang kenyataannya apa.. kamu lebih buat aku sakit.. saat kamu tau semua kenyataan.. kamu seolah-olah nggak tau apa-apa dan kamu justru menutupnya rapat.. sementara aku setengah mati mencoba mengerti walau nggak bisa.. aku setengah mati berharap reza kembali.. aku setengah mati nunggu reza.. aku setengah mati nunggu dia.."<br /><br />" aku tau queen "<br /><br />" boong.. kamu nggak tau apa2.. kalo kamu tau.. kamu nggak biarin dia sendiri.. kamu harusnya ajak aku buat nemenin dia.. bukan kayak gini caranya.. aku kesini, jenguk dia saat udah kek gini.. bukan kek gini caranyaa.. " emosiku memang sudah tak tertahan lagi dan semua cerita yang disampaikan oleh renan seolah tak bisa aku terima dengan logikaku.. dan tak mengerti kenapa sandiwara ini harus terjadi dengan begitu buruknya..<br /><br />" queen aku mohon.. tolong ngerti.. aku mohon.. " dan aku hanya bisa menggelengkan kepalaku sambil menangis sejadi-jadinya.. ya biarkan aku menangis kesekian kalinya dalam kisah hidupku.. sehingga aku menyadari apa itu air mata dalam kehilangan..<br /><br />" aku nggak bisa terima semuanya.." hanya kata itu yang terucap olehku dalam isakku sore itu..<br /><br /><br /><br /><br />---------------------------<br /><br />Hari ini, hari terburuk bagiku.. Aku berduka untuk kedua kalinya dalam hidupku.. Kehilangan anugrah terindah dalam diriku dan kehilangan anugrah terindah dalam hidupku yaitu kamu.. Andai saja kamu tau za, kamu lebih dari apa yang kamu bayangkan dalam hidupku.. Kamu berarti, semua kisah tentangmu berarti sampai sekarang.. Kamu bagian kecil dalam hidupku yang membawa arti terbesar dalam hidupku walau tanpa kamu sadari.. Dan terimakasih atas semua yang kamu berikan kepadaku.. Karena aku mampu mencintaimu walau aku tak pernah melihatmu.. dan bagimu itu sudah cukup, melihatku tersenyum dan bahagia sudah membuatmu cukup, dan itu sudah kau anggap cinta walau kau tak mengetahuinya sebenarnya cintamu berbalas.. ya cintamu berbalas..<br /><br /><br /><br /><br />----------------------------<br /><br />Aku masih terduduk di pinggiran taman rumah ini, yang mungkin sering diceritakan reza kepadaku.. Renan datang menghampiriku, mungkin dia merasa aku sudah baikan.. Dan dia memberiku secangking coklat panas.. ya dia memang mengerti tentangku.. Dia sedikit mengelus pundakku, seperti mengirimkan kekuatan untukku akan kenyataan ini dan Dia.. entah dimana, mungkin dia masih tak ingin berbicara denganku.. Dan biarlah kunikmati kesunyian ini sejenak..<br /><br /><br /><br /><br />----------------------------<br /><br />" udah baikan ?" dia mengusik kesepianku disore ini.. dan aku hanya diam tersenyum lirih kepadanya.. Mana mungkin aku akan membaik dengan semua yang terjadi.. hal yang aku harapkan menjadi bahagia justru memendam luka yang mendalam..<br /><br />" maaf kalo aku masih bahas ini.." dan aku tetap terdiam tak menatapnya dan hanya tatapan kosong yang ada pada diriku yang kacau saat itu " aku nggak maksud boong sama mu, semua permintaannya.. aku cuma bisa nurutin apa yang dia mau.. maaf queen.. aku tau gimana perasaanmu, tapi kamu harus ngerti queen.. bukan cuma kamu yang sedih disini " dan airmata ini tak tertahankan lagi..<br /><br />" aku cuma nggak ngerti ma.. aku nggak ngerti sama semua nya "<br /><br />" jangan coba dimengerti queen.. terima sama pahami.. dia mau kamu bahagia.. dia mau kamu baik-baik ajah "<br /><br />" tapi aku nggak baik-baik ajah setelah dia nggak ada "<br /><br />" aku bakal pastiin kamu baik-baik ajah "<br /><br />" aku nggak percaya kamu.. janji mu ajah nggak kamu tepati.. kemana kamu selama ini.. janji bakal balik.. sampai hari ini pun kamu nggak berusaha balik buat aku "<br /><br />" maaf queen.. aku cuma nggak tau cara kembali ke kamu "<br /><br />" dan kamu akan selalu bagitu.. " dia terdiam bisu.. dan kami memang dalam kebisuan saat ini..<br /><br /><br /><br /><br />Tak ada yang lebih menyakikat dari janji yang ditinggalkan.. dan ada yang lebih menyakitkan dari cinta yang tak tersampaikan.. bahkan tak ada yang lebih menyakitkan saat hanya kau seorang yang tak tau akan kenyataan..<br /><br /><br /><br /><br />Quote:Reza bukanlah Tama.. Tama merupakan teman reza, namun tama dari keluarga yang tingkat ekonominya masih dibawa reza, sementara reza dari keluarga yang cukup berada.. Reza terlahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara, Renan merupakan adik reza, dan baju yang aku pakai.. Itu khusus dibelikan reza untukku dengan bantuan renan dan sebagian juga dibelikan tama sehingga memang ukurannya pas denganku dan merupakan warna kesukaanku.. Sementara tama mengenalku karena reza yang memintanya, awalnya tama tak mengenalku.. Namun saat reza menunjukkan fotoku terhadapnya, tama merasa pernah melihatku dan benar saja dia melihatku di kafe.. <br /><br />Aku berkenalan dengan reza melalui forum chat berdasarkan letak kota.. Dan aku selalu memasang profilku di beberapa kota, entah kebetulan atau tidak reza berada di Kota dimana aku ditakdirkan untuk kuliah disini.. Dan dia mengetahuinya.. sehingga dia tak perlu repot untuk mengetahui kabarku.. karena aku berada di Kota yang bisa dia jangkau..<br /><br />Dan reza, dia mempunyai penyakit yang mengharuskannya hidup singkat didunia ini.. Dan dia bercerita kesemua orang terdekatnya bahwa aku membawa arti lebih dalam hidupnya..<br /><br />Orang tua reza lebih memilih menghabiskan waktu dengan pekerjaannya, semenjak reza meninggal, renan hanya sendiri.. dan disaat terakhir reza, renan mencoba menghubungiku namun nomerku atau dataku tak pernah bisa ditemukan renan dalam berkas reza.. dan hingga aku sendiri yang menghubunginya.. barulah renan menceritakan segalanya..<br /><br />Dan satu hal yang mungkin datang tanpa aku sadari.. Sepertinya Tama jatuh cinta terhadapku, sehingga dia lebih memilih menjauhiku untuk tak menghianati reza karena reza hanya berpesan kepadanya untuk menjagaku...<br /><br />Setidaknya teka teki reza tidak serumit yang aku bayangkan, namun tidak berakhir seperti yang aku harapkan juga.. Dan tetap saja TUHAN punya rencana dibalik rencana..<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-38.html">NEXT PART 38</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-11226324832461595682016-11-13T23:20:00.003-08:002016-11-13T23:37:23.397-08:00Beauty in the dark Part 36<br />Perjumpaan<br /><br /><br />Membuka lembaran ini, membuka luka kehilangan kedua kali nya dalam hidupku.. Kehilangan anugrah terindah dalam diriku dan kehilangan anugrah terindah dalam hidupku yaitu kamu.. Dalam untaian kata diawal kalian pasti sudah tau apa yang terjadi, ya lagi dan lagi aku kehilangan.. Seakan hidupku tak ada habisnya dalam derita sesaat..<br /><br /><br /><br /><br />Sekali lagi.. Aku tak setiap hari menangis, Aku tak setiap hari menderita, Aku tak setiap hari bersedih bahkan Aku tak setiap hari bermasalah.. Tapi, dalam kesempatan aku menangis, menderita, bersedih, bermasalah itu mengubah segala harapan indah dalam hidupku.. mengubah semuanyaa.. dan membuatku berpikir " Apa lagi yang harus aku lalui untuk mempertahankan kesabaranku TUHAN ? " Dan benar saja.. banyak yang harus aku lalui untuk bersabar.. karena sabar tak pernah berbatas.. orang yang berkata sabar ada batasnya, sesungguhnya dia tak mengerti apa itu sabar.. dan bijaklah dalam mengambil sikap atas sabarku kelak..<br /><br /><br /><br /><br />-------------------------<br /><br />Bak putri dari negeri dongeng, seperti namaku.. Ratu, aku mengenakan pakaian terbagusku ( sebenarnya pemberian Tama ) dipadukan dengan sepatu merah dan tas merah marun yang anggun.. Aku sedikit gugup, namun fida meyakinkanku.. Karena sejatinya aku harus mengetahui segala kenyataan, jika memang reza telah dimiliki oleh yang lain, maka hal itu harus selesai sekarang juga agar aku tak bermain dengan pemikiranku sendiri.. Dan aku memantapkan hatiku, apapun yang terjadi aku akan melaluinya dengan bahagia hari ini.. dan aku memang pantas bahagia untuk segala alasan..<br /><br /><br /><br /><br />Aku gugup didalam taxi, menerka-nerka apakah sudah dekat atau masih jauh.. memperhatikan tampilanku.. dan aku selalu berkata dalam hatiku " Percayalah.. kamu terlihat baik " dan aku benar-benar baik-baik saja untuk fantasiku sejenak.. Aku tak memperbolehkan pemikiran negatif merasuk dalam diriku karena akan membuatku dalam keadaan yang tak baik.. Dan aku justru berpikir bahwa aku akan bertemu dengan dia yang memang aku ingin temui untuk sejenak.. ya aku ingin memandangmu dalam diam untuk sesaat.. dan TUHAN ijinkan aku menikmati seberkas kenangan bahagia bersamanya untuk sesaat walau hanya lewat pandangan yang terekam..<br /><br /><br /><br /><br />Dan tanpa terasa aku sudah berada dialamat yang diberikan kepadaku.. Berdiri bangunan kecil dengan halaman yang luas ditengah-tengah bangunan kokoh.. terlihat asri dan berbeda.. dan aku menyukainya.. karena mengingatkanku pada rumah dikampungku.. Kupastikan aku siap masuk kedalam rumah ini, yaa aku harus siap masuk.. Aku memberi kabar kepada dia yang mengundangku.. ya sedari tadi aku selalu memberinya kabar dan sepertinya dia menginginkanku datang kesini saat ini juga.. atau mungkin terlambat aku menghubunginyaa..<br /><br /><br /><br /><br />Aku masih berdiri diteriknya matahari siang kota panas ini, namun tak membuatku menjadi hitam hanya saja sedikit berkeringat dan aku sudah tak memikirkannya karena terlalu gugup.. Dan aku melihat sosok wanita cantik dengan senyum indah mengembang keluar dari rumah mungil ini.. ya TUHAN dia cantik sekali, dan aku berani bertaruh, dia menghabiskan uang banyak untuk merawat wajah dan tubuhnya, bajunya saja sudah terlihat bagus sekali.. sementara aku gadis desa yang masuk ke kota dengan menggantung janji kehidupan lebih baik lagi..<br /><br /><br /><br /><br />Wajahnya begitu cantik bahkan saat terkena matahari tetap cantik sekali.. dia membuka gerbang dan berkata padaku..<br /><br />" panas ya queen.. maaf ya lama.. yuk masuk " dan begitu ramahnya dia.. pujaan setiap lelaki.. dan aku hanya tersenyum tolol sambil menganggukkan kepala mengikuti langkahnya menuju kedalam rumah.. Dan kalian bisa bayangkan gadis desa masuk dalam sebuah rumah, pasti memandang kesana kemari, hanya saja bedanya aku memilih diam dan saling memegang tanganku berjalan mengikuti wanita yang membimbingku.. Dan sampailah kami diruangan yang disebut ruang tamu.. Aku hanya terduduk diam disana.. aku tak tak apa yang dipikirkan wanita itu, sedari tadi dia mengajakku berbicara aku hanya melontarkan beberapa kata saja.. Entah apa yang terjadi denganku, namun dia tetap begitu ramah terhadapku dan tidak memandangku sombong atau kampungan.. dan aku bersyukur untuk ini TUHAN..<br /><br /><br /><br /><br />Dia membawakan ku minuman.. jus sirsak, seperti sudah dipersiapkan untuk kedatanganku.. Dan sepertinya dia sudah tau sebagian dalam diriku..<br /><br /><br /><br /><br />" kamu suka sirsak kan ? ini aku buatin, tapi nggak tau enak apa nggak ? coba diicip ?"<br /><br />" eh.. iyaaa.. " aku berkata dengan senyum canggungku<br /><br />" ayoo diicip kak " dia memanggilku kak dan semakin membuatku heran.. namun apalah artinyaa.. akhirnya aku meminum jus yang dibuatkannya dan meletakkannya kembali tanpa berkata.. namun dia memandangku dengan lekat.. sementara aku seperti orang bingung..<br /><br />" gimana kak ?" dia bertanya<br /><br />" eh "<br /><br />" iyaa.. rasanya gimana ?"<br /><br />" oh.. enak kok.. enak banget " aku tersenyum kepadanya dan sudah mulai bisa membiasakan diriku<br /><br />" waaah.. padahal susah juga buat jusnya.. untung ajah kakak suka "<br /><br />" iyaaa " aku tersenyum melihat ketulusannya,<br /><br /><br /><br /><br />Dan hal ini semakin membuatku bingung akan semuanya.. Apa tujuanku disini ? Kenapa aku harus ada disini ? Dimana reza ? Dan kepana wanita ini tidak membahas tentang reza ? Dan kenapa dia begitu baik terhadapku ? Apa maksudnya semua ini ? Dia banyak bercerita kalau reza sering menceritakan tentangku, bahwa aku wanita yang mampu membuatnya tertarik dengan wanita semasa hidupnya dan bahwa aku wanita yang mampu membuatnya mengukir senyum indah.. Dan betapa bahagianya dia mengenalku bahkan dia sering berkata kepada wanita ini bahwa dia harus menjadi diriku.. Dan apa dibalik semua ini..<br /><br /><br /><br /><br />Dia terus bercerita dan membahas tentangku bahkan senyuman selalu terukir diwajahnya, dan tak ada tanda-tanda kehidupan lain dirumah ini.. Aku hanya berusaha menjadi diriku dalam situasi seperti ini, menemaninya berbicara dan sesekali menjawab pertanyaan yang memang dia tanyakan..<br /><br /><br /><br /><br />Dan.. seperti terdengar sayup suara motor dari depan rumah.. Seketika ekspresi wanita yang ada dihadapanku berubah menajdi rona bahagia sekali..<br /><br />" nah.. yang ditunggu udah pulang kak " dia berkata dengan senyumnya yang ringan.<br /><br /><br /><br /><br />ya TUHAN.. apakah ini nyata.? apakah ini saatnya aku bertemu dengannya ? apakah ini sungguh nyata.? Jika iya, hentikan waktu saat aku bertemu dengannya agar aku bsia memandangnya sepuas hatiku ini TUHAN.. aku menangis dalam hati entah itu bahagia atau sedih dan entah apalah namanyaa.. aku serasa akan membeku di sofa ini saat ini juga saat mendengar derap langkah memasuki rumah.. terasa semuanya hening hanya kedatangannya yang aku harapkan.. dan terasa semua yang ada dipikiran ku lenyap.. angan akan melakukan bertanya atau apapun saat bertemu dengannya lenyap seketika membeku dalam kebisuanku menanti kedatangannya memasuki rumah ini.. yaa.. rumah untuk pertemuan yang selama ini aku harapkan.. rumah yang menjadi saksi kisah sedih keduaku dan rumah dimana harapan bahagia itu ada..<br /><br /><br /><br /><br />" lama amat sampeknya kak.. dibilang cepet juga " dia berkata ke sosok yang mungkin sekarang sudah ada disekitar kami..<br /><br /><br /><br /><br />Dan aku menoleh kearah sosok yang diajaknya berkata.. begitupun sosok itu.. Saat itu aku sadar bahwa ada sesuatu yang selama ini aku pikir hanya kebetulan semata, namun ternyata aku yang tak tahu bahwa ini nyata.. Dan aku mengaitkan dengan segala kebingungan yang ada hari ini..<br /><br /><br /><br /><br />Sementara aku dan dia saling bertatap.. dan hening yang ada dalam kerinduan ini.. Dia yang aku harapkan ternyata pernah hadir dalam hidupku.. Sejenak pemikiran ku menuntunku untuk kejadian manis yang pernah terukir olehnya.. Dan benar saja aku menguntai air mata saat mengingat waktu bersama dengannya hinggah perjumpaan tak terduga ini bahkan saat menulis ini pun aku masih mengalirkan air mata.. Entah apa makna dari air mata ini, aku pun tak mengetahuinyaa..<br /><br /><br /><br /><br />Dan.. Biarkan kebisuan kami memberitahukannyaa.. Biarkan kisah ini berjalan dengan kehendak TUHAN... karena TUHAN punya rencana dibalik rencanan manusia...<br /><br /><br /><br /><br /><a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-37.html">NEXT PART 37</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-4768628917150382412016-11-13T23:19:00.002-08:002016-11-13T23:36:56.818-08:00Beauty in the dark Part 35<br />
Harapanku<br />
<br />
<br />
Aku tak begitu mengingat kejadian di masalaluku, karena saat dimana aku harus berjuang menahan segala sakitnya telah aku lupakan.. ya aku melupakan.. dan jika ada yang bertanya.. " punyakah kau kenangan saat kuliah ? punyakah kau kenangan indah didalamnya ?" aku akan otomatis mengambil beberapa kenangan yang memang aku ingat dan membuang kisah sedih dalam hidupku.. Tapi, bagaimanapun kisah itu sebagian dalam hidup dan membentuk diriku yang baru.. sampai saat ini.. dan membekas tajam..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
--------------------------<br />
<br />
Entah apa yang merasuki hati nuraniku, saat semua tak ada lagi disisiku.. Tara yang menjauh dari diriku yang kotor, reza dan tama yang menghilang dengan tiba-tiba.. dan aku yang sendiri dalam kisah cintaku.. Aku masih mengecek emailku, aplikasi chat ku, semua yang berhubungan dengan reza.. dan entah apa yang ada dibenakku di minggu pagi yang kelam ini aku berusaha menghubungi kembali nomer hapenyaa.. dan...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Quote:<br />
" halooo " terdengar sosok wanita dari ujung sana.. dan seketika jantungku hendak berhenti.. wanita.. siapa ini.. dan kenapa wanita yang mengangkatnya.. pacar ? istri ? atau apakah dia ini.. aku memilih menguatkan diri untuk menjawab sapaan yang terdengar berulang ulang "haloo.. halooo.. halooo "<br />
Dan dengan sedikit perasaan gugup aku menjawab perlahan..<br />
" halo.. reza nya ada mbak ?"<br />
" ini siapa yaa ?" terdengar kebingungan dari suaranya.. dan semakin membuatku takut " halo.. ini siapa ya ?" dan aku masih berusaha untuk menjawabnya..<br />
" ini queen.. temennya reza mbak.. rezanya ada ?" aku menjelaskan lembut..<br />
" queensha ? ini queensha ya ?" dia terdengar seperti terkejut dan sama sepertiku yang terkejut dalam kejauhan..<br />
" iya mbak.. rezanya ada ?"<br />
" kamu bisa main kerumah reza queen ?" kali ini dia justru menawarkanku main kerumah reza, hal yang sama sekali tak pernah aku bayangkan sebelumnya.. melihat wajahnya saja aku tak pernah, dan ini justru main kerumahnya.. ada apa dengan semua ajakan ini ? aku tak sempat bertanya dan berpikir saat itu yang aku tau aku merasa bahagia bisa bertemu dengannya..<br />
" eh.. bisa mbak " aku menjawab dengan gugup..<br />
" kamu dimana ini queen ?"<br />
" saya di kos " jawaban polos yang keluar dari mulutku..<br />
" bukan, maksud saya kamu dikota mana ?"<br />
" ooh.. maaf mbak.. saya di S** "<br />
" bener perkiraanku.. yaudah kalo kamu bisa siang ini main kerumah reza ya.. naik taxi ajah kesininya.. nanti aku sms kan alamatnya ke nomer ini.. makasih ya queen "<br />
" eh... iya mbak "<br />
" iyaa.. aku tunggu yaa "<br />
" iya mbak " aku menjawab pelan..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tanpa basa basi, obrolan kami berakhir dengan apa adanya.. Harapan yang selama ini terpendam akan tuntas siang ini, baru saja aku masih berkhayal indah.. benar adanya hapeku berbunyi dan menandakan sms dari orang yang menjanjikannya padaku.. Aku membuka dan membacanya.. Alamat yang kiranya hanya dihuni oleh orang-orang yang mampu tinggal disana dan aku akan kesana dengan apa.. tak mungkin aku kerumah orang yang membantuku dengan ala kadarnya.. namun untuk tampil cantik bahkan anggun aku tak bisa.. Kecuali, baju pemberian tama yang aku jaga dengan baik sampai saat ini masih tersimpan rapi di lemariku.. Dan benar saja aku seperti akan peri kencan dengan orang yang aku nantikan selama hidupku.. Sibuk mempersiapkan segalanya..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Bahkan aku meminta fida untuk datang kekosan ku membantuku mempersiapkan diriku yang sebenarnya tak perlu bahkan terlalu berlebihan ku rasa, tapi.. dia dengan senang hati ada disampingku saat aku bahagia (dia bahagia) saat aku bersedih (dia bersedih) dan kami seperti saling melengkapi..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" emang mau ketemu siapa sih ?" dia bertanya menggodaku<br />
<br />
" temen fi "<br />
<br />
" alaah.. boong.. mana ada ketemu temen sampe sebegininya " dia masih mencoba menggodaku<br />
<br />
" yodah kalo nggak percaya "<br />
<br />
" ya jelas nggak lah.. apalagi aku sampek dipanggil kesini buat nemenin kamu ritual ini itu.. kayak mau nikahan ajah rempongnya "<br />
<br />
" udahlaah.. ikhlas loh "<br />
<br />
" tuuuh.. pinter amat kalo ngeles kamunya " dia sedikit ngambek<br />
<br />
" ilang cakepnya kalo cemberut gitu " aku menggodanya<br />
<br />
" mau apa juga aku tetep cakep kok " dia berkata cuek<br />
<br />
" diiih.. dasaaar " aku hanya tertawa kepadanyaa..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dan kami seperti wanita lain yang sedang kasmaran, lebih tepatnya aku.. Fida bersama ku siang ini memanjakan diri dan membersihkan diri dikosan.. sementara anda, kubiarkan dia menikmati masa mudanya bersama temannya.. Karena dia pantas mendapatkannya dan aku rasa dia butuh kesenangan sejenak karena terlalu mengejar nilai untuk beasiswa agar kami bisa memenuhi kebutuhan kami.. Hari ini senyumku mengembang penuh ketulusan..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" jangan yang itu, kependekan roknya.. "<br />
<br />
" masak sih ?" aku masih berpikir sambil melihat bawa rok ku<br />
<br />
" kan kamu mau kerumah bukan jalan diluar, agak panjang dikitlah.. bakal ketemu ortunya juga kan " fida menjelaskan, kalau urusan ini dia lebih pintar sepertinya " eh.. tapi kamu dijemputkan ?" dia bertanya kepadaku dengan tatapan polosnya<br />
<br />
" nggak, aku naik taxi kesananya," aku menjawab santai<br />
<br />
" laah ? kok naik taxi.. harusnya dijemput dong.. nanti kamu dikira cewek apa lagi main kerumah cowok sendirian "<br />
<br />
" maksudnya ?" aku bertanya polos ke fida<br />
<br />
" logikanya cuma cewek ganjen yang main kerumah cowok queen.. nah masak kamu nggak dijemput "<br />
<br />
" diiih.. kamu mikirnyaa.. mbaknya yang suruh aku kerumahnya naik taxi.. jadi mungkin dia nggak bisa jemput fi " aku berkata lembut<br />
<br />
" yodah terserah, awas ajah kamu dipermaluin.. aku bakal balas mereka "<br />
<br />
" laah.. kalo dipermaluin ya biarin ajah lah " aku menjwab santai<br />
<br />
" nggak bisa dong, harus bikin perhitungan "<br />
<br />
" nih anak.. bikin perhitungan sama ajah nunjukin kita sama kayak mereka.. udah aah.. mikir positif ajah.. lagian jadi yang ngerti lebih baik dari yang membalas atau membenarkan.. " aku masih mencari-cari baju untuk ku pakai..<br />
<br />
" Nah.. itu kayaknya bagus queen "<br />
<br />
" yang mana ?"<br />
<br />
" itu yang barusan kamu keluarin sebelum yang kamu pegang, corak merak marun sama pink "<br />
<br />
" yang ini " aku mengambil baju dari atas kasurku<br />
<br />
" iyaa.. coba, kayaknya juga panjang.. "<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dan aku mencobanyaaa...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
"nggak usah pake kaos dalam queen "<br />
<br />
" nggak ah.. nanti nerawang "<br />
<br />
" nggak loh.. bagusan nggak pake, kesannya lebih rapi, tapi ya tetep pake sot lah "<br />
<br />
" gila ajah nggak pake sot, kalo ngangkang keliatan semua entar "<br />
<br />
" emang kamu mau ngangkang2 didepan mereka " fida tertawa sambil mencontohkan duduk mengangkang " yang ada bakal diusir kamu "<br />
<br />
" kamu ajah deh pake ngangkang sana.. " aku membalasnya dengan bercanda dan masih memakai baju yang disarankannya<br />
<br />
" naah, gitukan bagus.. sini dirapihin dulu " dia beranjak dari duduknya dan merapihkan bagian baju yang terlihat kusut. " ini nggak pernah kamu pake ya ?"<br />
<br />
" iyaaa.. " aku menjawab singkat<br />
<br />
" kenapa ? padahal bagus loh.. pas lagi sama kamu.. warna kesukaan kamu juga kan ?"<br />
<br />
" nggak apa fi.. sayang ajah.. " aku masih memandang dirku dikaca kamarku, yaa aku terlihat anggun dan mempesona saat ini, setidaknya dimataku dan fida..<br />
<br />
" nah.. udah rapih.. sekarang tinggal dempul mukakmu ajah nih "<br />
<br />
" jangan tebel2 laaah " aku protes sebelum dia membuat wajahku seperti lenong<br />
<br />
" kamu nggak perlu didempul banget.. cuma dibedakin dikit ajah sama pake pelembab bibir ajah udah cukup."<br />
<br />
" yakin ?" aku bertanya heran<br />
<br />
" eh.. tambahan maskara dikit ajah deh biar bagus bulu matanyaa "<br />
<br />
" okee.. jangan tebel2 yaaa.. "<br />
<br />
" yodah sendiri ajah sana bedakannyaa "<br />
<br />
" diiih... ngambek "<br />
<br />
" yaa abisnya kamu.. dandanin orang bisa, dandani diri sendiri nggak bisa "<br />
<br />
" yaa gimana lagi, udah nasib "<br />
<br />
" udah pake sendiri sana, nanti aku yang komentari "<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dan aku terpaksa melakukannya sendiri, setidaknya fida sudah membantu dalam urusan lain..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" lehernya jangan lupa, nanti kayak hantu " dia tertawa cekikikan membayangkan warna wajah dan leherku berbeda<br />
<br />
" iyaa bawel "<br />
<br />
" maskaranya pake waterproff ajah.. trus buat bibir pake yang biasa ajah. jangan mengkilap atau berwarna "<br />
<br />
" iyaa.. bawel amat sih.. " aku masih menyelesaikan saran yang dia lakukan.. dan sepertinya tak butuh waktu lama.. aku sudah siap dengan saran yang dia berikan..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" gimana ?" aku berbalik ke arahnyaa dan dia cuma diem ajah.. buat aku sebel. " heh.. gimana fi ?" aku mulai tak sabar melihat tingkahnyaa<br />
<br />
" cantik " dia berkata sambil tersenyum.. " sekarang rambutnya dibiarkan ajah tergerai, pasti lebih cantik..<br />
<br />
" nggak diapa2in nih ?" aku bertanya kepadanya<br />
<br />
" ngapain, rambutnya kan udah lurus trus hitam ya udah biarin ajah gitu.. cantik dibiarkan apa adanya.. nggak usah dipoles.. sama kayak mukamu "<br />
<br />
" serius fi ?"<br />
<br />
" iyyaaa... udah pede ajah "<br />
<br />
" kalo jelek gimana ? berantakan ?"<br />
<br />
" justru itu yang jadi daya tarik.. udah aku tlp taxi nih.. "<br />
<br />
" eeh.. jangan dulu "<br />
<br />
" udaah nanti nggak pergi2 kamu.. " dia sudah beranjak keluar kamar dan menelepon taxi..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aku masih gugup didalam kamarku.. Kulihat sepasang sepatu yang dibawahkan fida kepadaku.. warna merah.. bagus sekali.. warna kesukaanku.. dan fida sepertinya memang membantuku menyiapkan hal ini.. entah karena dia tau aku pantas merasakan bahagia setelah masa sulitku.. atau entah karena dia terlalu bersemangat karena mengetahui aku merasakan kencan pertama, walau hanya sekedar disuruh main kerumah reza.. Dan aku tak cerita sepenuhnya kepada fida, hanya beberapa bagian yang memang dia layak tau.. Seperti kepada kalian yang membaca ini, hanya beberapa bagian yang memang ingin ku ceritakan..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
-----------------------------<br />
<br />
Dan.. hari ini hidupku bak sinetron yang penuh dengan segala kebetulan yang terjadi di kehidupan nyata.. Terlihat konyol memang, namun itulah adanyaa.. Aku bahagia diatas ribuan derita dalam hdupku.. Aku tak menangis sepanjang hari, tak mendapat masalah sepanjang hari namun aku mempunyai kisah kelam sepanjang perjalanan hidupku.. Bhkan kisah kelam itu tak lengkap tanpa kisah sedih pengiring romansa cintaku..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Berharap menjadi puteri dalam dongeng yang akan bertemu pangerannya mesti tak dijemput.. Mendambakan saat bersamanya walau hanya sesaat, dia yang memiliki ruang dalam hatiku meski tak pernah kulihat.. Manusia saja bisa mencintai TUHAN nya yang tak berwujud, kenapa aku tak bisa mencintai manusia yang belum aku lihat.. Memang cinta ini sedikit gila dirasa, namun cinta dalam hatiku sudah terbagi untuk beberapa lelaki yang pernah mengisi hidpku.. Jika aku salah.? Maafkan, tapi memang benar adanya.. Aku bukan wanita sempurna yang jatuh hati dengan satu lelaki.. Namun, aku wanita biasa yang jatuh hati dengan mereka yang pernah mengisi hidupku.. Ada saatnya aku akan bertahan dengan satu hati dan menetapkan pilihan.. Tapi saat ini.. Biarlah aku menikmati keegoisan dari yang pergi menyambut yang datang kembali.. Harapanku...<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-36.html">NEXT PART 36</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-8859111667420510692016-11-13T23:18:00.002-08:002016-11-13T23:35:16.172-08:00Beauty in the dark Part 34<br />Aku "baik-baik" saja<br /><br /><br />Tak ada yang salah denganku setelah kejadian itu, bahkan aku masih seperti biasa.. yaa.. aku masih sama.. hanya saja ada yang hilang dari hidupku.. seyum tulus, mata yang bercahaya dan orang yang mencintaiku.. Sedikit coretan dosa tak membuatku menjadi seseorang yang lebih buruk.. justru aku tetap menjadi diriku.. ya diriku..<br /><br /><br /><br /><br />Tak perlulah aku jelaskan bagaimana kepahitan yang harus aku rasakan dalam amsa sulitku, anggap saja kalian bisa merasakannya walau tak bisa.. karena aku sudah terlalu lelah untuk mengulang luka yang ingin aku tutup rapat walau tak bisa. Dan aku terima apapun yang orang katakan tentang ku karena benar adanya aku seorang pelacur, pemuas nafsu para lelaki yang mempunyai uang lebih dan kehormatanku bisa dibeli, harta yang paling berharga yang aku jaga selama ini hilang sudah hanya dalam sekejap..<br /><br /><br /><br /><br />Anggap saja keluargaku dalam keadaan baik-baik saja karena aku belum melanjutkan profesi baruku.. Sementara dikampus tara tak menyapaku sama sekali, bahkan melihatku juga tidak, untung saja dia tidak meludahi atau menganggap hina diriku dengan tatapannya, dia bersikap cuek seperti kami tak mengenal dan tak ada apapun diantara kami.. sesekali teman bertanya, ada apa aku dan dia, aku hanya menyunggingkan senyum kecil dalam bibirku dan menjawab "nggak apa, kami baik2 aja" terkadang hati kecilku ingin berontak dan berkata "aku tidak baik2 saja, tolong berhenti bertanya" tapi apa daya.. aku tak bisa ya memang tak bisa..<br /><br /><br /><br /><br />Bahkan sekarang aku terpaksa menumpang dengan fida untuk ke kerjaanku, miris sekali ya.. untung saja fida mau membagikan tumpangannya dan dengan senang hati menjemputku.. terimakasih teramat dalam untukmu sayang..<br /><br /><br /><br /><br />Dengan profesi baruku sebagai seorang pelacur, tak menjadikan ku TOP di kalangan pelacur lainnya karena memang aku tak mau, aku bukan menjadikannya pekerjaan tetap aku hanya menjadikannya pekerjaan dikala aku membutuhkan yang lebih dan selama aku mampu aku tak akan mengulangnya.. dan fida menghargainya bahkan sangat emndukungnya.. walau kadang akibat pergaulan dengan wanita seperti kami akan berdampak buruk dalam ucapan dan prilaku dia tetap saja tak menularkannya padaku.. Tapi terkadang dia bercanda kepadaku..<br /><br /><br /><br /><br />" yakin nggak mau gabung ? " dia menggodaku<br /><br />" buat apa ?"<br /><br />" kalo gabung kamu bakal jadi kelas 1 loh ?"<br /><br />" apaan sih kamu ?"<br /><br />" lumayan loh, kelas 1 bayaran mahal tapi kamu sama ntar digerayangin sama om2.. hiiii " dia mengegrakan badannya seakan geli menjadi jijik.. dan aku hanya tertawa..<br /><br />" yodah kamu ajah, aku ogah "<br /><br />" diiih.. aku juga ogah tau "<br /><br />" gitu pake nawarin aku "<br /><br />" iya deh.. iyaaa " dia menyerah..<br /><br /><br /><br /><br />Dan dia memang bisa mencairkan suasana bahkan terkadang dia mau berkata bahwa pelanggan pertamaku tidak mungkin belum pernah melakukannya karena aku sampai demam.. bahkan dia sempat berkata dalam gurauannya..<br /><br /><br /><br /><br />" emang besarnya seberapa sih ?"<br /><br />" nggak tau "<br /><br />" nggak mungkin.. berapa queen ?"<br /><br />" apaan sih kamu.. rempong "<br /><br />" nggak apa dongs sekali2, ayoo jawab dong"<br /><br />" kenapa emangnya ?"<br /><br />" aku penasaran banget kenapa kamu sampe sakit.. pasti gede banget punya dia atau kamu yang kekecilan ya " dia berkata sekenahnya<br /><br />" anggap ajah punyaku yang kecil "<br /><br />" trus punya dia gede ya makannya jadi demam "<br /><br />" sialan kamu "<br /><br />" diiih.. mulai deh judesnyaa " dia tertawa puas<br /><br />" suka banget mancing2 kamu yaaa "<br /><br />" abisnya.. buat penasaran "<br /><br />" yodah sana tanya trus cobain sendiri ajah "<br /><br />" boleh.. mana sini nomernya "<br /><br />" tuh ambil ajah dihape " aku berkata sekenahnya ke fida<br /><br />" eh.. masih kamu simpen ya ?" dia bertanya heran, seketika aku tersadar bahwa aku menyimpan nomernya dan kadang membalas sms konyolnya dengan hanya berkata " ya" " gk " " udh" dan hal singkat lainnya tanpa dia menyerah, tapi ah sudahlah...<br /><br />" iyaa.. ambil ajah sana "<br /><br />" kamu nggak apa queen ?"<br /><br />" maksudmu ?"<br /><br />" kamu nggak punya niat jahat kan ?"<br /><br />" maksudnya ?"<br /><br />" buat apa kamu simpen nomernya ? mau kamu kerjain ? mau kamu santet ? "<br /><br />" nggak lah.. kurang kerjaan amat aku "<br /><br />" ehmmmm.. berarti mau kamu pacarin ya " dia menggodaku<br /><br />" itu lagi, ya jelas nggak.. "<br /><br />" trus ?"<br /><br />" buat punya2an ajah " jawabku sekenahnya " udah aaah.. lagi libur kok bahas dia.. tidur siang dulu yaa.. "<br /><br />" diiih.. nih anak mala tidur "<br /><br /><br /><br /><br />Aku diam dan memejamkan mata, terkadang aku mengenang masa pahit itu dalam diamku.. setidaknya fida tak mengetahui berapa besar kepahitan yang ada dalam diriku, dia mencoba menghiburku menjadikan kenangan pahit sebagai bahan lucu untuk dikenang.. kadang itu berhasil untuk sesaat namun terkadang itu tak berhasil.. Kami terkadang bersama dihari libur, dia sering ke kosanku dan terkadang membawakan anda makanan dan tentu saja anda senang dan terkadang membandingkanku dengan fida.. Tapi aku tak masalah dengan itu, agar anda tau bahwa tanpa aku kelak dia masih bisa beradaptasi dan benar saja.. dia bisa nantinya..<br /><br /><br /><br /><br />Dan biarkan mereka berpikir aku baik-baik saja untuk batas waktu yang tak bisa ditentukan dan untuk waktu yang akan terulang kembali nantinya.. segala kesalahan yang akan membuatku semakin hina dan kotor.. dan aku akan menjalankannya tanpa paksaan.. karena aku harus..<br /><br /><br /><br /><br />Terkadang ada yang berkata, kenapa tak mencari pekrjaan sampingan ?<br /><br />Kenapa tak mencari penghasilan lain ?<br /><br />Masih ada jalan lain selain menjual diri ?<br /><br />Kenapa tak menjual rumah kan masih ada rumah yang bisa dijual ?<br /><br />Kenapa tak berhenti kuliah dan kerja ?<br /><br />Kenapa dan kenapa tak mencari solusi lain selain menjual diri..<br /><br /><br /><br /><br />Dan aku akan menjawabnya dengan lantang kali ini, untuk kalian yang tak mengerti sisi kelam dari hati si pelacur.. sisi hina dari hati si pelacur bahkan kesakitan yang terkadang menyedihkan dari hati si pelacur..<br /><br />yaa.. pelacur ini kali ini berbicara dengan lantang.. lewat tulisan yang dia torehkan dengan segenap kekuatannya membuka memori-memori yang ingin dia lupakan dan menguburnya dalam senyap malam..<br /><br /><br /><br /><br />Pertama, aku sudah melakukan pekerjaan sampingan ketika aku mengetahui kondisi keluargaku seperti apa, bahkan adikku pun ikut berusaha melakukan pekerjaan sampingan sementara pendidikan yang kami ambil negeri yang mempunyai prestasi bagus dan mengharuskan kami meluangkan waktu dari pagi hingga sore untuk belajar namun kami masih tetap melakukan pekerjaan sampingan untuk keluarga kami. apakah kalian masih akan bertanya lagi ?<br /><br />Dan seterusnya.. jalan lain.. bukan kah aku dan adik bahkan keluargaku berusaha dengan semampunya menempuh jalan lain yang lebih baik.. yaa lebih baik jika aku bersabar tapi aku tak akan bersabar untuk kesakitan mereka.. jadi jangan halangi jalanku..<br /><br />Kami sudah menjual semua yang kami miliki, ya semua tanpa sisa kecuali rumah.. bisakah kau bayangkan jika kami menjual rumah dan mengontrak, kemudia uang juga habis dan jika kontrakan habis apa yang harus kami lakukan.? apa keluargaku harus tidur dijalanan dan mengais-ngais sisah kehidupan karena tak sanggup membayar kontrakan, terkesan mengada-ada memang tapi aku tak akan tega membiarkan ibuku ditagih dengan kasar atas kontrakan rumah yang harus ditanggungnya jadi biarkan kami memiliki rumah tetap untuk bernaung walau hanya memakan tempe goreng setidaknya kami merasa aman untuk tempat berteduh kami.. dan beban pikiran keluargaku semakin berkurang karena tak harus memikirkan kontrakan rumah..<br /><br />Jika aku tak kuliah dan hanya lulusan smk dikota kecilku apa yang bisa aku lakukan, bekerja di toko atau menjadi honorer atau menjadi pegawai swalayan dan apakah itu akan cukup dengan adik-adikku yang akan membutuhkan biaya ekstra dan aku menghambat hidupku dengan uang yang bisa aku peroleh sembari kuliah.. it kenapa aku memutuskan kuliah karena uang yang aku dapat dari paruh waktu lebih banyak dari pada aku lulusan smk yang bekerja dikota kecil yang tak mempunyai lapangan pekerjaan yang menjanjikan bahkan untuk berwira usaha aku tak berani karena tak ada modal..<br /><br /><br /><br /><br />Jadi all of your's , shutup you'r fucking mouth<br /><br /><br /><br /><br /><a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-35.html">NEXT PART 35</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-2554907917179614232016-11-13T23:17:00.001-08:002016-11-13T23:28:41.912-08:00Beauty in the dark part 33<br />
<span style="font-size: large;">Aku Pulang</span><br />
<br />
<br />
Pagi ini aku sangat bersemangat dan mengembangkan senyum terindahku.. ya senyum terindah yang akan mengubah segala yang ada dihidupku.. Peri manis tersembunyi dalam iblis yang mendominasi.. Itulah diriku kelak.. dan aku akan membiarkannya beriringan dalam hari-hariku.. Kini, aku bukan Queen yang dulu lagi.. Aku Queen.. ya queen.. queen yang mempunyai banyak misteri dalam setiap yang aku lakukan karena aku mempunyai banyak pikiran yang tak akan diterima oleh akal sehat..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
-----------------<br />
<br />
" nggak ada yang ketinggalan.? semua udah di packing ya ? apa lagi ya ?" fida bertanya dan menjawab sendiri sedari tadi, sementara aku masih duduk di kasur.. dan memperhatikannya.. dia sangat lucu terkadang, ya terkadang..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" kayak banyak ajah yang dibawa.. pake takut ada yang ketinggalan " aku nyeletuk sekenahnya dan dia hanya diam sambil berpikir.. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" iya juga ya.. kayaknya udah beres semua nih "<br />
<br />
" udah duduk dulu ajah, istirahat " dia menuruti perkataanku dan berhenti mengecek semua isi tas yang hanya didominasi baju aku rasa.. " aku langsung balik kos ya " aku berkata kepadanya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" iyaa.. anda juga udah kangen sama kamu " dan aku terdiam, bagaimana kabar adik manjaku.. " dia bolak balik tanyain kamu, trus mau dateng ke kosku, ya aku bilang nggak usah, aku jelasin pelan2 ke dia.. tadi aku udah kasih kabar kalo kamu bakal pulang " fida masih melanjutkan ceritanyaa..<br />
<br />
" eh.. hapeku mana ya fi ? " aku bertanya kepadanya, entah kenapa baru terpikirkan hape sekarang, mungkin karena pikiranku terlalu kacau akhir2 ini.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" ada sama aku, ada yang bolak balik tlp sama sms.. mungkin penting.. coba kamu cek " fida mencari hapeku dalam tasnya dan memberikannya kepadaku sambil menggerakkan kepalanya seperti mengisyaratkan ku untuk mengecek hapeku dan aku menerimanya " aku tau kamu pasti bakal tanya kalo udah baikan, jadi aku bawa trus " dia menjelaskan dan aku tersenyum..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aku mengecek hapeku.. ya ini masih kartu yang sebelumnya, pantas saja tak ada sms atau tlp dari orang lain selain dirinya.. ya dirinya yang menorehkan kenangan buruk malam itu.. Aku tak sepenuhnya menyalahkannya atas apa yang terjadi padaku, karena itu juga keputusanku.. Jadi mungkin aku terlalu jahat jika sedikit membencinya, tapi aku tak bisa dan memang harus membencinya.. ya harus..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ada sekitar 50 panggilan tak terjawab dan 100 pesan yang tertampung di hapeku dan sepertinya fida selalu menjaga batre hapeku karena masih full.. betah sekali dia mengganggu dengan segala sms konyol darinya.. yang membuatku sedikit tersenyum pagi itu..<br />
<br />
Quote:hei.. kamu pasti baca kan.? iya kan.? ah.. pasti mukamu mirip nenek sihir sekarangQuote:aku nggak bisa makan, tidur, belajar, sampe eek.. balas sms ku dong.. kalo perlu angkat tlpku..Quote:udah tidur? pasti udah.. aku mau tidur, tapi takut mimpi indah, soalnya aku mau mimpiin kamuQuote:plisss.. balas dong.. angkat dong..Quote:hei..hei..heiii... dodol banget aku.. >.<"<br />
<br />
Beberapa sms darinya yang masih aku inget.. bahkan aku masih mengingat lainnya darinya.. dan dia memang benar dodol seperti perkataannya..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
" dari siapa sih ?" fida tersenyum licik " hayoooo.. baru sembuh udah senyum2 sendiri "<br />
<br />
" dari orang dodol fi " aku menjawab singkat dan masih membaca sms yang ada dan fida hanya heran memandangku, membiarkanku menikmati sedikit hiburan hari ini..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
----------------------<br />
<br />
Hari kepulanganku dimana, fida ada untukku (selalu) dan kami telah berbagi hal yang tak bisa dibayangkan oleh kebanyakan orang.. Biasanya pelacur itu terkenal sadis dan tak punya hati.. Nakal dan selalu berlaku genit bak wanita penggoda yang memamerkan segala aset yang dia punya.. Namun kami, yang aku dan fida berbeda.. Memang tetap seorang pelacur.. tapi setidaknya ijinkan kami menjadi diri kami sendiri, meraih semua apa yang kami impikan.. dan biarlah ini menjadi rahasia kami ya kami..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Didalam taxi aku masih memikirkan betapa kasiannya dodol.. akhirnya aku memutuskan membalas sms nyaa.. Sementara fida memilih diam.. ya setidaknya kami berbicara dengan hati jika mau..<br />
<br />
Quote:ada perlu apa.?<br />
<br />
aku mengirim sms singkat kepadanya.. dan tak butuh waktu lama, langsung saja balasan darinya sudah melesat ke hapeku..<br />
<br />
Quote:eh.. ini beneran dibales ya.. kalau iyaa.. aku mau ketemu kamu boleh.? <img border="0" src="https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif" /><br />
<br />
Dan sepertinya memang dia aneh dan super aneh sekali.. aku membiarkan smsnya dan tak membalasnya.. Dan dia pun sepertinya bersabar menunggu balasanku.. dan biarlah..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
--------------------------<br />
<br />
" kak queen " anda sudah dengan suara cemprengnya mengejutkan istirahat soreku " kapan kakak balik.? kok nggak bilang ? kakak udah sembuh ? sakit apa emang ?" semua pertanyaan dia lontarkan tanpa spasi dan titik koma.. dan aku hanya tersenyum saja menanggapinya.. " kok mala senyum ?" dia heran menatapku<br />
<br />
" abis tanyanya gerudukan.. satu2 dong "<br />
<br />
" iyaaa.. yaudah cerita geh.. anda pikir kakak masuk rumah sakit.. "<br />
<br />
" nggak kok, cuma kata dokter harus istirahat total.. kan kak fida udah bilang ke anda "<br />
<br />
" iyaa sih.. cuma tiap anda mau ngomong sama kakak, kata kak fi kakak lagi tidurlah.. istirahat.. atau dia lagi nggak dikos.. kan anda bingung kak "<br />
<br />
" sudahlaah.. yang penting sekarang udah balikkan "<br />
<br />
" iyaa.. kakak udah makan.? mau makan apa.? mau jus nggak ?"<br />
<br />
" makan apa ajah yang dikasih deh " aku tersenyum kepadanya " udah ganti baju dulu sana, bauk. "<br />
<br />
" diih.. yodah mandi dulu ajah deh.. nanggung kalo ganti baju "<br />
<br />
" iyaa.. " dia beranjak meninggalkanku..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aku masih berbaring dikamar.. kondisiku memang sudah benar-benar membaik dan aku sudah bisa beraktivitas, tapi fida sudah meminta ijin untukku dikafe sehingga aku hanya perlu fokus kuliah.. Dan tahukah.? Aku tak menjual diriku jika aku masih memiliki cukup uang untuk keperluanku dan adikku.. Jadi, kisah kelamku tak akan banyak menjadi bahan sorotan dalam cerita ini, karena dia merupakan bagian kecil yang teramat sangat menyakitkan yang akan aku bagi dalam cerita ini, berdampingan dengan bagian kecil lain yang juga menyakitkan.. karena dalam hidupku aku sudah menanamkan pemikiran.. "Ini tentang hidupku, bukan diriku" dan silahkan menerka apa dibalik kata itu...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
-------------------------<br />
<br />
Dan sore ini aku berbagi cerita dengan anda, agar dia tak kahwatir dengan kondisiku,. Semoga.. Semoga dia tak pernah tahu kisah yang aku alami.. yaa.. Aku berusaha tegar dengan segala kesenduhan dalam hatiku dan aku berusaha menjadi queen ya queen yang penuh senyum dan tawa bahagia...<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-34.html">NEXT PART 34</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-10723481716659268052016-11-11T22:12:00.002-08:002016-11-11T22:14:39.578-08:00BEAUTY IN THE DARKni kisah bikin nyesek... aku copy dary sebuah forum di kaskus, minta ijin share ya <a href="http://www.kaskus.co.id/profile/4957383">mbak Queen</a>.... <br />
<div style="text-align: center;">
<br />
<br />
<span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-size: 24px !important;"><span style="font-family: "courier new important";"><b>Catatan Kecil Seorang Pelacur</b></span></span></span><br />
<br />
<span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: "courier new important";">Namaku Queensha Cahaya Syurga. Orang tuaku berharap aku menjadi ratu dari cahaya syurga.. tapi..</span></span><span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: "courier new important";"> </span></span><span style="display: block; text-align: center;"><span style="font-family: "courier new important";"> </span></span><b><i>kita tak tahu apa yang akan terjadi... tapi janganlah menyerah untuk sesuatu yang belum pasti.. karena Tuhan mampu membolak balikan hati manusia. </i></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><i>langsung ke part 1 aja ya....<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/bauty-inthe-dark-part-1.html"> <<< part 1>>>> </a></i></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-59104964750899207422016-11-11T22:10:00.001-08:002016-11-13T23:27:54.933-08:00Beauty in the dark part 32<h2 class="entry-title" itemprop="name">
Kenangan</h2>
" kapan aku bisa pulang ?" aku bertanya dengan nada bosen<br />
" besok, kenapa ?"<br />
" aku udah bosen fi.. lagian aku udah sehat "<br />
" dokternya bilang besok ya besok loh, bandel amat sih "<br />
" lama amat ya "<br />
" kamu tuh bukannya nggak betah atau bosen, kamu kebanyakan kahwatir.. ya kan ?"<br />
" aku beneran bosen fi "<br />
" udah jangan ngeyel semua urusan udah aku beresin kok, kamu pulang nggak perlu ngurusin apa2 lagi "<br />
" nah loh, emang urusanku apa ?"<br />
" tau deh.. " dia menjawab sekenahnya sambil tersenyum<br />
" mulai deh " aku berkata sewot ke fida dan dia hanya tersenyum geli sambil mengupas buah yang akan disuapnya ke aku.<br />
" eh.. tapi luka di tanganmu gimana ya ?" dia berpikir keras memikirkan
luka ditanganku " oya.. alasan bekas infus bisa nggak ya " dia
menjawabnya sendiri dan berulang beberapa kali..<br />
" queennnn.. "<br />
" hemmmmm "<br />
" bantuin mikir kek "<br />
" nah loh, aku yang sakit ajah santai.. ngapain kamu yang rempong cint.. " aku hanya tersenyum menjawabnya<br />
" kalo nggak sakit udah aku tampol kamu "<br />
" kalo gitu aku sakit ajah ya "<br />
" iih.. apaan sih.. udah nggak usah mikir macem2 deh "<br />
" iya deh iya.. mana buahku "<br />
" PeDe, siapa yang ngupasin kamu.. ini buat aku makan sendiri "<br />
" yakin nih ?" aku memasang wajah polos nan sedih<br />
" iya deh.. aku nggak bisa nolak sama muka mu yang begitu " fida sudah
menyiapkannya dan memberikan potongan buah kepadaku, dan kamu melahapnya
tentunya..<br />
" kemarin kata suster kamu mimpi buruk ya ?" fida membuka percakapan kembali dengan canggung<br />
" nggak kok, cuma mimpi biasa "<br />
" syukurlah.. aku pikir mimpi buruk "<br />
" udah jangan banyak cemas, kayak emak2 nanti "<br />
" aku bakal jadi calon emak loh.. kamu juga "<br />
" semoga fi " raut wajahku berubah, karena aku tak berpikir akan ada yang bertahan disisiku dengan kondisiku<br />
" jangan gitu queen, aku ajah ada yang mau nerima.. apalagi kamu.. pasti banyak lah "<br />
" iya banyak, nerima fisikku bukan diriku "<br />
" ngomong apa kamu.. udah nggak usah dibalas.. pokoknya kamu harus nikah "<br />
" iyaa iyaa.. bawelnya ngalahin aku lama ini "<br />
" iya dong " dia tertawa lepas siang itu..<br />
<br />
--------------------<br />
Aku masih mengingat semua kejadian yang aku alami sampai malam ini,
malam dimana aku kembali pulih dari luka fisik yang aku alami.. Semua
yang sakit telah kembali normal dan aku bisa melakukan aktifitasku lagi
besok.. Ya, aku normal.. nomal sekali kelihatannya.. namun aku rapuh,
rapuh sekali didalamnya.. Aku terjebak dalam sosok yang aku tak mengerti
bagaimana dia akan bertahan menutupi sosok rapuh dalam diriku..<br />
<br />
Terbesit semua senyuman dan hari-hari masa kecilku hingga ku dewasa,
hari yang indah untuk gadis desa sepertiku.. Keluarga indah yang sangat
ku sayangi dan aku menangis saat mengenang dan menulis ini ya saat ini
juga aku menangis.. Gadis kecil dengan sejuta keceriaan dan
keberaniannya kini menjadi wanita yang entah mempunyai impian atau
tidak.. Aku merindukan keluarga ku, sangat rindu.. rindu sekali.. Aya,
Mama, Anda, Odi, Diar, mereka yang aku sayangi dan mereka yang hanya
sanggup membuat air mataku menetes dengan derasnya seperti sekarang..
Apa yang aku lakukan tak akan sebanding dengan hadir mereka dalam
hidupku, ya hadirnya mereka dalam hidupku yang kelam.. Dan mereka
memberiku bahagia yang sebenarnya.. Ijinkan aku menangis malam ini
merindukan kalian dan benar-benar merindukan saat bersama kalian yang
tak bisa aku lakukan selama 2 tahun ini.. bahkan bagaimana bentuk dan
rupa kalian aku tak tahu jelas adanya.. Sementara dulu, aku bisa
bercanda, berpelukan, bermain dan melakukan apapun dengan kalian.. Walau
itu kenangan kecil tapi sangat berarti bagiku, dan mengertilah.. Hanya
kalian kekuatanku bertahan hidup dari apa yang aku lakukan.. ya apa yang
aku lakukan hanya untuk kalian.. hanya kalian.. Dan aku semakin terisak
malam itu, bahkan saat sekarang aku mengulang memori indah dan pahit
itu aku masih menangis didepan layar komputerku, ya aku menangisi masa
indahku dulu...<br />
<br />
Jika boleh aku memutar waktu, bisakah aku memilih mengorbankan kuliah ku
dan menghasilkan uang.? dan apakah itu akan berhasil.? Terlalu kecilkah
peluang sukses dikota kecil kami.? dan bagaimana janjiku pada diriku
untuk membawa adikku meraih janji kehidupan yang lebih bersinar.?
Bagaimana harapanku terhadap adik-adikku.? dan bagaimana aku bisa
menunjukkan dunia yang begitu luas dan penuh harapan serta impian kepada
mereka jika mereka tak bisa memeluknya.? yaa.. aku tak bisa memutar
waktu, karena mereka tak akan medapatkan apa yang aku harapkan jika aku
tak menjadi seperti saat ini.. dan aku tak akan bisa memutar waktuku
untuk terus menjadi gadis kecil yang bahagia.. tak akan bisa..<br />
<br />
Dan biarlah malam ini aku menghabiskan waktuku untuk mengenang semua
kebahagiaan yang pernah aku rasakan, Aku bisa bahagia dalam waktu yang
lama dan kenapa aku tak bisa menderita berlipat-lipat dari waktuku untuk
bahagia.. Dan aku mempersiapkan diri untuk segalanya malam ini.. Apapun
yang akan terjadi kedepannya, semua ada alasannya.. Itulah pembenaranku
atas semua yang aku lakukan.. ya pembenaran yang akan trus aku
lontarkan saat mereka berkata buruk tentangku, bahkan saat mereka
menganggapku hina atau ingin meludahiku.. Aku sudah siap akan semuanya..<br />
<br />
Aku mendekap tangisku yang pilu.. karena aku memang tak mengerti
bagaimana cara mengekspresikan tangis dalam kebebasan.. Aku hanya bisa
menangis dalam pilu.. Dan biarlah malam ini menjadi saksi atas tangisan
piluku yang mendalam.. dan TUHAN, maafkan aku memberikan warna abu-abu
atas coretan hidupku.. walau aku tahu KAU tak pernah mengenal abus-abu
melainkan hanya mengenal HITAM dan PUTIH, tapi untuk saat ini biarlah..
biarlah aku memberikan ke abu-abuan dalam kisahku.. Ijinkan aku saat ini
menorehkan berlembar bahkan beribu atau lebih dari itu cacatan dosaku
padaMU.. aku mohon.. biarkan aku yang brdosa atas semua yang aku lakukan
dan biarkan aku menjalankan perintah yang memang wajib aku jalankan..
Terimakasih TUHAN, dan aku tak pernah menyesal, marah, menyerah bahkan
mengingkari yang diberikan padaku dan aku mensyukurinya dalam setiap<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-33.html">NEXT PART 33 </a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6330566976744981664.post-46178014758876479252016-11-11T22:10:00.000-08:002016-11-13T23:13:04.143-08:00Beauty in the dark part 31<div class="entry-body">
<h2 class="entry-title" itemprop="name">
Aku Membunuhnya</h2>
<div class="entry" itemprop="text">
Kata
orang, jika sedang sakit kita akan berhalusinasi dan bermimpi buruk..
Tapi kenapa aku tidak.? Entah karena aku masih terlalu lelah untuk
bersedih atau karena aku terlalu jahat kepada diriku.. Entahlah, aku tak
tau jawabnya.. yang aku tau, aku harus sembuh.. dan tak boleh sakit
lagi.. mungkin.. selama akal sehatku masih ada..<br />
<br />
Aku masih berpikir waras waktu itu, jam 9 malam.. ya aku masih normal,
sampai pada akhirnya aku mengingat dengan jelas kejadian malam itu,
malam dimana aku merelakan hal yang aku miliki.. dan dengan fisik yang
membaik maka otakku akan bekerja, terjadilah imajenasi ku.. Dengan
begitu, maka penyakit jiwa yang selama ini aku tahan akan meluap tanpa
obat semua itu akan terasa mematikan..<br />
<br />
Aku tak sadar apa yang terjadi pada pemikiranku sehingga aku berada pada
kondisi depresi terendahku dimana aku akan merasakan gejolak jiwa dan
perasaan yang tercabik-cabik dan berimbas pada penyiksaan fisikku dan
aku benar melakukannya.. Aku menyiksa fisikku dengan begitu kejamnya..
ya sangat kejam.. Hal yang selama ini bisa aku tahan, malam ini retak
sudah pertahananku terhadap penyakit jiwaku..<br />
<br />
Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, karena kondisi normalku tak
bisa menjelaskan dan mengingat apapun.. yang aku tau aku sedang gila..
Gila menyakiti diriku sendiri.. diriku yang merasa tak adil atas
diriku.. ya perasaan bersalah atas diriku.. bukankah aku dapat hidup
bahagia dan layak.? bukan kah aku dapat melakukan apapun ? bukankah
hidupku bahagia.? bukankah dan bukankah.. aku mencoba melontarkan apapun
yang bisa agar aku merasa lebih baik dan tegar, namun tetap saja.. Aku
merasa tak adil pada diriku.. Aku mengorbankan apa yang aku jaga dan
benar aku mengorbankannya..<br />
<br />
Dan.. saat aku tak tau dimana kesadaranku.. ego dan emosi menguasai jiwa
dan hatiku yang semakin pilu.. aku memandang kaca yang ada didepanku..
Dan aku melihat gadis lusuh terduduk didepannya dengan wajah pucat
senduh tanpa cahaya, tanpa guratan senyum dan hanya kelam yang ada
disana.. Sosok manis yang terpenjara jauh dari sorot matanya.. Ya gadis
kelam yang penuh dengan kekejaman nantinya.. yang tak bisa merasakan
ketulusan dalam hidupnya.. Dan dia akan hidup dengan segala kenistaan
dan kebohongan yang dia simpan sampai akhir sisa hidupnya.. Gadis yang
dahulunya selalu bertindak dengan pemikiran matang dan logikanya, kini
menjadi gadis yang melakukan segalanya demi satu alasan : keluarga.
Diatak menyesal, sungguh tak pernah.. Dia tak marah, sungguh tak
pernah.. Dia tak menyerah, sungguh dia sabar.. Tapi dia tak bisa
membiarkan lainnya menunggu untuk semuanya.. Dan, maafkan dia TUHAN,
maafkan dia berdosa atas segalanya.. maafkanlah..<br />
<br />
Sekian lama aku mengamati sosok yang ada di hadapanku sekarang ini,
semakin membuatku mengerti akan hadirnya dia.. Dan membuatku menyesal
karena dia hadir dalam sisi kehidupanku.. Dan malam itu, aku ingin
membunuhnyaa.. dan benar saja membunuhnyaa...<br />
<br />
*********<br />
Kepalaku masih sedikit pusing, aku memandang sekitarku.. Bukan kamar
fida yang aku temukan dan juga bukan kamar mayat.. Jadi dimana aku..?
Kulihat sekelilingku, Semua berwarna putih lembut dan elok dipandang
tapi dimana ini.? Dan aku tak tau.. yang menarik perhatianku setangkai
bunga mawar yang tergeletak dilantai yang begitu putih.. aneh sekali,
disaat semua berwarna putih kenapa ada setangkai mawar merah disana.?
yaa.. aneh sekali.. dan aku mencoba bangkit mengambilnya dan terang saja
itu menajdi mimpi burukku, karena mawar itu manyakiti tanganku.. Mawar
berduri yang aku sangka bisa aku ambil karena dia berbeda, menuruk ke
tanganku yang kini berdarah dan semakin terluka.. ya terluka dan semua
disekelilingku menjadi lautan darah yang benar-benar menenggelamkanku
saat itu.. hingga aku benar tersadar...<br />
<br />
*********<br />
"Queen.. " terdengar suara parau fida dari sampingku.. walau aku baru
bangun, aku masih bisa tau itu fida.. ya fida yang entah kapan ada
disebelahku.. Aku masih mencoba menyeimbangkan semua yang keliatan buyar
dalam pandanganku.. Kepala yang berat membuatku sulit mencerna
sekelilingku dan membutuhkan waktu sangat lama untuk aku tau kalau aku
sudah dirumah sakit.. dan fida masih terisak dalam tangisnya..<br />
<br />
---------------------<br />
" hai fi " aku mencoba tersenyum kepadanya dengan sisa tenagaku.<br />
" bodoh " dia masih menangis disampingku " dasar bodoh " dia terus
menerus mengucapkan kata itu. dan aku hanya bisa tersenyum membalasnya..
" aku takut tau.. udah berenti senyum "<br />
" kenapa ?" aku menjawab lemah<br />
" kalo kamu mati gimana ? udah jangan senyum lagi.<br />
" yaudah aku cemberut ajah ya "<br />
" iiih.. kamu nyebelin banget sih "<br />
" iyaa maaf "<br />
" janji nggak gini lagi yaa.. janji queen.. aku nggak mau kamu kenapa2 "<br />
" iya fi, maaf ya,, udah nangisnya ?"<br />
" bodoh.. "<br />
" iya aku bodoh fi, jadi udah ya nangisnya " aku masih tersenyum lemah kepadanya " tadi dokter bilang apa ?"<br />
" katanya kamu udah baikan, jadi aku nggak perlu cemas "<br />
" kuat juga ya aku "<br />
" iih.. kamu.. awas ajah kalo gini lagi.. aku nggak bakal maafin kamu "<br />
" iya fi.. udah yaa "<br />
" iyaaa.. "<br />
" tara.?" entah kenapa kata itu yang keluar dari mulutku saat itu dan
fida hanya diam membisu " jawab fi " dia masih diam dan perlahan berkata
" dia tau " hanya itu yang fida katakan.<br />
" trus ?" aku seakan tak menepis perasaanku ke tara, yaa.. aku berharap banyak yang berakhir kecewa.<br />
" ya dia tau queen " dan hanya itu yang fida bilang, dan aku memilih
mengurungkan niatku untuk beratanya lebih dalam.. Karena itu akan
menyakitkanku ya menyakitkanku.. Lebih baik aku mengistirahatkan
pikiranku, untuk saat ini kurasa..<br />
<br />
--------------------<br />
Sore yang indah, aku berharap salah satu dari yang aku harapkan ada
disini menemani malamku.. Tapi itu tak akan pernah terjadi karena aku
memang sendiri dan sendiri.. Teman kampus tak ada yang tau aku di rumah
sakit, mereka hanya tau aku sakit demam begitupun anda. Fida sangat
mengerti apa yang aku rasakan sekarang, mungkin.. dan aku berterimakasih
kepadanya..<br />
<br />
Dan lagi, terlalu banyak hal yang aku lakukan bersama mereka.. bahkan
saat dirumah sakit pun aku mempunyai kenangan dengan mereka dan sekarang
aku ada dirumah sakit sendirian tanpa mereka.. begitu menyedihkannya
hidupku bukan, setidaknya dalam hal ini.. Jika dalam hal keluarga aku
bahagia tak apalah dalam hal ini aku menyedihkan setidaknya saat semua
orang membenciku, keluargakulah yang akan terus menyayangiku walau
begitu buruknya aku.. ya begitu buruknya aku.. mereka akan selalu ada
untukku..<br />
<br />
<span class="post-quote" style="color: #484848; display: block; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: normal; margin: auto; text-align: left; width: 100%;"><span style="display: block; font-size: 8pt; padding-left: 10px;">Quote:</span></span>Memiliki segalanya tidak akan membuatmu istimewa dan bahagia.. Tapi, jika kau memiliki seseorang yang menganggapmu lebih dari segalanya , itu yang membuatmu istimewa dan bahagia..<br />
<br />
karena orang tua menganggapmu segalanya dan rela mengorbankan apapun untuk dirimu.. bahkan menyerahkan seluruh hidupnya demi kamu.. maka.. jika ada yang tak berbahagia.. dia tak mensyukuri memiliki orang yang mecintai dan menyayanginya lebih dari hidupnya..<br />
<br />
<a href="http://berpuisilagi.blogspot.co.id/2016/11/beauty-in-dark-part-32.html">NEXT PART 32 </a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10700927436688945803noreply@blogger.com