Beauty in the dark Part 54


Aku Tak Bisa
Aku menghabiskan seharian ini dengan mereka, seperti seorang kakak, ibu, teman bagi mereka.. Renan tak jarang mencuri perhatianku jika sedang mengobrol dengan tama.. Dan mereka memang membuatku bahagia.. Tak lupa aku mengabari fida bahwa aku akan tinggal disini selama liburan.. Karena tama sengaja membahas masalah itu didepan renan.. Dan aku tak bisa menjadi orang yang jahat.. Karena aku tau, bahwa renan butuh teman.. Orang tuanya tak ada disini dan dia sendiri.. Dulu reza menemaninya, sekarang hanya tama.. Terkadang aku ingin bertanya kenapa tama selalu ada dirumah ini dan kenapa dia tak pulang kerumahnya.. Tapi ku urungkan semua itu.. Semua akan ada jawabnya seperti yang lalu..

-------------------------
" kak, hari ini nyalon yuk " renan sudah ada dibalik punggungku memelukku dari belakang
" eh.. mau ngapain emangnya ?" aku masih dalam posisiku duduk membaca buku yang aku ambil dari kamar reza
" yaa.. perawatan kak.. namanya nyalon.. renan udah lama nggak kesalon "
" kalo masih kecil jangan suka perawatan, kasian kulitnya di pres loh "
" kan kakak yang bilang udah besar.. kalo nggak mau nemenin juga nggak apa.. tapi wajib nurutin semua yang renan mau.. " jurus andalannya, dia suka sekali ngambek.. kadang menggemaskan, kadang menyebalkan.. sepintas dia mirip anda.. aah.. aku kangen rumah..
" iyaaa.. iyaaa.. nanti ke salon " aku lebih memilih kesalon daripada dikerjai abis-abisan oleh renan.
" mas tama ikut ya ?" renan bertanya ke tama
" kelen ajah.. males "
" nggak bisa.. ikut pokoknyaa.. "
" nggak " tama menjawab singkat
" kak queen.. mas tama loh.. " dia suka merengek manja.. aku hanya menyikut tama dengan ujung kakiku.. karena kami memang sedang bersantai diruang TV.. Tama melihatku dengan tatapan " apa.? " cuek miliknya dan aku membalasnya dengan tatapan " ikut nggak !" ancaman milikku.. Dan dia sudah kalah..
" iyaaa.. ikut " dia berkata dengan malas " aku menderita hari ini "

Dan tentu saja renan sudah tertawa girang, pamit untuk menyiapkan diri.. Ku intip dari kejuahan dia sudah sibuk mengotak atik lemarinya.. entah apa yang akan dia pakai walau hanya kesalon saja.. Aku memilih melanjutkan membaca bukuku..

" tega banget kamu ya "
" eeh.. kok tega "
" rasain ajah entar kalo keluar sama renan gimana "
" aku sih santai ajah.. sama-sama cewek jugaa " aku tertawa jahat
" jangan seneng dulu.. rasain ajah ntar "
" okeeee" aku menjawab santai
" berani taruhan.?" dia menantangku
" berani dong " aku sudah dengan PD menerima tantangannya " mau taruhan apa.?" aku masih santai menanggapinya
" kalo kalah.. kamu nurutin apa mauku "
" diiih.. ogaaahhh "
" namanya taruhan.. keliatan banget takut kalah "
" kalo aku menang.?"
" terserah kamu mau apa.. tapi kalo aku menang, kamu wajib nurutin semua mauku.. "
" okeee " aku menjawab ringan
" deal yaaa.. selama kamu tinggal disini yaa "
" iyaaa "
" selamat kalah queen " dia menjawab santai
" liat ajah nanti.. "

Tak berapa lama kami mengobrol, renan sudah keluar kamar dengan beberapa baju miliknya dan meminta pendapat kami.. Tama sudah ogah-ogahan dan berkata semua baju bagus.. Lain halnya aku.. aku sedikit memberi komentar baju mana yang paling bagus dan akhirnya dia menemukan pilihannya bukan pilihanku.. Dia memang sedikit menyebalkan dan menyenangkan..

" ayoo kak queen siap-siap.. dandan yang cantik yaa " dia berlalu meninggalkan kami untuk mengganti pakaiannya..
" kesalon nggak perlu cantik.. disana kan dipermak " tama setengah berteriak ke renan
" pokoknya harus cantik " renan sudah menutup pintu kamarnya
" kamu nih.. suka banget ganggu dia " aku tersenyum ke tama
" abis udah gede masih manja.. kalo kamu sama reza bisa.. aku nggak bisa.. "
" diih.. ya dibisain dong.. namanya dia anak bontot"
" iyalaah.. dibelain trus tuh "
" diiih.. apaan.. udah. aku siap-siap dulu " aku meninggalkannya
" jangan cantik-cantik "
" kenapa.? kan mau jalan, harus cantik dong "
" kalo renan boleh, kamu jangan "
" kenapa memangnya sama aku ?"
" pokoknya jangan.."
" nggak jelas " aku meninggalkannya lebih jauh
" jangan cantik-cantik " dia setengah berteriak dan aku masih mendengarnya.. bukan sebel yang kurasa mala aku senyum-senyum sendiri dikamar reza..

Aku bergegas mengganti bajuku dengan baju kaos warna merah marun dan celana jins.. Simple saja karena aku memang sedang tak bersemangat untuk memakai yang terlalu ribet.. Rambut aku biarkan tecepol apa adanya tanpa memoles wajahku.. Karena memang aku sudah terbiasa seperti ini..

Aku keluar kamar dan duduk disebelah tama.. Dia melihatku dan tersenyum.. Tetap saja cuek.. Sementara renan, dia belum juga selesai.. Butuh waktu 10 menit untuk menunggunya.. Dan itu dengan teriakan tama..

" ren.. cepetan geh.. lama amat.. mau dandan gimana juga tuh muka masih sama ajah.. "
" bentar mas.. bentarr "
" udaah biarin ajah ah " aku berkata ke tama
" kayak mau kemana ajah.. artis ajah nggak selama dia "
" udahlah.. namanya dia pengen selalu cantik "
" iyaalaaah "

Renan sudah keluar kamarnya dengan penampilan yang super cantik.. Bajunya sedikit sexy tapi biarlah, aku tak mau banyak melarangnya.. Setidaknya dia bukan ceek centil jika didepan umum.. Dan justru dia terlihat cuek..

" loh,, kak queen kok belum siap-siap ?" dia bertanya heran saat melihatku dari dekat
" udah kok.. "
" gini ajah kak ?" dia bertanya kepadaku
" iyaa.. mau kayak lenong apa pake dandan segala.. udah ah yuk " tama beranjak meninggalkan kami
" iih.. ganti dong kak.. ganti... ya kak yaa "
" jadi pergi nggak.? kalo nggak aku keluar nih " tama sudah berteriak dari pintu
" tuh.. mas mu udah marah.. ayo berangkat "
" kak queen.. ganti dong.. " dia masih merengek
" udah gini ajah.. mas mu marah nanti.. yuk.. " aku menggandengnya keluar, renan masih tak terima tapi dia terpaksa menurut dengan tama.. dia hanya menunjukan wajah manyunnya sampai didalam mobil..

" kalo cemberut trus, aku nggak mau nemenin nih "tama selalu berusaha mengancamnya
" kak queen.. " dia sudah mengadu kepadaku
" udah dengerin ajah mas mu.. " aku berkata lembut kepadanya
" tuh.. nurut makannya " tama sedikit mengejeknya
" kamu juga ikhlas anterinnya " aku berkata ke tama sambil mengingatkan jangan mengganggu renan..

Tama hanya tersenyum.. sementara renan sudah menghilangkan sedikit kerutan dibibirnya.. Memang terkadang lucu melihat mereka.. Tapi ah sudahlah.. ini tak akan lama..

-------------------------
Benar yang dikatakan tama, jalan bersama renan merupakan perjalanan yang akan membuat kita menyesal jika mengikutinya.. Beriniat kesalon tapi justru entah kemana tujuan yang dia tetapkan.. Sengaja memilih salon didalam mall agar berjalan-jalan.. Dan aku mengerti apa yang dia maksudkan.. Menjelajah isi mall dan membeli beberpa barang yang dia pilih beberapa kali.. Dan ini spontan merubah ekspresi wajahku.. Sepanjang jalan tama hanya cuek dan renan memang cuek terhadap tama.. Renan lebih memilihku untuk menemaninya didalam atau memilihkannya apa yang akan dia beli.. Awalnya memang menyenangkan dan kami bercanda bersama tama juga, tapi belom akhir dan masihpertengahan sudah menyebalkan..

Aku memang wanita.. tapi entah mengapa aku berbeda.. kalau disuruh milih lebih baik aku ke gramedia membeli resep masakan, novel, komik, apapun itu daripada harus menemani seorang wanita yang gila belanja dan menghabiskan waktu untuk ini sangat melelahkan.. Dan herannya renan yang memakai rok bahkan sepatu hak tinggi bisa tahan berjam-jam berjalan kaki keluar masuk tokoh yang ada.. ya TUHAN, dia wanita super kuat.. beda denganku yang sudah pegel..

Kami masuk kesalah satu tokoh.. disini agak lama, karena renan galau memilih yang akan dia beli.. dan aku memilih duduk saat melihat ada deretan bangku di tokoh itu..
" ren.. " aku memanggilnya
" iyaa kak " dia masih asik memilih celana tanpa menoleh ke arahku
" kakak duduk dulu ya.. pegel nih "
" ooh.. iya kak.. jangan jauh-jauh tapi ya kak " dia berkata dengan nada manjanya

Dan aku meninggalkannya mencari bangku yang sdikit tak terlihat jika ada yang berlalu lalang dan menselonjorkan kakiku.. Rasanya seperti disyurga.. Aku buka spatuku.. Ya TUHAN, kakiku sudah ada yang lecet.. Kalau tau akan seperti ini mending pakai sandal saja.. Tapi ya sudahlah, terima saja.. Ikhlas, seperti perkataanku ke tama.. Sejenak aku memejamkan mataku.. rasanya capek sekali.. Ingin rasanya merebahkan badan dikasur..

" Capekkan ?" Tama tiba-tiba muncul didepanku dengan posisi jongkok da sudah membawa minuman.. entah sudah berapa lama kami tak minum.. aku sampai lupa..
" ya gitulah " aku berkata singkat kepadanya
" masih ajah bisa sabar ya " dia menyodorkan minuman kepadaku dan duduk disampingku
" selama aku bisa.. pasti " aku menyeruput minuman yang dia berikan
" setiap hari kek gini gimana ?"
" nggak mungkin jugalah.. "
" renan sanggup loh .."
" nggak capek apa dia.?" aku bertanya ke tama
" nanti kamu juga tau alasannya "
" maksudnya ?"
" iyaa.. semua yang dia lakukan kenapa.? dan kenapa dia selalu menikmati semuanya dengan senyum.. " tama berkata singkat dan aku masih bingung..
" entahlah, ada sesuatu di dia yang buat dia berbeda "
" nanti juga kamu tau kenapa.?"
" maksudnya.?"
" kamu kan selalu deket sama orang yang sama "
" eh.. apa lagi itu.?"
" udah skip.. abisin tuh.. biar enakan badannya "
" iyaaa.. " dia mengusap kepalaku

Kami masih mengobrol sambil menunggu renan.. Setelah renan selesai tama ngotot mengajak pulang dengan berbagai alasan.. Dan mereka terlibat beberapa pertengkaran kecil.. Antara gadis manja dan lelaki yang tak bisa menerima kelakuan manjanya (sedikit).. Dan akhirnya kami bisa pulang.. Sepanjang jalan tak banyak kata dari tama.. Namun renan, dia berceloteh tentang apa yang dia ingin celotehkan bahkan sesekali menyindir tama yang tak mau menemani kami berdua ke rute selanjutnya.. Tapi aku bersyukur.. Penderitaanku berakhir.. Dan aku bisa istirahat sejenak sebelum aku berangkat kerja.. Karena aku sangat ingin sekali tidur.. ya tidur..

------------------------
" renan tidur ya kak " renan sudah berpamitan kekamarnya begitu tiba dirumah
" iyaa.. jangan lupa bersih-bersih dulu ya " aku mengelus kepalanya yang dibalas dengan anggukan..
" eh.. angkat nih belanjaan.. " tama sudah mengomel
" nanti ajah.. capek.. " dia sudah beranjak meninggalkan kami
" udahlaah.. sini aku yang angkatin " aku berkata ketama
" nggak usah aku ajah " dia sudah mengangkat belanjaan renan " kamu istirahat ajah.. "

Aku dan dia berjalan kedalam rumah.. Dia menuju kamar renan dan meletakannya didepan kamar renan.. Sambil memberitahu renan kalo belanjaannya ada didepan kamarnya.. Sementara aku sudah merebahkan badanku di karpet depan TV.. Memeluk bantal yang ada disana.. Dan aku memejamkan mataku.. Dan.. Terasa hangat peluknya dari punggungku.. Aku mencoba melepasnya.. Namun...

NEXT PART 55
Share:

Beauty in the dark Part 53

Bukan "dia"

Aku jatuh cinta.. Cinta masa remaja yang dalam.. Memang benar kata orang, cinta masa remaja sulit dilupakan, apalagi jika itu cinta pertama yang mengajarkan kita RASA yang tak pernah kita mengerti dan pahami.. Hanya ada senyum tersipu dari cinta itu..

Cinta yang tak pernah tersampaikan jauh lebih rumit dari cinta yang sudah pernah tersampaikan.. Dan semoga, dari sana kau mendengar bahwa aku mencintaimu..

Quote:Angin malam berhembus,
lirih dingin menyapa
Coba merasakan,
semilir kehadiran mu
Tuhan ku tanya cinta,
kemana arah dan tujuannya
Bila memang berpisah,
mengapa maut yang pisahkan

Aku memuji mu,
hingga jauh,terdengar syahdu ke angkasa
Rintihan hati ku, memanggil mu,
dapatkah kau dengar nyawa hi-dup ku
Runtuh jiwa raga ku,
hancur berkeping-keping
Tangan dan kaki tiada,
berpijak di bumi lagi

Kau,menelanjangi,
diri ku s’lalu,lewat indahnya,
peluk kasih,
merangkul kalbu,
yang membelenggu,
dan kini,
tinggalkan ku
AdaBand - Nyawa Hidupku

Beberapa lagu sedih sukses membuatku menangis saat mengingatnya.. Bahkan mengingat kenangan yang lalu walau bukan dirinya... Dan hidupku berlanjut seperti apa yang mereka harapkan bukan aku harapkan..

----------------------
Aku keluar kamar dengan memakai baju yang ada disini.. Baju yang cukup hangat.. Ku biarkan rambutku terurai dalam gelapnya hidupku..

" udah.. ?" tama bertanya memastikan dan aku jawab dengan anggukan.. kami langsung berjalan keluar rumah..

Krengsengan yang dibilang tama tak jauh dari komplek perumahan ini, jadi kami kesana hanya naik motor.. Sepertinya memang krengsengan ini buka hingga pagi, karena jam 2 malam masih ramai pembelinya walau mereka makan dipinggir-pinggir jalan.. Tama memesan 2 porsi dan dia sudah mengerti porsi makan ku, jadi aku tak kahwatir.. Sambil menunggu krengsengan kami duduk di salah satu tempat yang disediakan.. Tak banyak bicara sampai akhirnya pesanan datang.. Dan kami makan dengan sendirinya.. Dan memang krengsengan ini enak rasanya, yang membuat aku akan merindukan tempat ini jika kembali ke Sumatera..

Selesai makan pun kami tak banyak bicara, tama membayar krengsengan dan kami langsung pulang.. Sudah terlalu malam kalau jalan-jalan..

----------------------
" pake baju tidur renan ajah ntar " tama menawarkan saat aku berpamitan hendak membersihkan mukaku karena habis dari luar
" emang ada yang seukuranku?" aku bertanya, karena badan renan lebih ramping dari badanku yang terlalu semok.
" ada kayaknya, cari ajah dikamarnya. dia punya banyak kok.. jangan pake yang tipis ya "
" eh.. maksudnya ?"
" ntar juga kamu tau kalo udah liat koleksi baju tidurnya renan " tama hanya tersenyum kecil meninggalkanku yang bingung..

Aku masuk kekamar renan membereskan badanku, kubuka satu persatu lemari renan.. dia punya 3 lemari, sementara dikos aku punya 1 lemari dan bajuku hanya separuh dari lemari kosku.. Sementara renan, ya TUHAN banyak sekali pakaiannya, bagus.. Aku memfokuskan mencari baju tidur.. Ketemu, semua baju tidurnya bukan piayama.. dan aku paham yang dibilang tama.. Semua baju tidur renan tipis dan sedikit terbuka ( sexy ).. Aku memilih baju yang paling sopan.. Bahkan baju rumah pun termasuk ukuran sexy.. Tak mungkin aku tidur dengan pakaian yang memang tak dipakai tidur, rasanya tak akan nyaman..

Selesai mengganti baju, aku memakai jaketku untuk menutupi badanku agar tak terlalu sexy.. Aku kedapur untuk minum.. Tama memang tak pernah ada saat aku keluar kamar atau berkeliling, tapi dia tiba-tiba akan muncul disebelahku bagai hantu.. Aku membuat teh hangat dan berencana menghabiskan malamku di bangku teras taman, dingin memang.. Tapi entah mengapa aku ingin disana, seakan menikmati keberadaan reza yang aku harapkan.. Bahkan aku membuat dua cangkir teh hangat tanpa aku sadari.. Namun, aku tinggalkan didapur.. Berharap reza datang menyusulku dan duduk disebelahku..

Tapi semakin lama aku menunggu semakin dingin teh yang ada dihadapanku dia tak akan datang, dia hanya datang sebagai bayangan.. Aku gila memang.. Bahkan dalam Agamaku yang sudah tiada kembali kesisinya, tapi aku berharap ini seperti di film-film, dia masih disisiku berusaha menyentuhku dan selalu bersamaku.. Aneh, tapi itulah harapanku.. Tapi itulah yang aku ingin, dia menyapaku dalam diamku.. bahkan dia memandangku dengan cintanya.. Tetap bukan dia yang ada disisiku.. hanya semilir angin malam ini yang aku anggap sebagai dia yang datang padaku..

Entah sudah berapa lama aku disini, rasa kantuk tak menghinggapiku.. Suara renan juga tak kudengar dan tama sepertinya tidur entah dimana.. Aku masih ingin disini sampai tertidur, berharap saat aku bangun, reza ada dihadapanku dengan senyumnya.. ah... Saat bersama D aku mengharap tama, saat bersama tama aku mengharap reza.. Apa yang terjadi padaku dan hatiku semakin rumit.. serumit pikiranku yang harusnya tak rumit..

Aku tertidur dalam lamunanku.. Dingin malam ini menemaniku.. Dingin yang selanjutnya berubah menjadi kehangatan yang memanjakanku.. Dan aku benar terlelap, karena mungkin aku sudah terlalu capek sehingga aku tertidur dengan pulas tanpa menyadari dingin angin yang menggerogotiku..

Aku sama sekali tak bermimpi buruk.. justru aku bermimpi indah malam ini walau aku tak mengingatnya, tapi serasa reza ada di sisiku.. walau hanya sekejap kurasakan.. Terkadang orang yang sedang bersedih dan jatuh cinta, bisa terlalu berlebihan mengekspresikannya.. seperti aku saat ini..

Aku terbangun dalam tidurku.. sebenarnya aku tak akan terbangun kalau tak karena panas yang sudah sampai dibadanku.. Aku masih disini, dengan posisi yang sama.. Hanya saja ada 2 cangkir teh disini.. Dan pikiranku semakin melambung ke hal-hal aneh.. Bahkan hal mistis yang harusnya tak boleh aku percayai.. Aku gila.. seketika aku mencari sosoknya karena cangkir yang ada didepanku.. Kulihat sekeliling taman.. Kulihat dapur dan semuanya.. Sepi.. tak ada siapapun.. Seperti orang gila aku pagi ini karena alasan 2 cangkir teh yang ada dihadapanku.. cangkir yang aku buat.. yaa ini buatanku..

Dan aku tersadar bahwa aku bermimpi.. Aku memutuskan membereskan apa yang nampak tak rapi..

" udah bangun ?" tama menyapaku, sepertinya dia habis berjalan-jalan dipagi hari..
" iyaa " aku menjawab lemah..
" kamu kenapa.? sakit .? " dia mendekatiku dan memegang keningku..
" nggak apa " aku menghindar
" tadi malam aku mau bangunin kamu.. tapi kek nya kamu capek banget.. jadi aku temenin ajah tidur diluar.. " dia berkata seakan menyesal membiarkanku tidur diluar
" iya nggak apa ma " aku masih melanjutkan berberes
" eh.. makasih teh nya.. aku nggak tau kamu buatin aku teh.. aku pikir kamu mau langsung tidur.. jadi aku tadi malam keluar, cari angin " dia berpikir banyak kemungkinan atas sikapku yang seperti ini
" kamu yang minum ma.?" aku bertanya meyakinkan
" iyaa.. buat aku kan.?" dia memastikan " atau kamu emang mau minum dua gelas ?"
" iyaa.. buat kamu kok " aku menjawab singkat " udah sana mandi.. nanti temenin aku belanja.. "
" aku udah belanja.. liat ajah dikulkas.. "
" kapan.? "
" tadi pagi.. dipasar pagi.. udah biasa kok.. jadi jangan kaget " dia duduk santai dimeja makan sambil memakan pisang yang ada dimeja " oyaa.. renan belum bangun.. tuh anak kalo tidur kayak kebo.. nanti kalo bangun juga bakal rame nih rumah "
" iyaa.. yodah aku masak dulu.. mau makan apa kamu.? renan sukanya apa.?"
" aku sama dia mah apa ajah dimakan.. kamu masak yang nggak buat ribet ajah "
" yaudah.. tunggu ya.. kalo laper makan pisang ajah trus.. "
" dikira monyet apa.. "
" kali ajah monyet " aku sudah menyiapkan bahan-bahan untukku masak..
" kamu mau tinggal sini nggak queen.?"
" hah.?" aku memastikan pendengaranku
" iyaa.. selama liburan tinggal sini.. kalo urusan kerja.. nanti aku antar jemput.. tapi pake motor ya.. nggak apa kan pake motor.. gimana.?"
" biasa ajah bilang motornya, biasanya juga aku ngangkot kemana-mana.. nanti aku pikirin ya "
" ini permintaan renan juga loh " entah benar renan atau hanya dia mengeluarkan jurus agar aku mau tinggal disana..
" kalo renan yang minta, aku mau.. " aku berkata singkat

Dan kami sedikit mengobrol disela aku memasak.. Tama juga sepertinya mengerti memasak, karena dia sesekali mengomentariku yang aku balas dengan sewot.. Tak ragu dia juga sesekali mencicipi masakanku dan mengomentarinya.. dia tak berubah.. hanya saja ada hal yang membuat kita berubah.. Sepenggal kisah yang mengaitkan kita..

Renan yang dibilang tama akan tidur lebih lama ternyata tidak, sepertinya saat otaknya sudah sadar dia langsung bangun dan mencariku sekeliling rumah.. dan justru mendapatiku didapur sedang asik memasak ditemani tama..

" kak queeeennn " dia sudah teriak dengan lengkingan derasnya disertai senyum leganya.. dia berjalan cepat kedapur..
" udah bangun.. mau sarapan apa.?" aku membalasnya dengan senyum
" renan kira kakak pulang.. renan cari keliling rumah.. ternyata disini pacaran sama mas tama "
" nggak lah.. kakak kan udah janji.. mau makan apa nih ?"
" apa ajah.. asal kakak yang masak jadi enak.. kata mas reza kakak pinter semuanyaa "
" yaudah.. sarapannya omlet ajah gimana.?" aku bertanya kepada tama dan renan yang sudah saling bercanda dimeja makan..
" iya kaaakk " suara renan mengalahkan suara tama.. dan itu membuat tama selalu menggodanya..

Pemandangan yang indah dipagi hari.. Dan, ada yang aneh dihatiku.. Aku begitu bahagia melihat senyum mereka dan aku begitu bahagia ada disini, bersama mereka.. Ingin rasanya aku merasakan ini seterusnya.. Dan semoga..

Aku memasakan omlet untuk renan dan tama.. masakan yang sudah aku masak sebelum renan bangun juga aku hidangkan bersamaan..

" waaa.. kayaknya enak nih.. ya kan mas " dia sudah berbinar melihat piringnya
" baca doa dulu jangan main samber ajah " tama menyindirnya
" iyaaa.. iyaaa.. " renan memasang wajah manyunnya
" udah dimakan.. nggak usah diambil hati omongan mas tama "
" tuh.. baikan kak queen.. huh.. " dia mencibir ke tama " eh.. kakak nggak makan.?"
" makan kok.. ini mau ambil piring kakak "

Renan makan dengan lahapnya.. dia memang suka makan sepertinya namun badannya tetap bagus, beda denganku yang semakin melambung.. Tama masih menggoda renan disela-sela makannya.. Mungkin karena mereka dari dulu bersama, tama menjadi pengganti reza.. Dan aku seperti bisa melihat reza ada dalam diri tama.. ya TUHAN, apa ini.. Tama bukan pengganti reza, karena tama berbeda.. Dia mencuri hatiku dengan cara berbeda sebelum aku mengetahui semua kenyataan yang ada..

Hanya saja aku masih tak mengerti filosofi gadis memandang keluar jendela yang di katakan reza pada tama.. dan mereka lah yang akan mengerti.. Entah apa makna dibalik semuanya.. Tapi setidaknya aku sudah bisa menerima semuanya.. Semoga cintaku bahagia mulai hari ini.. Karena keluargaku baik-baik saja sekarang dan aku ingin hatiku juga baik-baik saja..

NEXT PART 54
Share:

Beauty in the dark Part 52


Renandya
Dia begitu singkat hadir dalam hariku.. Tapi dia akan membawa sejuta hadiah tak terduga dalam hidupku.. Jalan hidup yang aku rasa akan membosankan dan biasa saja berubah karenanya.. karena dia membawa sesuati yang tak aku mengerti itu apa.. bukan kebahagiaan juga bukan kesedihan.. aku tak pernah tau itu apa.. tapi dia bisa masuk dalam hidupku tanpa aku sadari... dan lihat saja apa yang akan diperbuat olehnya terhadapku..

------------------------
Sudah 2 minggu berlalu semenjak kejadian itu.. Liburan ini anda aku kirim pulang ke kampung karena dia akan merasa bosan disini.. berhubung udang tabunganku masih ada dan nilai dia sudah pasti bagus, tanpa menunggu hasil dia sudah aku kirim pulang membantu keluarga dirumah.. Aku menghabiskan waktu fokus dengan pekerjaan paruh waktuku.. Bagi sebagian orang ini hanya pekerjaan biasa dan tak menghasilkan apa-apa.. Tapi bagiku ini begitu berharga.. Disiang hari aku banyak menfokuskan diri untuk memanjakan diriku yang hanya aku dapatkan 6 bulan sekali..

Jangan tanya soal nilaiku, karena aku sibuk memikirkan yang lainnya.. Tentu saja aku mengalami ujian ulang dan demo projek ulang.. Walau ibu kahwatir dengan perkuliahanku yang menurun dan tak seperti nilai anda, tapi aku tak memikirkannya.. karena aku punya alasan.. Biarkan dia bangga pada anda.. dan biarkan aku yang diam dan mengalah.. ya aku hanya akan membahagiakan mereka dalam lukaku.. itulah aku..

Sesekali dia datang ke kafe walau hanya sekedar tersenyum dan menyapaku.. dan aku tak begitu menghiraukannya karena memang aku sedang kerja.. biasanya dia mengajakku berbicara dan memesan pesanan terhadapku dan dia akan pulang.. tapi entah kenapa hari ini dia begitu betah disini..

" Sstttttt " dia menyapaku saat aku melewatinya dengan senyum konyolnya.. aku hanya mendongakkan kepalaku menandakan ada apa..
" pulang aku tunggu yaa " aku hanya berlalu meninggalkannya.. karena aku sedang sibuk dengan pekerjaanku..
" cieee yang ditungguin " fida sudah meuncul disamping ku dan menggodaku.. sementara aku fokus merapikan pesanan pelanggan di nampanku.. " apaan.. kerja sana.. jangan gosip trus "
" diih.. sok jutek.. " dia masih berusaha menggodaku.. namuan aku memilih cuek dan meninggalkannya.. sedikit terlihat olehku ekspresi rio yang berubah dan akhir-akhir ini dia lebih memilih diam terhadapku..

---------------------
" lama amat " dia sudah muncul didepan pintu kafe
" siapa yang nyuruh kamu nunggu "
" iyaaa deh iyaaa.. si fida mana ?" dia melihat ke dalam kafe
" masih beres-beres.. kamu ada perlu apa.?"
" nggak ada.. mau ajak pulang bareng sih kalo mau "
" nggak bisa.. aku lagi males.. "
" yaudah deh.. kalo besok siang jalan mau ?" dia bertanya dengan harapan
" nggak.. capek "

Kami masih sesekali mengobrol.. bukan mengobrol, tepatnya dia yang lebih banyak berceloteh dan bertanya.. sedang asik kami mengobrol, ada suara merdu nan nyaring yang menyapaku dan tak asing.. sangat tak asing sekali..

" kak queen " baru saja aku hendak menoleh ke arah suara itu.. tubuhku sudah dihujani pelukan kuat yang membuatku sempoyongan.. aku coba menyeimbangkan diri dari rasa kagetku.. ku coba memperhatikan seseorang yang ada dipelukanku.. sepertinya tak asing dan memang benar.. dengan air mata yang sudah membasahi bahuku dia trus memelukku..

" renan ?" aku masih bertanya bingung apakah ini dia atau bukan.. sementara D hanya terheran melihat posisiku..

Tak butuh berapa lama.. sosok yang aku harapkan hadir namun tak ku harap hadir ada di hadapanku.. Renan masih memelukku dengan tangisnya.. Entah apa yang terjadi aku tak mengerti, biarlah mereka yang menceritakannya tanpa perlu aku bertanya seperti yang lalu-lalu.. biarlah semua mengalir apa adanya..

" kamu kenapa ren ?" aku mencoba menenangkannya dan mengelus rambut indahnya.. tapi dia masih menangis terisak.. aku coba memandang sosok yang sangat aku rindukan.. pandanganku masih sama penuh cinta kepadanya.. dia satu dari yang lain yang mengisi hatiku dengan cinta.. dan dia mengerti apa yang aku maksud..

" dia nangis trus.. minta ketemu kamu.. kangen katanya.. aku udah bilang besok.. tapi dia maksa sampe matanya bengkak.. yaudah aku bawa kesini.. kebetulan jam segini kamu biasanya baru pulang" dia menjelaskan dengan nada lemah kepadaku..

" udah ren.. udah.. besok-besok kakak main kerumah yaa.. udah jangan nangis lagi " aku berusaha menenangkannya dengan nada lembut..
" janji.. " dia berusaha berkata disela tangisannya
" iyaa janji.. kakak nggak akan ingkar kok " aku tersenyum kepadanya mengusap tangisnya " udaah.. jangan nangis lagi ya.. udah besar kok.. ialng cantiknya " dia mulai tersenyum..

" abis kangen sama kakak.. kak tama nggak mau nganterin ke kakak.. trus nomer kakak dihapus dari hape.. renan juga belum sempet catet nomer kakak.. trus kakak nggak pernah tlp lagi.. " dia menjelaskan panjang lebar.. sementara tama hanya diam tanpa kata dan aku sedikit memandang sinis terhadapnya karena penjelasan renan..

" yaudah.. sekarang kan udah ketemu.. jadi jangan nangis.. besok-besok kakak sering main kerumah kok.. ini kakak udah libur kuliahnyaa "
" beneran kak ?" dia bertanya girang
" iyaa.. janji kok " aku tersenyum memeluknya.. kuabaikan mereka yang ada disekelilingku.. " sekarang pulang geh sama mas tama "
" nggak mau.. mau sama kakak pulangnya... ya kak ya.. tidur bareng renan yaa "
" nggak bisa dek.. pulang sama kak tama ya besok kakak main kerumah deh "
" tuh kan.. " dia sudah menangis lagi " jahat semuanya.. cuma mas reza yang baik.. semua jahat " dia sudah menangis lagi.. dan aku yang saat itu sedikit mengukir kenangan lalu.. mencoba menenangkannya dibalik kesakitanku akan nama yang dia sebutkan..

" iyaa.. yodah kakak ikut pulang.. udah jangan nangis lagi yaa " aku mencoba menenangkannya sebelum terjadi prasangka atas orang disekitar kami " sebentar ya.. disini dulu sama kak tama " aku langsung menarik tangan mengisyaratkan D menjauh dari mereka dan D mengikutiku.. tama hanya melihat kami dan renan mengangkuk disela tangisnya yang sudah mulai reda..

" aku nggak bakal tanya apa-apa " D sudah tersenyum kepadaku sebelum aku menjelaskannya..
" makasih.. maaf yaa... aku kesana dulu.. kamu hati-hati pulangnya " aku sudah meninggalkannya.. entahlah.. D seakan mengerti dan dia hanya tersenyum tanpa sempat berkata apapun.. Sedikit kulirik dia saat menghampiri renan dan tama.. Dia sudah berjalan ke mobilnya dan menatapku..

" aku bilang fida dulu ya.. renan disini sama mas tama.. nanti temen kakak nyariin soalnya "
" jangan lama ya kak " aku mengangguk dan tersenyum ke renan.. berlalu mencari fidan didalam kafe dan pamitan kepadanya.. memberikan kunci kosku, kalau saja dia mau main kesana, dia sedikit bingung dengan kejadian malam ini.. tapi aku hanya bisa berkata "nanti aku ceritain.. oke.. dahh " dan aku berjalan keluar menghampiri renan dan tama..

" yodah yuk.. " aku mengajak mereka pulang.. renan sudah menggandeng tanganku dengan manja.. kesalahn terbesar karena aku mengenalnya.. tapi dialah yang akan berperan dalam kondisi ini.. dan TUHAN sepertinya sudah mengaturnya..

Kami berjalan bersama.. Tama tepat disebelah renan.. dan renan ada diantara kami berdua yang dalam kebisuan saling tak berkata namun saling memiliki makna tersirat yang tak akan bisa dijelas.. Antara aku dan tama ada sesuatu yang memang dirancang entah itu apa, dengan melibatkan tokoh dalam ceritaku.. Dan mengapa harus ada hati yang terluka dan kejadian pilu lainnya jika ini sejatinya akan menjadi kisahku dan dia.. Sampai saat ini aku tak mengerti apa yang akan TUHAN sajikan untukku.. Yang aku anggap hilang kembali.. Yang tak ku harapkan hadir.. Semoga ini akan menjadi baik kedepannya bukan menjadi kisah yang semakin pilu.. Harapanku malam itu..

Aku dan renan duduk dibelakang, dia trus menempel kepadaku.. Wajahnya sudah lelah.. Namun kecantikannya tak memudar, hanya saja matanya terlihat sangat bengkak.. Mungkin dia capek seharian menangis merengek kepada tama..

" tidur sini " aku memberikan pangkuanku kepadanya.. dan dia langsung tanpa basa basi menidurkan kepalanya dipangkuanku.. dan aku tau tama mengintip kami sesekali dari kaca seipon didepan.. hanya saja aku memilih diam dan mengelus rambut hitam renan yang indah dan terawat.. " jangan nangis lagi ya besok-besok.. kan udah besar " aku berkata lembut kepadanya.. dia hanya tersenyum memejamkan matanya..

Jika aku tumbuh tanpa proses yang membuatku harus mengerti dan memahami banyak hal, mungkin aku akan seperti renan.. Gadis belia yang polos, sorot matanya yang bercahaya dan pemikiran yang tulusnya.. tak lupa, sedikit sifat manjanya akan kesepian.. Dia masih belum cukup dewasa dalam berpikir, sehingga dia melampiaskan apa yang dia rasakan dengan sifat manjanya.. Jadi, disini aku yang akan coba mengerti dan memahaminya.. yaa.. dia satu dari bagian hidupku yang akan ku ingat nantinya..

Renan sudah tertidur dengan pulasnya.. aku bisa merasakannya.. Ini kondisi yang tidak mengenakan bagiku ataupun baginya.. Kami tak saling berkata ataupun menyapa.. Kami tak saling bertatap.. dan aku hanya diam memandang keluar jendela mobil.. Namun ada hal lain yang terucap darinya..

" Dia pernah bilang samaku ' Kalau kau melihat seorang gadis yang selalu melihat keluar jendela dengan tatapan sendunya, maka kejarlah gadis itu ' " suara lemah tama menjadi satu-satunya yang aku dengar malam itu.. dan aku hanya diam.. karena aku tau dia akan melanjutkan perkataannya meski sedikit lama.." aku nemuin gadis itu, tapi yang disayangkan gadis itu milik dia.." suara masih lemah dan sedikit sendu.. " saat aku kehilangan, dia yang nemenin aku, cuma dia orang yang dukung aku sampe aku bangkit dan itu berkat kamu.. dia nggak punya banyak waktu tapi dia selalu bahagia dan itu karena kamu.. semua karena kamu.. bahkan renan pun menyukaimu.. semuanya menyukaimu.. bahkan aku.. akupun mulai menyukaimu saat melihatmu pertamakali di kafe itu.. saat aku tau, dia sangat menyukaimu lebih dari hidupnya.. aku sadar kalo aku nggak tau diri udah suka sama kamu, maafin aku za.. maaf.. " perkataan lemahnya menyadarkanku akan kondisi yang memang tak memihak kepadanya.. dia diam.. diam setelah mengucapkan kata ini.. aku yang memang tidak tahan dengan semuanya.. memilih sedikit berbicara kepadanya.. masih ada esok untuk membicarakannya.. biarlah malam ini semua berjalan dengan apa adanya..
" aku tau ma.. " hanya itu yang bisa aku ucapkan.. " fokus nyetirnya "

Hening...
Hatiku semakin berontak ingin bertanya dan menyampaikan semua apa yang aku rasakan terhadapnya.. Aku ingin menyampaikan semua sakit yang aku rasa, aku ingin menjerit dan memberitahunya semua yang aku bendung selama ini.. Tapi, aku memang tak bisa.. Aku memilih diam.. Biarlah saatnya semua akan tersampaikan dengan sendirinya.. Dia sudah cukup menderita dengan bertemu ku lagi.. Esok masih akan ada hari bersamanya.. (mungkin)..

Sampai dirumah renan.. hanya ada satpam yang menjaga rumahnya.. Semuanya sepi.. Renan yang tertidur aku bangunkan dengan lembut..

" re.. renan.. ayooo bangun.. udah sampe nih " dia bangun dengan wajah ngantuknya.. melihat sekeliling yang memang benar rumahnya " yuk turun " aku memcoba membantunya.. Tama membukakan pintu mobil renan dan membantunya.. Aku, tentu saja turun sendiri.. renan yang butuh bantuan bukan aku..

Kami berjalan ke rumah.. renan masih mengantuk saat menggandengku.. sepertinya dia memang lelah karena menangis tak henti-hentinya hari ini..

" langsung tidur ajah yaa " aku berkata kepadanya.. " kamarnya dimana ?" dia hanya mendongakan kepalanya sambil bergumam tak jelas yang membuatku bingung, tama yang mengerti langsung mengarahkan kami ke kamar renan..

Sampai dikamar, renan langsung berbaring tanpa banyak kata, aku merapikan selimutnya.. sementara tama menyalahkan AC dan keluar kamar, sepertinya renan memang tidur dengan menggunakan AC..

" kak.. mau kemana.? " kali ini suaranya nyaring dan jelas
" eh.. keluar dek "
" sini ajah.. temenin renan sampe tidur ya kak "
" iyaaa.. " aku membalasnya dengan senyuman dan naik ke kasurnya.. " yaudah bobok sini " aku memelukanya dan mengelus rambutnya.. dia sudah meringkuk di pelukanku dengan senyumnya..

Tak butuh waktu lama untuk renan agar tertidur, karena memang dia sudah ngantuk dan lelah.. cepat saja untuk dia terlelap.. Aku yang memang tidak tahan dengan dingin memutuskan untuk tidur diluar, setidaknya masih ada sofa.. Tama, mungkin dia sudah pulang karena tidak mungkin dia akan tinggal disini..

Aku membersihkan diriku dulu.. Tak mengganti bajuku, karena aku memang tak membawa baju.. Selesai berberes aku keluar kamar, Aku berjalan kedapur mencari sesuatu yang bisa dimakan karena perutku yang sedikit keroncongan.. Kulihat sekeliling rumah sepertinya tak ada tanda-tanda dari tama, dia memang pulang sepertinya.. Sampai didapur aku membuka kulkas, tak ada makanan.. Minuman juga tak ada.. Aku mencoba melihat isi lemari yang ada didapur.. Semuanya kosong.. dan hanya ada air putih.. Kenapa semuanya kosong.. Apa renan nggak ada persediaan sedikit pun.. Bahkan pembantupun nggak ada.. Perutku sudah berontak kelaparan.. Kalau beberapa waktu lalu aku malas makan, sekarang justru aku sering lapar..

Aku hanya minum air putih sambil duduk di meja makan.. Diam memandang jalan kearah taman, dimana aku bisa melihat yang reza lihat.. sudah lama juga ternyata kenangan bersama reza, tapi sakit yang aku rasakan masih terasa.. tapi sudahlah.. aku sudah mencoba mengikhlaskan dan bersahabat dengan rasa sakitku.. dan lamunanku begitu indah kali ini..

" nih.. laperkan ?" tama membuyarkan lamunan indahku dengan sekantong bungkusan..
" eh.. apa ini ?" aku melihat kedalam bungkusan
" makanan.. aku tau kamu pasti laper " dia berkata cuek sambil duduk disebelahku
" makasih.. " aku menjawab singkat
" abis makan tidur geh "
" nanti kalo ngantuk juga tidur.. "
" kalo nggak suka AC, kamar kosong yang masih dirawat cuma kamar reza, tidur sana ajah.. kalo takut aku temenin kok " dia berkata seakan dia kuat, padahal dia lemah.. menyebutkan nama dan kamar itu membuatku teringat akan sakit dan bahagiaku.. aku memilih memendamnya dan tak mau merusak malam ini saat aku memilih bersahabat dengan sakitku..
" kamu nggak pulang ?" dia hanya diam..
" buruan dimakan geh.. nanti pingsan lagi "
" iyaaa.. makasih yaa " aku mengeluarkan makanan yang dia beli dari supermarket
" oyaa.. tadi aku nemu krengsengan yang masih buka.. sampe pagi.. mau makan disitu nggak.?" dia bertanya kepadaku
" enak nggak.? "
" enak kok.. mau nggak.?"
" ehm.. mau sih.. tapi masak aku kayak gini "
" gampang.. yukk " dia menarik tanganku..
" kemana ?"
" ikut ajah.. "

Bukan keluar rumah, kami justru ke kamar reza.. tama menghidupkan lampu kamar reza.. Masih bisa aku merasakan sosoknya hadir disini diantara aku dan tama, tapi dia tetap menjadi khayalku bukan nyataku..

" ngapain kesini ?" aku bertanya bingung dengan suara lemahku dan tama mengerti bagaimana perasaanku saat melihat aku memandang sekeliling kamar dan potretku dan reza..

" reza punya koleksi baju yang dia beli khusus untukmu.. semua jenis baju ada.. kamu pakek ajah.. pilih sendiri " tama membuka lemari yang berjejer dikamar reza.. sebagian bajunya dan sebagian baju untukku.. dan memang benar yang dikatakannya.. itu memang ukuranku, warna kesukaanku dan semuanya tentangku..

Aku mulai melihatnya secara perlahan.. dan entah kenapa yang ada dihatiku tak bisa aku bendung.. aku menangis.. ya menangis lagi.. Tama memelukku.. tanpa kata..
" dia bodoh.. bodoh banget.. " cuma itu yang terucap dari sekian banyak perasaan yang ada.. " suka sama cewek kayak aku.. bodoh.. " aku hanya bisa mengucap itu dalam isakku.. tama memelukku dengan hangat..
" maaf.. aku nggak maksud bikin kamu nangis "

Aku masih menangis dalam peluknya untuk beberapa saat, meluapkan semua yang aku rasakan.. Cinta reza yang begitu tulus.. pengorbanannya yang tak bisa aku balas, membuatku menjadi orang paling jahat yang pernah ada didunia.. Entahlah.. perasaan bersalah menghantuiku.. Ditambah lagi aku punya kejiwaan yang berbeda dari yang lainnya.. Tapi bagaimanapun juga aku harus tetap bangkit dari semuanya.. Aku menguatkan hatiku..

" nggak apa kok.. " aku melepaskan pelukan tama dengan perlahan " aku siap-siap dulu ya.. kamu tunggu diluar ajah "
" iyaa.. pake baju yang agak hangat ya " dia tersenyum meninggalkanku..

Dan aku mengganti bajuku dengan baju yang memang hangat untuk digunakan dini hari.. Anggap saja hari ini akan menjadi kisah baru bagiku dan bagi semua yang ada dihidupku.. Entah bagaimana nantinya ini akan berlalu.. yang pasti.. Aku tak akan pernah menghindar dari apa yang ada dihidupku..

Kesempurnaan itu ada.. Jika ada yang menganggapmu sempurna tanpa sebuah alasan.. Dan bahagia akan datang jika dia yang menganggapmu sempurna melengkapi segalah harimu dengan seyum yang terkembang.. Aku.. Masih disini dalam diam.. memandangmu.. menyapa cintamu yang mulai menyapaku.. dan aku tak tau ini akan berakhir seperti apa.. yang aku tau.. AKU JATUH CINTA.!

NEXT PART 53
Share:

Beauty in the dark Part 51


Kembali ke Kota Pahlawan
Tak ada kata yang terucap dariku setelah ini.. aku hanya diam.. ya diam seribu bahasa.. dan dia pun seakan mengerti apa mauku.. sesekali dia hanya bertanya dan memberi tahuku apa yang akan kami lakukan.. Hari semakin siang.. dan kami sudah bersiap untuk pulang ke kota Pahlawan.. Sepanjang perjalanan pun tak banyak kata yang terucap.. saat dia bertanya.." kamu sakit.?" Aku hanya menjawab " nggak...capek ajah " dan obrolan pun selesai..

Aku memutuskan tidur sepanjang perjalanan pulang untuk menghindari kondisi yang tak nyaman.. Saat aku mulai memejamkan mata, betapa baiknya dia membenarkan posisi bangku ku dan menutup badanku dengan jaket.. entahlah.. mungkin dia merasa aku akan kedinginan.. karena aku tidak begitu suka dingin.. kunikmati saja apa yang sudah dia berikan untukku sampain kami tiba di kota Pahlawan..

-------------------------
" queen.." terdengar suara lembut memanggilku.. aku membuka mataku perlahan " heeemmm..."
" kita udah sampe "
" hemmmmm" aku mencoba bangkit dari tidurku " sampe yaa "
" iyaaa. " dia mengelus kepala ku " bobok nya dilanjut di dalem ajah biar enak yaa "dia tersenyuk padaku.. yang aku jawab dengan anggukan..
Dia membantuku merapikan bawaanku dan ikut turun dari mobil..
" yodah sana masuk.." dia tersenyum kepadaku
" iyaaa.. makasih yaa " aku membalas senyumnya ala kadarnya
" ehhhh.. tunggu sih.. ada yang ketinggalan.."
" heh..apa.?" Aku bertanya bingung.. dia mengambil bingkisan dari bangu belakang.
" nih...buat kamu semua.. khusus kamu.. terserah mau kamu apain.. pokoknya buat kamu " dia menyerahkannya dengan senyumnya
" eh.. makasih yaa " aku hanya bisa mengucapkan itu
" iyaa...makasih juga.. sana masuk.. trus tidur lagi.." dia mengelus kepalaku.." aku pulang yaa.." tanpa sadar kecupan hangat menempel dipipiku.. " sorry...aku nggak bisa nahan.. daaah.." aku hanya bisa diam dalam kebingungan karena shock dia mendaratkan kecupan di pipiku.. sementara dia sudah masuk ke mobil dan hendak pergi dari depan kos fida..
" daaah...masuk sanaa.." dia mengucapkan salam terakhirnya sambil tersenyum.. dan aku hanya diam tanpa kata..

Aku masuk kedalam kos dengan perasaan yang tak bisa aku jelaskan.. Aku sudah GILA.. dan memang benar GILA.. Kubuka pintu kamar fida.. dan tak dikunci.. tapi apa yang aku dapati yang membuatku semakin salah tingkah..

" sorry aku nggak tau " dengan cepat aku menutup pintu kamar dan berjalan kedepan kos.. menunggu fida diluar.. tak butuh waktu berapa lama fida menghampiriku..
" ngelamun ajah.. Pulang kok nggak bilang-bilang " dia sudah duduk disebelahku dengan baju ala kadarnya dan wajah yang masih berantakan
" hape ku mati.. tadi siapa .?" Aku bertanya padanya dengan hati-hati
" pelanggan.. ntar lagi juga cau dia.." aku hanya mengangguk mengiyakan " eh.. gimana kemaren.? Kemana ajah.? " dia bertanya dengan semangat penasaran
" nggak gimana-mana .. ke b*t* kitanya "
" hayooo.. ngapain ajah.."
" apaan.. capek nih.." aku berkata singkat
" eh... kayaknya wajahmu lebih seger deh.. emang butuh liburan panjang kamu mah"
" masak sih.?"
" iyaa.. seriusan.. lebih fres gitu.." aku hanya tersenyum simpul membalas fida..

Tak berapa kami didepan.. cowok yang ada dikamar fida keluar dan berpamitan. Mengisyaratkan terimakasih.. Dua sedikit memandangku dengan tatapan menjijikan dan aku hanya menundukan pandanganku karena jijik melihat tatapannya.. dan kami masuk ke dalam kamar fida..

" pelanggan tetap kah.? " aku bertanya ke fida sambil membuka bingkisan yang diberikan D
" iyaa.. duitnya banyak.. sayang kalo dilepas.. cuma ya gitu.. suka-suka dia ajah kapan mau pake.." dan aku hanya mengangkuk mengiyakan " bawa apa ajah kamu.?" Fida bertanya kepadaku
" nggak tau.. yg ini bajuku.. yg ini baru dikasih dia tadi.." aku masih melihat-lihat dan isinya oleh-oleh makanan ringan dan beberapa baju plus pakaian dalam yang mungkin sudah terlanjur dia belikan untukku..
" ciee...dibeliin baju.."
"Apaan sih .?" Aku membuka bungkusan baju dan pakaian dalam yang awalnya aku tak tau apa isinya.
" itu sempak sama bra ya ?" Fida bertanya kaget
" iyaa.. kenapa.?" Aku menjawab ringan
" kok kenapa.? Itu tandanya dia mau kamu pake itu kalo lagi ML sama dia .. aduh queen.. polos amat yak "
" aku nggak tau.. bodok aah.. nih jajan "
" diih.. nih anak.. kalian tidur barengkan ?" Dia bertanya menyelidik
" apaan.. udah aah.. makan jajan sana "
" ngaku.. kamu nggak bisa boong "
" iya fi...maaf " aku menjawab lemah, perlahan air mataku turun dengan pilu hanya setetes dalam perenungannya.. fida menghampiriku dan memelukku..
" sudaah.. ini bukan salahmu.. aku ngerti gimana perasaanmu " seakan dia membenarkan apa yang aku lakukan.. dan aku hanya diam.. " kamu udah makan.?"
" belom.. kamu ada makanan.. aku laper "
" tadi dijalan nggak makan apa.? atau disana kamu nggak dikasih makanya .?" dia mencoba bercanda denganku
" aku tidur tadi.. capek.. "
" ealaah.. yo wes.. aku beli didepan dulu ya.. tunggu disini yaa "
" iyaaa "

Fida meninggalkanku untuk membeli makanan.. aku membereskan semua yang bisa aku bereskan disini.. aku mengecek hape ku yang baru aku chas.. Masih belum penuh.. Sambil menunggu fida aku memilih mendengarkan lagu dari laptopnya.. Aku sama sekali tak pernah memeriksa isi laptopnya karena memang ini sebuah barang pribadi yang harus aku hargai.. Aku dan fida berteman ( kalian bilang bersahabat ) dalam konteks yang sama tapi dalam dunia yang berbeda..

Aku merebahkan badanku senyaman mungkin menikmati alunan musik yang aku hidupkan.. Sedikit membuatku tenang dalam kondisiku yang tak bisa aku jelaskan..

Queen yang tanpa emosi.. kini sudah hilang.. menyiratkan queen yang baru dalam sosok queen yang terpendam.. Semakin lama diriku semakin jauh dari diriku.. Semakin hari aku bukanlah diriku.. Aku menjadi sosok yang entah apa aku tak tau.. diriku yang sesungguhnya terpenjara dalam sosok ini.. Semakin menguasaiku.. Semakin memnunjukkan sisi gelapku dengan ganasnya.. Aku bukan aku dan kau tak akan tau siapa aku.. termasuk diriku.. dan biarkan aku menuntaskan diriku yang bukan aku dalam sepenggal kisahnya dalam hidupku ini.. Jika aku benar-benar berdosa maka biarkan aku mengakui dosaku pada TUHAN dalam setiap sujudku dan aku mengakui dosaku pada kalian lewat tulisan tersembunyi ini..

---------------------
" nih.. makan yang banyak yaa " fida menyodorkan makana disebelahku.
" eh.. apa tuh ?" aku angkit dari tidurku dan mengambil bungkusan makanan yang dibelikan fida
" bebek penyet.. " dia menjawab singkat sambil duduk dikasurnya
" wooo.. dapet dimana siang-siang gini.? pantes ajah lama " aku sudah tersenyum lebar begitu tau itu bebek " makasih ya fida cantik "
" giliran bebek ajah dibilang cantik.. "
" nggak bebek juga cantik kok.. makasih yaa.. yuk makan "
" sendiri ajah.. aku udah tadi.. "
" beneran nih.. enak loh " aku sudah melahap bebek didepanku
" kayak kamu cukup ajah.. udah abisin ajah.. aku tau kalo bebek kamu bakal kayak orang kelaparan " dia mengejekku
" hehehe.. tau ajah.. aku konsen makan ya "
" iyelaah "

Aku melahap nasi bebek sambel pencet kesukaanku dengan ganasnya.. Tak memikirkan berapa banyak yang sudah aku maka, pokoknya aku merasakan ini makanan terlezatku selain masakan D.. Karena aku merasa akhir-akhir ini makanan yang aku makan sama ajah, mau seenak apapun tetap tak menggugah nafsu makanku.. Tapi lain hari ini, seakan semuanya kembali seperti aku yang dahulu dalam kisah yag berbeda.. Aku kembali bersemangat atas apapun yang akan terjadi dalam hidupku.. Setidaknya untuk saat ini aku merasa seperti itu.. dan mungkin akan seperti itu harapanku..

Selesai makan aku merapikan semuanya.. fida masih asik dengan kegiatannya.. Aku memilih diam dan membaca beberapa buku yang ada dikamarnya..

" ntar malam masuk nggak ?" fida bertanya kepadaku
" masuklah.. gila ajah.. bisa dipecat aku "
" kok kamu masih kerja ajah sih.. dia kan kaya "
" apaan sih.? yang kaya dia bukan aku "
" kamu nggak ngerti queen ?" fida bertanya dengan ekspresi bingung
" apa.?"
" beneran kamu nggak tau.?" dia semakin memastikan
" apa sih.? yang jelas dong "
" udah kuduga.. kamu terlalu banyak nggak tau.. dia itu udah jadiin kamu pilihannya diantara semua cewek yang ada "
" maksudnya ?"
" iyaa.. dengan dia ngajak kamu tidur tanpa kata.. itu sama ajah dia jadiin kamu miliknya.. "
" apaan.. nggak lah.. kemarin itu nggak sengaja.. "
" kamu gitu.. dia nggak akan.. liat ajah besok.. pasti ada ulah gilanya yang nggak bisa kamu bayangin "
" udaah aah.. ngaco kamu "
" diiih.. liat ajah kalo nggak percaya.."
" urusan besok mah.. aku mau fokus sama hal yang memang harus aku fokusin fi "
" iyaaa.. siap2 ajah pokoknyaa.. "
" bahas yang lain napa.. lagi males bahas diaa "
" males tapi mau.. "

Fida terus menggodaku di sela-sela pembicaraan kami.. Bahkan kadang dia berkata kalau wajahku sedikit bersemu dalam pembicaraan kami yang membahas dirinya..

Aku menghabiskan waktu dikos fida untuk beberapa waktu.. Dan ketika sore fida ikut kekos ku mengantarkanku pulang sekalian berangkat kerja bersama.. Aku berharap aku dan fida akan seperti ini untuk waktu yang lama.. Harapanku.. Dan mungkin menjadi harapan bagi kalian yang membaca kisahku.. Namun, kisahku bukanlah kisah bahagia.. Justru kisahku selalu berakhir dengan kesedihan.. Tapi aku selalu bersyukur atas semua yang ada..

NEXT PART 52
Share:

Beauty in the dark Part 50

Dosa ( Ternikmat )

Hari ini aku masih merenung apa yang telah aku lakukan di tahun-tahun silam.. Setiap ada lelaki yang mendekati dan aku berkata "aku seorang pelacur, kau masih mau" dan mereka berkata "itu masalalumu, aku terima kamu sekarang".. Tapi ada kisah yang terbesit, saat mereka tahu aku sudah tak memiliki kesucian, mereka dengan gampangnya meminta ku mengobral tubuhku pada mereka dan jika aku tak mau, mereka akan berkata "nggak usah munafiklah, udah berapa cowok yang niduri kamu" atau "kan kamu udah pernah, jadi ya nggak apa-apa lah" atau "kayak kamu masih perawan ajah" dan berbagai kata yang mereka ucapkan untuk mengacuhkan penolakanku.. dan itu memang adanyaa..

--------------------------
D.. Mungkin malam ini dia melakukannya karena dia tau aku sudah tak perawan lagi dan itu olehnya.. Sementara aku melakukannya entah dasar apa, aku tak tau tapi aku menikmatinya.. Ada sebagian dari diriku yang menikmati apa yang dia berikan malam ini..Walau hanya sekali tapi itu indah..Dan biarkan aku tidur dalam lelapnya malamku atas dosa terbesarku.. dan TUHAN maafkan aku.. aku bersalah atas semuanya..

Seorang gadis yang tak pernah membiarkan dirinya disentuh oleh siapapun selama 19 tahun hidupnya.. Kini dia merelakan dirinya dijamah tanpa alasan yang dia tidak tau mengapa.. dan dia justru tenggelam atas apa yang sudah dilakukannya.. Malam ini dengan remangnya lampu dan indahnya kenikmatan yang ada.. aku berdosa..

Entah apa yang ada dalam pikiranku.. bahkan saat tidurpun aku merasakan kedamaian yang tak pernah aku temukan semenjak masa yang lalu.. seakan sekarang aku merasa bahwa semua dapat aku lalui (lagi).. Hanya saja sekarang aku tak begitu menahan sakitnya atas apa yang aku relakan dalam diriku..

Aku bangun dengan malas.. masih dengan selimut tanpa pakaian.. Dan sepertinya D membungkusku dengan selimut yang tebal agar aku tak kedinginan.. Dia sudah tidak ada di kamar, entah dimana dia.. Dan aku tanpa malu atau ragu hanya memakai baju tidurku, tanpa memakai pakaian dalamku.. Dimana pikiranku...Sekarang aku bertingkah bahwa aku benar adanya seorang pelacur bukan seorang wanita yang terpaksa melakukannya..Entah.. selalu entah yang ada dalam benakku saat ini.. dan biarkan aku salah untuk saat ini TUHAN...hanya saat ini..

Aku berjalan keluar kamar, udara pagi yang dingin menusuk ke tulangku...tapi aku tetap menikmatinya.. terbesit pikiranku untuk melihat taman yang pernah aku lihat...Berjalan pelan diantara lorong-lorong, membelai indah kain putih yang berayun mesra karen angin...Ini seperti di mimpi, bahkan berada dirumah seperti ini aku tak berani bermimpi, tapi sekarang aku ada dirumah impian menikmati sudut-sudut yang dihidangkan rumah ini..

Setelah beberapa lama aku menikmati semuanya...aku berencana mencari D.. karena dia tak terlihat...Dia selalu menemukanku tapi kenapa sekarang dia tak menemukanku bahkan mencari ku..Aku menulurusuri semua sudut rumah.. namun tak ada dia.. dan aku memutuskan memasakannya sesuatu, mungkin dia sedang keluar rumah.. dan aku berjalan ke dapur..

Aku terpaku untuk beberapa waktu, yang aku cari ternyata ada disini sedang memasak dengan wajah indahnyaa.. ya TUHAN.. aku semakin GILA.. dia membuatku GILA untuk saat ini.. Baru pertama kali dalam hidupku ada lelaki yang memasak untukku.. dan aku bahagia...bahagia yang tak terhingga.. aku masih mengaguminyaa..

" udah bangun yaa.?" Dia menyadari kehadiranku dan tersenyum memandangku." Duduk geh.. sarapan dulu.."
" eh.. iyaa.. aku mandi dulu yaa" aku menjawab sedikit bingung
" nggak usah.. langsung makan ajah.. yuk " dia masih sibuk menyiapkannya.. sejenak dia memandangku dengan cuek.. dan dia memandangku lagi dengan seksama..
" kenapa.?" Aku sudah salah tingkah dibuat pandangannya dengan untaian senyum indahnya..
" cantik.." dia menjawab singkat " yuk makan dulu " dan aku berjalan menuju meja makan.. dengan perasaan yang sedikit ganjal aku dudui dimeja makan.. ada banyak makanan yg dia masak walau sederhana tapi sepertinya enak.. dan entah sejak berapa lama dia memasaknya..

Kami mulai makan pagi ini.. aku yang merasa berlebihan atau memang sikapnya yang berlebihan terhadapku sejak tadi malam.. entahlah.. aku memilih diam atas kejadian tadi malam..bahkan pagi ini aku tak membahasnya.. dia juga memilih diam untuk menyimpannya rapat-rapat..

" makan yang banyak " dia menawarkanku.
" iyaaa " aku hanya menjawab singkat sambil meneruskan makanku
" hari ini kita pulang yaa.." dia berkata dengan senyum menawannya " padahal masih pengen lama disininya.."
" aku kerja nggak enak kalo banyak bolos, nanti bisa dipecat.." aku memberikan protesku
" iyaa.. tau kok. " dia mengelus kepalaku "makan yang banyak geh " dia melanjutkan makannya.. begitu pun aku..

---------------------------
Disudut jendela kamar aku melihat pemandangan yang begitu menakjubkan untukku.. Entah karena aku yg jarang melihat hal seperti ini atau pemandangan ini yang benar-benar indah.. aku tak banyak berpikir dan hanya menikmatinya.. menenggelamkan diriku dalam lamunan ku pagi ini...

" nggak mandi ?" Dia memelukku dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu kanan ku..dan entah kenapa (lagi) aku memilih diam.. ya hanya diam.. seperti seakan aku menunjukkan bagaimana seharusnya diriku setelah kejadian yang lalu.. menjadi sebagian dari gadis yang menyadari bahwa dia sudah tak berharga lagi dan justru membiarkannya disentuh dengan orang yang bisa membuay hatinya sedikit bergetar.. sepertiku.. saat ini..

Dia masih memelukku dari belakang.. Mungkin nafsu akan lebih bergejolak jika dirasakan dengan perasaan suka yang mendalam.. yang menghasilkan hubungan yang saling dinikmati dan dirasakan dengan indahnya.. Aku mengakuinya.. Dia lelaki yang lembut jika menggabungkan nafsu dengan perasaannya.. Dia tak mau menyakiti, bahkan jika dia belum tuntas dalam hal nafsu sementara pasangannya sudah, aku yakin dia akan mengalah.. Karena bukan nafsu tujuan utamanya.. Tapi rasa yang diselingi dengan nafsu..

Dengan memelukku begitu erat, aku tahu jika dia memang sudah mengalami gejolak jiwa.. dan aku memilih diam walau aku merasakan bahwa dia berusaha hebat mengontrolnya.. dengan cuaca yang dingin, hanya kami berdua, dan pakaian ku yang seperti ini.. Jika dia memang lelaki yang mementingkan nafsu, dia tak akan bersabar dan menahan untuk menyentuhku.. namun dia melakukannya.. bersabar...(sebentar)

" nggak mandi.?" Dia sedikit membiarkan tangannya menjalari tubuhku dan mengecup pundakku
" ntar...kamu duluan ajah " aku berkata singkat masih memandang keluar jendela
" mandi bareng mau.?" Dia menggodaku
" nggak "
" tidur bareng.?" Dia masih menggodaku
" nggak "
" trus ngapain yang boleh.?"
" diem...tuh tangan jangan usil" aku memperingatkannya
" nggak usil lah cuma jalan-jalan ajah " diatertawa keras..

Entah bagaimana ini terjadi.. Ciumannya selalu membuatku tak menyadari apa yang aku lakukan.. aku begitu terlarut akan kenikmatan dunia yang seharusnya tak aku lakukan...Dan aku begitu menikmati sesuatu yang dia berikan untukku.. Ini memang salah.. tapi ini indah.. Ini memang berdosa.. tapi ini nikmat.. dan maaf kan aku TUHAN.. aku larut untuk kesekian kalinya.. dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.. aku pun tak ingin mencoba mengerti...

Hanya untuk hari ini... aku terlalu lemah dalam menolak kesalahan ini.. dan aku kalah dalam mangatur emosiku saat ini..

NEXT PART 51
Share:

Beauty in the dark Part 49


Satu Ciuman
Ini bertentangan dengan hatiku bahkan agamaku.. tapi entah mengapa logika ku seakan tak berdaya malam ini seperti dibius oleh suasana yang diciptakannya.. Aku semakin sering mengobrol dengannya, bahkan terkadang dia tidak ragu untuk sedikit menyentuh fisikku, walau hanya sekedar memukul, memeluk, menyentuh dengan ujung jari atau menggodaku.. Seperti ini lah dia, supel tapi terlalu berani.. Dan dia berbeda.. Dia hangat dan sangat memperhatikanku dibalik kejahilannya.. Dan mungkin memang aku yang salah dalam hal ini.. membiarkan diriku terlarut dalam kesedihan yang mendalam, saat seseorang datang, seakan aku akan larut dalam kebahagiaan yang mendalam..

Entah siapa yang memulai dan bagaimana ini terjadi, semua sudah berjalan seperti ini.. Pikiranku seakanlari dari akal sehatku malam ini.. Berada di satu kamar dengannya, mendengarkan musik yang kita suka, berbicara dan berbagi cerita.. melakukan apapun.. bahkan sekarang aku dan dia berbaring di kasur yang sama dengan selimut.. aku memang membelakanginya.. tapi dia tetap menghadapku.. entahlah.. ada sesuatu yang dia ingin lakukan tapi dia hanya menahannya.. mungkin karena otaknya terlalu mesum sehingga dia tak bisa menahannya..

" hadap sini dong "
" nggak mau "
" kenapa ?"
" tanya kenapa.. ya jelas nggak mau.. otak mesummu menjalar kamana-mana nanti " aku berkata cuek
" janji deh nggak "
" boong "
" beneran.. masak aku di punggungin trus .. aku kan pengen ngobrol langsung "
" awas kalo macem-macem " aku membalikan badanku ke arahnya.. namun masih mengalihkan pandanganku dan tertunduk..
" nah gitu dong.. liat aku kenapa ?"
" udaah gini ajah.. atau aku belakangin kamu lagi "
" iiih.. jangan dong.. gitu ajah ngambek.. "
" bodok "
" lucu kalo liat kamu malu-malu.. buat gemes " dia masih berada didepanku dan aku merasa jarak antara kami semakin dekat dan dekat.. aku hanya menunjukkan wajah kahwatirku.. entahlah aku berada pada kebingungan..
" kenapa.? " aku hanya menggeleng.. " beneran.? sakit ya.?" dia meletakkan tangannya dikeningku.. ya TUHAN, kenapa aku berdebar saat dia menyentuhku, bukan merasa benci atau yang lainnya.. apa ini TUHAN.. tolong aku.. aku mohon.. tapi tetap saja aku diam tak berdaya.. entahlah..

Perlahan, bibir basa itu sudah menempel dibibirku.. Dan ciuman pertamaku terjadi tanpa aku sadari.. yang aku tau aku menikmatinya dengan caraku.. tapi tetap saja aku canggung karena aku memang pernah melakukannya.. sementara dia melakukannya dengan kasih sayang.. Maafkan aku TUHAN.. aku mohon.. apapun yang terjadi maafkan aku.. kali ini aku bersalah dan berdosa atas diriku bukan mereka.. Maafkan aku TUHAN..

" udah.. " aku mendorongnya menjauh dariku.. dan dia kelihatan kecewa..
" maaf.. " dia hanya berkata lemah " aku nggak maksud.. tapi aku nggak bisa nahan " dan aku hanya diam tapa kata.. dia memelukku, mungkin menenangkanku.. mungkin.. " yodah yuk tidur " dia memelukku dalam pelukan hangatnyaa..

Malam yang tak pernah ku bayangkan.. dia yang menyentuhku dengan kesakitan, dia juga yang menyentuku dengan kehangatan.. Aku tak bisa larut dalam tidur malam ini.. Gemuru nafasku masih bisa aku rasakan, namun aku berusaha menutupinya.. Degup jantungkku bahkan terdengar keras olehnya.. Dan entahlah.. aku tak bisa menjelaskan aku berada diposisi apa.. hanya kebingungan yang aku rasakan.. Ini salah tapi ini juga benar bagi diriku yang sudah tak bisa berpikir dengan logikaku.. yang aku tau aku tak menginginkan dan menolaknya, aku hanya membiarkannya saja..

Aku merasa ini sudah tengah malam tapi aku masih merasakan degup jantungnya yang begitu kencang di tanganku.. tapi kenapa dia masih memejamkan matanya seakan dia tidur..

" udah buruan tidur " suara terdengar mengagetkanku
" eh.. " aku hanya bisa mengeluarkan kata itu..
" nggak bisa yaaa.. " dia melepaskan pelukannya dan menatapku " aku jugaa.. ada yang aneh tapi nggak tau apa.. " dia berkata lembut kepadaku.. dan aku hanya diam.. " kalo aku bilang pasti kamu marah.. jadi maaf yaaa " bibirnya sudah mendarat dibirku lagi dan aku hanya diam.. justru aku menikmatinyaa..

Entah apa yang ada dipikiranku malam ini.. aku melakukan hal yang aku benci dan terpaksa aku lakukan.. tapi.. kali ini aku melakukannya tanpa paksaan dan justru aku menikmatinya.. walau masih terasa sedikit sakit waktu dia berusaha melakukannya, tapi kali ini dia benar-benar lembut.. dan dia benar-benar bisa membuatku menjadi wanita lemah saat ini.. wanita yang tak memikirkan pendiriannya.. yang mau disentuh tanpa imbalan apapun.. bahkan hari ini diriku aku berikan dengan cuma-cuma kepadanya..

Derajat seorang pelacur pun lebih baik dari diriku yang memberikannya secara cuma-cuma malam ini.. dan aku tak pernah tau, apa yang merasuki ku malam itu hingga saat ini, bahkan otakku lelah berpikir apa yang ada dalam pikiranku saat itu.. saat aku melakukannya tanpa perlu dipaksa dan menangis.. saat aku melakukannya dan menikmatinya.. Justru aku menikmatinya.. Aku tidak ingin menjadi seseorang yang menufik.. tapi apa dayaku.. Menikmati apa yang dilakukan padaku, itu respon yang alamiah, tapi kenapa otakku tak berpikir waktu itu.. Entahlah aku sudah gila dan benar-benar gila..

Aku dan dia melakukan dosa yang kami nikmati bersama.. ini salah bagiku tapi entah kenapa malam ini aku merelakannya menjamah tubuhku untuk kedua kalinya.. dan justru aku memang benar menikmatinya..

Bahkan setelah melakukannya aku hanya diam tanpa kata.. begitupun dirinya.. yang saat ini memelukku.. memilih diam untuk beberapa saat..

" maaf ya " dia mengusap rambutku dan mengecup keningku.. dan aku hanya diam memeluk selimut yang aku kenakan.. " udah ngantuk.?" dia bertanya lembut dan aku hanya mengangguk " yodah tidur yaa.. kamu pasti capek " dia masih memelukku dengan hangat.. dan aku hanya terdiam dipelukannya.. pelukan hangatnya yang aku nikmati tanpa alas apapun.. dan aku benar menikmatinya malam ini..

Satu kesalahan pada diriku..
Aku membiarkan dia menciumku dengan kelembutannya yang semakin menggerogoti hatiku.. dan aku tak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya dari satu ciuman yang dia berikan.. Ketika aku tak dapat berpikir lagi...
Tapi,...
Katika aku dapat berpikir, aku tak akan membiarkannya mencium bibirku lagi..



NB :
Untuk adegan dewasa, maaf saya tidak bisa menceritakannya secara terperinci, saya hanya bisa mengutarakan apa yang saya alami.. dan sepertinya kalian sudah cukup tau bagaimana adegan itu dalam kelembutannya..

Jika setelah membaca part ini membuat pemikiran kalian berubah terhadap saya, saya terima dan mengerti, karena memang saya telah salah dalam waktu yang cukup lama..

NEXT PART 50
Share:

Beauty in the dark Part 48


Pencuri
Sejenak aku merasa waktu seakan berhenti saat aku memandang wajah teduhnya.. Ada makhluk yang membuat hatiku menjadi sedikit bergetar, entah memang aku mulai menyukainya atau karena keadaan.. Dia datang disaat aku membutuhkannya bukan menginginkannya.. Jika bisa aku memilih, aku lebih memilih tama untuk ada disini.. Tapi, semua hanya angin.. Dan D yang ada disini, saat ini bersamaku, mengurangi segala dukaku.. dan membuatku menyadari bahwa dia adalah makhluk indah dari TUHAN.. dan aku GILA.!

Dia menggerakkan tubuhnya seperti akan bangun.. spontan aku langsung berbalik ke posisiku semula.. berpura-pura kalau aku masih tertidur..

" queen " dia membangunkanku
" hemmmm "
" udah bangun.? "
" hemmmm "
" makan yuk.. laper " dia mulai bangkit dari tempat tidur
" hemmmm " aku mengikutinya " aku mandi dulu yaa "
" bareng ajah yuk " dia menggodaku dan aku hanya memasang tampang marah " nggak jadi deh, duluan ajah.. hehehe "

Aku cuek berjalan ke arah kamar mandi meninggalkannya karena sudah sedikit kesal, entah kenapa dia suka sekali bercanda dengan kemesumannya.. yang sering merubah mood ku menjadi tak enak.. Kuhabiskan waktu mandi sedikit lama, karena sudah lama aku tak menikmati air yang membuatku menjadi segar setiap harinya.. Air disini dingin, tapi air dirumah ini menjadi sedikit hangat.. Dan itu sedikit membuatku menjadi rileks..

Aku selesai mandi.. tapi, kebodohanku adalah.. aku tak membawa handuk bahkan baju gantiku.. Emosi membuatku melupakan hal yang harus aku bawa saat mandi.. Dan sedikit kepanikan mulai ada di pikiranku.. Aku coba memanggil dia..

" D ( Dii ).. kamu diluar nggak.?" masih tidak ada jawaban " D... D... kamu diluar nggak.?" suaraku semakin mengeras.. dan masih tak ada jawaban.. apa dia sudah keluar kamar.. aku sedikit memberanikan diri membuka pintu kamar mandi membentu cela kecil dan sedikit mengeluarkan kepalaku dari balik pintu.. dan apa yang kuliat membuatku benar-benar kaget sejadi-jadinya.. Dia ada didepan sela pintu yang aku buka, kontan saja aku menutup kembali pintu kamar mandi.. Perasaan ku campur aduk.. walau dia hanya melihat wajah dan rambutku yang basah tetap saja ini membuatku tidak karuan..

" laah.. malah ditutup.. ini anduk sama bajunya " dia berkata dari luar
" taruh ajah didepan pintu.. nanti aku ambil "
" sekarang ajah kenapa ambilnya "
" nggak mau.. taruh depan pintu trus kamu keluar kamar.. nanti aku ambil "
" yodah kalo nggak mau aku taruh di kasur "
" iissh.. apaan sih.. jahat banget "
" makannya ini ambil "
" awas kamu macem-macem.. aku bunuh "
" ancemannya.. aku nggak macem-macem.. paling juga satu macem ajah... udah burun ambil "
Aku membuka pintu dan hanya mengeluarkan tanganku untuk mengambil handuk serta baju yang diberikannya.. " siniin "
" apaan nih cuma tangan doang yang nongol "
" bodok.. udah siniin.. cepetan " dia sudah memberikan handuk dan bajuku ke tanganku " iyaaa.. bawel.. "

Dengan segera aku mengambil dan menutup pintu tanpa basa-basi.. aku mulai membereskan badanku.. yang lebih kagetnya.. ya.. TUHAN.. pakaian dalam apa ini.. mana mungkin aku akan memakainyaa..

" D.... " aku sudah berteriak memanggil namanya dengan nada kesal.. sementara dia tertawa puas dari luar kamar..
" yodahlah.. pake ajah.. adanya cuma itu jugaa "
" nggak mauuu... ganti ini... " aku masih mengomel dari dalam kamar mandi
" yodah nggak usah pake.. lebih bagus kayaknya.. hayooo.. pilih dipake apa nggak pake sama sekali " dia mulai menggodaku dan dia seperti menikmati saat-saat menggodaku
" awas kamu.. " aku berbisik marah pada diriku.. kalau posisiku sudah bisa melakukan pembalasan.. akan aku balas sejadi-jadinya.. tapi sepertinya posisiku memang sebagai orang yang selalu dikerjai olehnya..

Dengan cepat aku memakai bajuku dan membungkus rambutku dengan handuk.. Aku keluar dari kamar mandi.. Dia menahan tawa melihatku keluar kamar mandi.. Dan dia memang sengaja melakukannya.. Memberiku baju yang tidak menerawang namun berbahan jatuh yang bisa memperlihatkan lekuk tubuh bahkan batas pakaian dalam yang aku pakai.. Dengan perasaan malu dan serbah salah aku keluar kamar mandi menuju kasur dan mengambil selimut.. Dalam pikiranku.. awas kalau berani mendekatiku, bakal aku bunuh dia..

" diih.. mala tidur.. ayoo makan.. nggak laper apa ?"
" nggak mau keluar pake baju gini "
" kenapa loh ?"
" malu. " aku mejawab singkat
" dirumah ini cuma kita.. si mbok juga udah aku suruh pulang.. paling satpam lah didepan.. jad malu sama siapa.? aku.? "
" bodok "
" diih.. ngamuk-ngamuk ajah.. ngapain malu sama aku.. jelas-jelas aku udah pernah.. eh... sorry.. udah ah yuk makan " dia menghampiriku dikasur..
" ngapain kamu.. sana-sana.. jauh-jauh dari aku " aku menendangnya dengan pelan ( pakai kaki karena sudah kepalang sebal )
" mau tidur.. nemenin kamu " dia amsih dengan cueknya mala nangkring disebelahku " kalo kamu nggak makan, aku nggak.. jadi aku nemenin kamu ajah disini " entah apa yang ada dipikiran nya.. dia memang orang yang paling menyebalkan..
" yodah.. " aku beranjak meninggalkannya menuju meja makan.. dia dengan senyum puas mengikutiku..
" kita makan apa sayang ?" dia memelukku dari samping tapi tak melihatku.. memandang kedepan dengan kesan cuek sambil tersenyum simpul..
" apa ajah " aku menjauh darinya dan melepaskan pelukannya..
" diih.. sombong wooii.. " dia meneriakiku, sementara aku sudah meninggalkannya menuju dapur..

Aku sudah berpikir sejak dia menyuruh si mbok pulang, pasti tak ada makanan dirumah ini.. Aku sudah melihat apa yang bisa aku dapat dari dapur ini.. Sementara dia hanya berdiri di depan dengan senyum konyolnya..

" ngapain kamu ?" dia menggodaku dengan pertanyaannya
" mau masak.. katanya laper " aku masih asik menyiapkan segala bahan makanan yang ada..
" bisa masak emang.? mau masak apa ?"
" apa ajah yang ada disini.. pokoknya bisa dimakan "
" yodaaah.. aku tunggu ajah.. " dia duduk dimeja makan memperhatikanku.. aku sudah sibuk memulai masakanku..

Didalam dapur aku menemukan bumbu dasar untuk memasak cabai, bawang, toman dan bumbu tambahan lainnya.. sepertinya memang disediakan atau baru dibeli.. Ada sosis, telur, mie telur, sayuran, buah dan entahlah.. aku hanya melirik yang aku perlukan.. dan aku memulai memasak sesuka hatiku.. yang hasilnya sambel ijo sosis tomat, mie telur balado, capcai sosis, telur dan berbagai jenis sayuran yang ada.. Pokoknya aku masak dengan selerahku.. tentu saja selerah pedas, karena aku sudah terbiasa masak dan kebetulan ini ada dua sisi kompor.. aku memakai keduanya dan akhirnya cepat selesai.. Kalau untuk nasi memang masih disediakan si mbok.. Dan sepertinya D memang sengaja mau menguji aku bisa masak atau tidak..

" bau-baunya sih enak.. rasanya siapa yan tau " dia berkata saat aku menyiapkan makanan di meja.. dan hanya aku balas dengan senyuman..
" beneran enak nggak nih, nanti keracunan akunya " dia mengeraskan suaranya saat aku mengambil sisa makanan yang masih ada didapur..
" udah makan ajah.. cerewet amat.. kalo nggak suka nanti kita beli diluar " aku berkata seadanya.. sambil mengambilkannya makanan..
" semoga aku nggak keracunan " dia mengucap kata itu setelah berdoa.. dan aku hanya tersenyum menunggunya makan..
" eeh.. kamu nggak makan ?" dia bertanya padaku saat hendak memasukan makanan ke mulutnya..
" rasain dulu.. kalo keracunan kan kamu ajah.. kalo kita berdua yang bawa ke rumah sakit siapa.. " aku berkata menggodanya..
" iyaa.. iyaaaa " dia memasukan makanan ke mulutnya dengan muka yang tak begitu yakin.. ( Lihat saja pasti nambah, aku berkata dalam hatiku ).. Dia mulai mengunyahnya secara perlahan.. dan membuatku semakin takut.. masak nggak enak sih.. kok dia pelan-pelan ngunyahnya.. aku mencicipi masakan ku lagi.. tak ada yang salah, semuanya pas.. malah enak walau terkesan memasak apa adanyaa..
" kenapa.?" dia bertanya kepadaku
" gimana rasanya ?" aku bertanya penuh harap..
" enak kok " dia tersenyum lebar " aku cuma mau godain kamu ajah.. yodah yuk makan " dia melanjutkan makannya dengan lahap..
" laper nih " gantian aku yang mengejeknya
" iyaa.. kamu yang masak soalnyaa "
" yodah abisin.. " dia hanya mengangguk sambil menghabiskan makanannya..

Entahlaah.. seperti mimpi malam ini.. aku berada dikota yang jauh.. dirumah mewah.. bersama seorang lelaki.. yang ternyata mencuri sedikit perhatianku.. semua perasaan yang lalu seakan memudar hari ini.. tergantikan dengan perasaan yang baru.. tapi entahlah.. nikmati saja malam ini, mungkin dia akan mencuri hatiku dengan caranya sendiri.. atau dia akan mencuri tubuh dengan caranya sendiri.. Tapi, dia memang sudah mencuri sesuatu dariku untuknya..

NEXT PART 49
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive