Beauty in the dark part 27

Mengenangmu

2010 ~

Sebenernya aku berat nulis lanjutan semuanya.. Tapi sampai kapan aku menyembunyikan kisah yang ada dihidupku terlebih lagi kisah kelam yang aku alami.. Hanya saja ini akan sedikit menguras air mataku saat menulis dan maaf jika semua kejadian tak aku perjelas, karena hanya yang aku rasa ingin aku tulis yang akan aku tulis disini dan seterusnya.. Terimakasih buat yang masih setia membacanya.. ( malah jadi curhat )

---------------------
Hari ini sedikit gerimis.. masih teringat kenangan malam tahun baru selama 2 tahun aku disini.. Tahun 2008-2009 aku sendiri menikmati pesta kembang api dari lantai atas kos ku, Tahun 2009-2010 Tara menemaniku didepan kos dan mengobrol.. Karena dia tau aku tak akan ikut segala macam acara yang dilakukan temanku.. Dan entah kenapa bosku memberikan ku libur dimalam Tahun baru.. mungkin dia berpikir tara adalah pacarku karena sering mengantar jemputku.. Tapi aku bersyukur karena dia memberiku libur dan aku bisa istirahat.. Dan sebenarnya aku juga tak merayakannya.. Terlintas sejenak, aku sudah tak pulang selama 2 lebaran ini.. Sementara anda pulang.. karena aku memilih memberikan ongkos ke dia dan biarlah aku yang disini..

Gerimis mengundang sabtu pagi yang aku lontarkan dengan lamunan dijendela dapurku.. Sejuk seperti udara yang menusuk ke dalam hidungku dipagi buta.. dan aku menyukainya.. terlalu banyak kenangan dalam gerimis dan hujan.. kenangan bersama tara maupun tama.. terlintas satu kenangan dalam pagi ini.. entah kenapa aku ingin mengenangnya (lagi) dia yang telah aku jauhkan dalam hidupku.. hari ini aku ingin mengenangnya..

***********
" cepetan "
" sabar dong "
" nanti basah semua "
" suruh siapa tadi nggak naik mobil, malah pinjem motor tara.. kan tau mau ujan "
" kan biar nggak macet, ayok cepetan bawel "
" sabar lah.. aku nggak bisa lari kenceng2.. kalo mau duluan yodah sana " hujan semakin membasahi kami yang berlari kecil dari parkiran sebuah mall di kota itu.. Jarak parkir motor ke dalam mall sendiri kira2 berkisar 20 meter.
" yodah.." dia berlali meninggalkanku dan sudah kuduga dia memang kejam. aku hanya memanyunkan wajahku tak memandangnya yang menjauh.. aku berjalan memperlambat langkahku, biar basah ajah sekalian.. namun tak berapa lama aku berpikir seperti dia justru datang menghampiriku.
" bukannya buruan malah lama, ayok keburu basa juga jaketnya " dia sudah disampingku melindungiku dengan jaketnya. sementara aku hanya bengong beberapa saat dan memandangnya.
" dih.. buruan.. malah bengong.. deras nih " dan kami berlali bersama dalam gerimis itu.. bersyukurlah, baru sampai dipintu belakang mall hujan mengalir dengan derasnya..
" untung udah didalam " da berkata sambil mengibaskan jaketnya. " kamu nggak basa banget kan ?" dia melihatku dan memegang kepalaku " rambutmu basah, kamu nggak apa.? pusing nggak ?"
" nggak apa kok.. santai ajah " aku menurunkan tangannya " malu diliatin orang " yang sebenernya aku malu terhadapnya, bersyukur rona merah dipipiku susah terlihat jika sedang malu.
" eh.. sorrry.. yodah yuk " dia memegang tanganku kali ini..
" emang mau beli spatu yang kayak gimana sih ?"
" udah ikut ajah, nanti kamu pilih yang mana yang kamu suka "
" kenapa nggak sendiri ajah "
" justru aku ngajak biar ada yang milihin, bawel .. udah jangan bawel ah " aku hanya melengus dan mengikuti langkah kakinya.. karena aku sedikit pendek dan dia tinggi besar, aku terkadang susah mengimbangi langkah kakinya dan lebih sering tertinggal dan dia berinisiatif memegang tanganku karena satu kejadian.
Quote:Kami berjalan membeli buah untuk tara, karena tama tak mau diajak kepasar, jadi dia sendiri yang memilih tokoh untuk membeli buahnya.. Dan saat kami masuk tokoh secara bersamaan dan berkeliling bersama sambil mengobrol dan bertukar pendapat, mungkin dia lupa kalo aku jalannya sedikit tertinggal dan dia tetap asik berjalan.. Sementara aku memilih diam dibelakang, menghitung detik atau bahkan menit keberapa dia akan sadar kalo aku tak ada disampingnya.. Aku melihatnya dengan tersenyum (tanpa aku sadari dia mencuri senyumku) menghitung dan menghitung.. bersyukurlah tak sampai satu menit dia menyadariku tak ada disampingnya.. Dia menoleh kekanan dan kekiri bahkan kedepan seperti orang bingung.. Akhirnya dia menoleh kebelakang dengan tatapan bingung yang aku sambut dengan senyuman.. Dia menghampiriku dengan wajah serba salah yang aku balas dengan sindiran " ternyata masih inget kalo kesini sama aku " dan dia hanya membalas dengan senyum polosnya " inget kok " | " aku kira sengaja ditinggal " aku masih tersenyum melihatnya " yodah.. biar nggak ketinggalan " dia menggandeng tanganku dengan santainya.. " dan nggak bakal ilang ", aku hanya diam dan mengikutinya

"tokonya sebelah mana sih ?" aku bertanya karena setelah berkeliling justru tak juga berhenti di sebuah toko
" sebentar lagi "
" jangan bilang kamu lupa "
" nggak kok, sebentar lagi "
" jujur ma.. lupa kan.? iya kan ?"
" eh.. iyaa.. "
" aduuuh.. tama.. aku udah fell dari tadi.. "
" ya dicari ajah dulu.. pasti ketemu "
" ketemu sih iya tapi lama.. tanya satpam dong.. udah tau pelupa juga masih aja bawel "
" kan cuma lupa tempat doang.. nggak lupa bawa kamu "
" kalo lupa bawa aku ya aku pulang ajah.. gampang kok.. " aku mendengus " udah tanya satpam sana "
" iyaa.. ini lagi liat2 satpamnya "
" apa yang diliat.. tuh kan satpam " aku menunjuk ke arah eskalator
" eh... iya yaa.. pinter juga kamu " dia mengelus kepalaku " sini ajah ya "
" kok.. ikut lah "
" sini ajah.. tungguin pokoknya " dia sudah pergi meninggalkanku didepan toko. dan kembali dengan senyum mengembang.
" gimana ?"
" yukk "
" iiih.. gimana ?"
" hehehe.. salah masuk harusnya di TP I.. jadi kita jalan lagi "
" tuh kan tama.. ya nggak bakal ketemu kalo nyarinya di TP II.. dodol "
" udah ah.. abis dari sini kita makan eskrim deh.."
" tauk ah sebel "
" udah dong ngambeknya " dia mengelus kepalaku dan mengandeng tanganku agar mengikuti langkahnya.. dan aku hanya manyun..
" queen "
" hemmm "
" udah dong manyunnya "
" iyaa.. capek "
" nanti aku pijetin deh,.. yaa "
" beneran ?"
" iyaaa.. janji deh.. "
" okee.. masih jauh nggak ?"
" nggak kok, tuh di depan " dia memonyongkan bibirnya.. dan memang sepertinya itu toko yang akan dia datangi..
" mesti disini ya ?"
" udah langganan soalnya"
" langganan kok nyasar " dia hanya membalas dengan cengiran yang menyebalkan itu.

Dan kami masuk kedalam toko, memilih sepatu yang hendak digunakan tentu saja dia memintaku memilihnya.. Tak butuh waktu lama memilih sepatu untuknya, karena dia hanya akan membeli pilihanku.. Walau sedikit dengan candaan tapi ini juga menyenangkan asal bersamanya..

*********
" kak, ngapain ?"
" eh... " aku menoleh kearah suara yang bertanya padaku
" nggak dingin apa kak ?"
" lagi pengen.? nggak sarapan ?"
" nggak, ini mau makan buah ajah sama susu.. "
" roti juga tuh ada dikamar "
" iya.. kakak nggak makan ?"
" ntar lagi lah mau masak nasi goreng, anda mau ?"
" mau, kalo dimasakin " dia sudah nyengir2 duduk di damping dapur sambil melahap buah dan susu yang diambilnya dari kulkas. " mau buahnya kak ?"
" ntar lah.. "
" dih.. galau "
" emang anda galau.. kakak mah ogah "
" nah.. trus kenapa ?"
" nggak apa loh.. pengen ajah "
" kepikiran ayah sama mama ya ?" dia menurunkan intonasinya menjadi lemah
" nggak loh.. lagi enak sama udaranya.. makan yang banyak "
" lah.. nantikan mau makan nasi goreng sama kakak "
" yee.. maunya.. kupaslah bumbunya.. biar kakak tinggal masak ajah "
" iyaa.. iya.. masak yang banyak tapi ya "
" iyaa.. sampek nambah2 pun bisa "
" siiip.. emang debest kok kakak " dia mulai beranjak menyiapkan bumbu nasi goreng dan aku hanya tersenyum melihatnya..

Anda bisa memasak namun keseringan masakannya tidak jadi dengan sempurna, berbeda denganku tanpa pernah memasak makanan yang akan aku buat asal mengetahui bahan-bahannya aku sudah bisa berhasil 99% dan kemungkinan gagalku sedikit.. Itu sebabnya kadang aku memintanya menyiapkan bahan-bahan dan biar aku yang masak, begitu juga dengan anak kos lain.. Mala tak jarang mereka membeli bahan-bahan dengan tiba-tiba dan minta dimasakin masal.. masa-masa kos yang indah untuk gadis dengan cerita normal seperti anda dan lainnya.. bukan seperti aku..

NEXT PART 28
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive