Beauty in the dark Part 47


- D -
Hari ini mungkin akan menjadi hari yang tak terduga bagiku.. Karena aku akan memutuskan keputusan kecil yang akan membuatku menyadari bahwa aku memang tak bisa menjadi seseorang yang penuh dengan dendam walau aku ingin.. Aku termasuk seseorang yang dapat menyimpan rasa dendam, tapi entah kenapa rasa dendam itu akan hilang dengan sendirinya.. seperti hari ini.. hari dimana aku memutuskan untuk mengubur dendamku dan menerima kenyataan bahwa inilah aku.. ya aku.. tak seharusnya aku menyalahkannya atas keputusanku..

----------------------
Tak butuh waktu berapa lama untuk kami tiba di tempat yang ditujunya.. sebuah tempat rekreasi di kota ini juga, taman S*L*CT*. Saat memasuki taman ini, hanya kekaguman yang terhingga terpancar dari mataku.. Hamparan berbagai jenis bunga ada dihadapanku, bagaimana aku tak bahagia melihatnya.. Taman ini merupakan replika dari Negeri dongeng.. aku mulai tersenyum dan berterimakasih padanya ( dalam hati )..

" gimana baguskan ?" dia sudah menjepret sana dan sini..
" he'em " aku mengangguk masih memandang hamparan taman ini.
" yuk jalan, apa mau disini liatin bunga ajah " dia mengajakku ketengah taman bunga, aku berjalan dengan perlahan memperhatikan bunga di kanan dan kiriku.. begitu indah dan banyak sekali.. andai saja aku punya taman seperti ini.. khayalanku entah kemana.. dan biarkan aku menikmati semuanya.. hari ini..

Kami berjalan mengelilingi taman ini sesuka hati, dia lebih memilih diam dan tak menggangguku.. sementara aku memilih berjalan - jalan sesukaku bahkan tak memperhatikannya lagi.. biarkan dia sibuk dengan kegiatannya.. Aku ingin menikmati hari ini.. Setelah puas melihat bunga dan menyentuhnya.. Aku pergi keatas melihat pemandangan sawa dan perbukitan.. Aku memandang sekitar dengan hati tenang menghirup udara sejuk.. begitu indahnya hidup ini.. TUHAN memberikan apapun yang kita butuhkan.. ya memang benar.. dan aku mengalaminya sejak dulu sampai hari ini..

Kakiku sudah mulai terasa capek dan aku memutuskan untuk mencari tempat agar aku dapat duduk atau berbaring sendirian di bawa pepohonan atau tempat yang memang disediakan untuk duduk ditaman ini.. Aku menemukan posisi yang aku rasa tak akan ada yang menghampiri.. Aku duduk diatas rerumputan menikmati pemandangan dari kejauhan ini.. Dan tak ada orang yang lewat disini.. sejenak aku merebahkan badanku, aku tak peduli ini akan mengotori badan atau rambutku.. setidaknya pikiranku sekarang adalah merilekskan diriku serileks-rileksnyaa..

Entahlah.. aku merasa lebih baik dibanding hari-hari sebelumnyaa..

" sendiri ya ?" suara yang tak asing bagiku dengan nada lembut
" maksudnya ?" aku hanya menjawab sewot
" sendirian ya ?"
" bisa liat kan ?"
" boleh gabung "
" nggak boleh.. "
" oyaa kenalin.. D.. " dia mengulurkan tangannya kewajahku sembari duduk disampingku..
" apaan sih ?" tanya ku sewot.. tanpa kata dan hanya senyum dia menarik tanganku untuk menyalaminya..
" anggap ajah kita kenal disini, bisa nggak ?" dia berkata lembut, sejenak aku terdiam dan berpikir.. aku bangkit dari tidurku dan duduk disampingnya menghadap ke arahnya..
" queen " aku menyalaminya..
" makasih.. " dia tersenyum lebar " makasih banyak queen " dia hendak memelukku..
" eiiitss.. nggak "
" iyaaaa.. " dia menjabat tanganku dengan eratnyaa..

Aku memutuskan menerima apa yang dia tawarkan untuk memulai hal yang baru yang justru akan aku ingkari.. D, menjadi bagian dalam hidupku.. tapi bagian yang lain yang akan membuat kisah hidupku menjadi rumit serumit hatiku..

Kami menghabiskan waktu mengobrol seperlunya.. Dia mengerti bahwa aku memang tak begitu banyak berbicara.. Karena memang kondisiku baru-baru ini sedang tak enak.. ditambah aku harus beradaptasi dengannya.. setelah lama berbincang, kami berjalan-jalan kembali sampai jam 2 siang.. yang kemudian dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain..

" abis ini makan yuk "
" iyaa.. "
" mau makan dimana ?"
" dimana ajah.. "
" oke deh.. "
" oyaa.. kapan kita pulang ?" aku teringat dengan pekerjaanku
" besok yaaa.. siang.. bisa kan ?"
" aku kerja malam ini.. mana bisa " protesku
" bisa kok.. aku udah kabarin temenmu.. udah minta tolong sama dia.. jadi bisa kan.?"
" fida.. aduuuh.. adikku.. aku lupaa.. "
" aman.. semua disana udah diurus sama temenmu katanya, jadi kita disuruh seneng-seneng disini.. "
" kok bisa. ?" aku bertanya curiga.. " kamu sekongkol apa sama fida.? hah.?"
" nggak ada loh.. curigaan amat kamu.. yang ada kemaren-kemaren aku nyari kamu dikosan dia.. nggak pernah ketemu akhirnya aku tanya-tanya sama anak situ nggak ada yang tau.. trus kebetulan tanya fida.. eh dia tau.. yaudah minta tolong sama dia.. awalnya dia bersikeras nggak mau nolongin.. tapi aku yakinin dia.. eh.. mau deh.. "
" yakin gitu ajah.."
" iyalah.. dia tuh jaga pribadi kamu banget tau.."
" yodah "
" udah gitu ajah ?"
" trus mau apa.?"
" bilang apa kek yang agak panjangan dikit "
" males.. buruan laper nih "
" iyaa.. iyaa.. "

-----------------------
" makan dimana yaaa.. bingung nih "
" kan aku udah bilang dimana ajah " jawabku sewot
" ish.. bakso mau?"
" mau.."
" yodah bakso ajah "

Akhirnya setelah lama berpikir, kami makan bakso.. dan memang bakso M*l*ng itu enak.. murah lagi.. dan tentu ajah karena aku penyuka bakso.. aku makan yang banyak.. bodok amat dah.. mumpung selerah makanku lagi baik ya makan ajah..

" laper nih " dia menyindirku
" iyaaa.. " aku menjawab cuek sambil makan.. tak memperdulikannya yang tersenyum melihatku..
" nambah.?"
" boleh emang ?" aku sudah bertanya dengan mata berbinar
" boleh lah.. mau berapa porsi ?" dia menawarkan
" satu ajah.. baksonya ajah nggak pake mie " karena dia yang membayar aku hanya meminta sekedarnya ajah..
" cukup.?"
" cukup kok "
" yodaah.. aku pesenin lagi yaa " Dia memanggil pelayan dan memesan bakso untukku.. dengan sisipan kata "agak cepet ya mbak "

Aku memilih cuek dan menikmati bakso yang masih ada di mangkokku dan saat bakso pesanan ku datang lagi, aku hanya mengambilnya dan sedikit menyimpulkan senyuman ke dia.. Selesai makan aku memintanya untuk kembali ke rumahnya, karena aku capek dan mau istirahat.. dia hanya meng iyakan.. syukurlah dia tidak curiga dengan kondisi fisikku.. Badanku memang sudah tidak fit beberapa waktu ini..

-----------------------
" mau minum nggak?"
" nggak .. aku mau istirahat ajah " aku berjalan kearah kamar ditemani olehnya " kamu ikut masuk juga ?" tanya ku menyelidik
" iyaa lah.. ini kan kamarku.. ya jelas aku masuk "
" apaan.. sana pergi.. aku mau istirahat "
" diih.. dari tadi malem juga aku disini sama kamu.. lagian kamu nggak bisa larang aku "
" kenapa nggak bisa ? hah.?" aku menantangnya
" tuh kamar mana ada kuncinya.. jagain ajah pintunya biar aku nggak bisa masuk " dia berkata dengan pedenya dan akhirnya aku mengambil sikap cuek.. kesialanku bertambah..
" awas kamu macem-macem " aku meninggalkannya dengan cepat kedalam kamar dan menidurkan diriku, sementara dia sudah tertawa kegirangan seperti mendapatkan durian runtuh..

Entahlah aku tak bisa berpikir atau marah atau apa.. yang aku ingin secepatnya tertidur dan menenangkan diriku.. aku tak mau pingsan disini.. aku tak mau pingsan lagi.. jadi aku harus beristirahat sejenak.. sedikit ku intip dia dari sela bulu mataku yang pendek, dia sedang duduk di kamar ini tanpa melakukan apapun.. ahh.. sudahlah.. saatnya tidur..

---------------------
Aku terbangun dari tidur nyenyakku untuk kedua kalinya dalam hari ini.. Rasanya beban ini sedikit berkurang.. Mungkin memang aku membutuhkan sedikit kehangatan laki-laki dalam kondisi seperti ini.. Dan aku mengakuinya, memang aku membutuhkannya.. Aku tidak menjadi seorang gadis yang munafik atau menjadi gadis yang berpura-pura hanya mencintai satu orang.. Tapi tetap saja diantara semua orang yang mengisi hatiku.. Masih reza yang ada diposisi utama.. Dan biarkan kisahku berlanjut hari ini..

Ini sudah terlalu sore dan sepertinya sudah malam.. tidurku terlalu nyenyak mungkin.. aku masih bergulat diatas tempat tidurku tanpa menyadari dia ternyata ada disampingku.. masih tertidur..

Kulihat dia sedang tertidur dengan senyum simpul dibibirnya.. apakah ini tidur terindahnya.? atau kah ini hari terindahnya.? sehingga tidurpun dia menyimpulkan senyuman.. Ah.. pikiranku semakin tidak karuan.. Kalau saja dia datang disaat kondisiku sedang baik-baik saja seperti yang lalu, mungkin aku akan menjauhinya dan membuangnya.. bahkan menghidarinya sampai mati.. Tapi ini berbeda, dia datang disaat aku membutuhkan pegangan.. dan dia datang dengan cara TUHAN.. aku menerimanya..

Aku masih memandangnya.. kuperhatikan lekuk wajahnya.. rambut hitam lebat tersusun rapi.. mata bulat dengan bulu mata lebat yang sedikit lentik namun tegas.. alis yang tebal tersusun rapi.. ternyata dia punya mata yang indah.. aku sedikit mendekatkan wajahku.. entahlah.. ini terjadi tanpa aku sadari.. kuperhatikan lagi lebih kebawa.. hidung mancungnya sedikit menggemaskan.. kumis tipis yang tersusun rapi menandakan dia akan beranjak dewasa.. dan bibir penuh merah mereka miliknya.. dagunya yang mempertegas wajahnya.. ya TUHAN.. ternyata dia sangat menarik dan benar - benar menarik untuk semua wanita.. dia sosok yang sempurna..tapi, aku baru menyadarinya.. kali ini sedikit rasa datang karena kejadian tak terduga ( Pertemuan dan Kebersamaan )..

NEXT PART 48
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive