Beauty in the dark Part 53

Bukan "dia"

Aku jatuh cinta.. Cinta masa remaja yang dalam.. Memang benar kata orang, cinta masa remaja sulit dilupakan, apalagi jika itu cinta pertama yang mengajarkan kita RASA yang tak pernah kita mengerti dan pahami.. Hanya ada senyum tersipu dari cinta itu..

Cinta yang tak pernah tersampaikan jauh lebih rumit dari cinta yang sudah pernah tersampaikan.. Dan semoga, dari sana kau mendengar bahwa aku mencintaimu..

Quote:Angin malam berhembus,
lirih dingin menyapa
Coba merasakan,
semilir kehadiran mu
Tuhan ku tanya cinta,
kemana arah dan tujuannya
Bila memang berpisah,
mengapa maut yang pisahkan

Aku memuji mu,
hingga jauh,terdengar syahdu ke angkasa
Rintihan hati ku, memanggil mu,
dapatkah kau dengar nyawa hi-dup ku
Runtuh jiwa raga ku,
hancur berkeping-keping
Tangan dan kaki tiada,
berpijak di bumi lagi

Kau,menelanjangi,
diri ku s’lalu,lewat indahnya,
peluk kasih,
merangkul kalbu,
yang membelenggu,
dan kini,
tinggalkan ku
AdaBand - Nyawa Hidupku

Beberapa lagu sedih sukses membuatku menangis saat mengingatnya.. Bahkan mengingat kenangan yang lalu walau bukan dirinya... Dan hidupku berlanjut seperti apa yang mereka harapkan bukan aku harapkan..

----------------------
Aku keluar kamar dengan memakai baju yang ada disini.. Baju yang cukup hangat.. Ku biarkan rambutku terurai dalam gelapnya hidupku..

" udah.. ?" tama bertanya memastikan dan aku jawab dengan anggukan.. kami langsung berjalan keluar rumah..

Krengsengan yang dibilang tama tak jauh dari komplek perumahan ini, jadi kami kesana hanya naik motor.. Sepertinya memang krengsengan ini buka hingga pagi, karena jam 2 malam masih ramai pembelinya walau mereka makan dipinggir-pinggir jalan.. Tama memesan 2 porsi dan dia sudah mengerti porsi makan ku, jadi aku tak kahwatir.. Sambil menunggu krengsengan kami duduk di salah satu tempat yang disediakan.. Tak banyak bicara sampai akhirnya pesanan datang.. Dan kami makan dengan sendirinya.. Dan memang krengsengan ini enak rasanya, yang membuat aku akan merindukan tempat ini jika kembali ke Sumatera..

Selesai makan pun kami tak banyak bicara, tama membayar krengsengan dan kami langsung pulang.. Sudah terlalu malam kalau jalan-jalan..

----------------------
" pake baju tidur renan ajah ntar " tama menawarkan saat aku berpamitan hendak membersihkan mukaku karena habis dari luar
" emang ada yang seukuranku?" aku bertanya, karena badan renan lebih ramping dari badanku yang terlalu semok.
" ada kayaknya, cari ajah dikamarnya. dia punya banyak kok.. jangan pake yang tipis ya "
" eh.. maksudnya ?"
" ntar juga kamu tau kalo udah liat koleksi baju tidurnya renan " tama hanya tersenyum kecil meninggalkanku yang bingung..

Aku masuk kekamar renan membereskan badanku, kubuka satu persatu lemari renan.. dia punya 3 lemari, sementara dikos aku punya 1 lemari dan bajuku hanya separuh dari lemari kosku.. Sementara renan, ya TUHAN banyak sekali pakaiannya, bagus.. Aku memfokuskan mencari baju tidur.. Ketemu, semua baju tidurnya bukan piayama.. dan aku paham yang dibilang tama.. Semua baju tidur renan tipis dan sedikit terbuka ( sexy ).. Aku memilih baju yang paling sopan.. Bahkan baju rumah pun termasuk ukuran sexy.. Tak mungkin aku tidur dengan pakaian yang memang tak dipakai tidur, rasanya tak akan nyaman..

Selesai mengganti baju, aku memakai jaketku untuk menutupi badanku agar tak terlalu sexy.. Aku kedapur untuk minum.. Tama memang tak pernah ada saat aku keluar kamar atau berkeliling, tapi dia tiba-tiba akan muncul disebelahku bagai hantu.. Aku membuat teh hangat dan berencana menghabiskan malamku di bangku teras taman, dingin memang.. Tapi entah mengapa aku ingin disana, seakan menikmati keberadaan reza yang aku harapkan.. Bahkan aku membuat dua cangkir teh hangat tanpa aku sadari.. Namun, aku tinggalkan didapur.. Berharap reza datang menyusulku dan duduk disebelahku..

Tapi semakin lama aku menunggu semakin dingin teh yang ada dihadapanku dia tak akan datang, dia hanya datang sebagai bayangan.. Aku gila memang.. Bahkan dalam Agamaku yang sudah tiada kembali kesisinya, tapi aku berharap ini seperti di film-film, dia masih disisiku berusaha menyentuhku dan selalu bersamaku.. Aneh, tapi itulah harapanku.. Tapi itulah yang aku ingin, dia menyapaku dalam diamku.. bahkan dia memandangku dengan cintanya.. Tetap bukan dia yang ada disisiku.. hanya semilir angin malam ini yang aku anggap sebagai dia yang datang padaku..

Entah sudah berapa lama aku disini, rasa kantuk tak menghinggapiku.. Suara renan juga tak kudengar dan tama sepertinya tidur entah dimana.. Aku masih ingin disini sampai tertidur, berharap saat aku bangun, reza ada dihadapanku dengan senyumnya.. ah... Saat bersama D aku mengharap tama, saat bersama tama aku mengharap reza.. Apa yang terjadi padaku dan hatiku semakin rumit.. serumit pikiranku yang harusnya tak rumit..

Aku tertidur dalam lamunanku.. Dingin malam ini menemaniku.. Dingin yang selanjutnya berubah menjadi kehangatan yang memanjakanku.. Dan aku benar terlelap, karena mungkin aku sudah terlalu capek sehingga aku tertidur dengan pulas tanpa menyadari dingin angin yang menggerogotiku..

Aku sama sekali tak bermimpi buruk.. justru aku bermimpi indah malam ini walau aku tak mengingatnya, tapi serasa reza ada di sisiku.. walau hanya sekejap kurasakan.. Terkadang orang yang sedang bersedih dan jatuh cinta, bisa terlalu berlebihan mengekspresikannya.. seperti aku saat ini..

Aku terbangun dalam tidurku.. sebenarnya aku tak akan terbangun kalau tak karena panas yang sudah sampai dibadanku.. Aku masih disini, dengan posisi yang sama.. Hanya saja ada 2 cangkir teh disini.. Dan pikiranku semakin melambung ke hal-hal aneh.. Bahkan hal mistis yang harusnya tak boleh aku percayai.. Aku gila.. seketika aku mencari sosoknya karena cangkir yang ada didepanku.. Kulihat sekeliling taman.. Kulihat dapur dan semuanya.. Sepi.. tak ada siapapun.. Seperti orang gila aku pagi ini karena alasan 2 cangkir teh yang ada dihadapanku.. cangkir yang aku buat.. yaa ini buatanku..

Dan aku tersadar bahwa aku bermimpi.. Aku memutuskan membereskan apa yang nampak tak rapi..

" udah bangun ?" tama menyapaku, sepertinya dia habis berjalan-jalan dipagi hari..
" iyaa " aku menjawab lemah..
" kamu kenapa.? sakit .? " dia mendekatiku dan memegang keningku..
" nggak apa " aku menghindar
" tadi malam aku mau bangunin kamu.. tapi kek nya kamu capek banget.. jadi aku temenin ajah tidur diluar.. " dia berkata seakan menyesal membiarkanku tidur diluar
" iya nggak apa ma " aku masih melanjutkan berberes
" eh.. makasih teh nya.. aku nggak tau kamu buatin aku teh.. aku pikir kamu mau langsung tidur.. jadi aku tadi malam keluar, cari angin " dia berpikir banyak kemungkinan atas sikapku yang seperti ini
" kamu yang minum ma.?" aku bertanya meyakinkan
" iyaa.. buat aku kan.?" dia memastikan " atau kamu emang mau minum dua gelas ?"
" iyaa.. buat kamu kok " aku menjawab singkat " udah sana mandi.. nanti temenin aku belanja.. "
" aku udah belanja.. liat ajah dikulkas.. "
" kapan.? "
" tadi pagi.. dipasar pagi.. udah biasa kok.. jadi jangan kaget " dia duduk santai dimeja makan sambil memakan pisang yang ada dimeja " oyaa.. renan belum bangun.. tuh anak kalo tidur kayak kebo.. nanti kalo bangun juga bakal rame nih rumah "
" iyaa.. yodah aku masak dulu.. mau makan apa kamu.? renan sukanya apa.?"
" aku sama dia mah apa ajah dimakan.. kamu masak yang nggak buat ribet ajah "
" yaudah.. tunggu ya.. kalo laper makan pisang ajah trus.. "
" dikira monyet apa.. "
" kali ajah monyet " aku sudah menyiapkan bahan-bahan untukku masak..
" kamu mau tinggal sini nggak queen.?"
" hah.?" aku memastikan pendengaranku
" iyaa.. selama liburan tinggal sini.. kalo urusan kerja.. nanti aku antar jemput.. tapi pake motor ya.. nggak apa kan pake motor.. gimana.?"
" biasa ajah bilang motornya, biasanya juga aku ngangkot kemana-mana.. nanti aku pikirin ya "
" ini permintaan renan juga loh " entah benar renan atau hanya dia mengeluarkan jurus agar aku mau tinggal disana..
" kalo renan yang minta, aku mau.. " aku berkata singkat

Dan kami sedikit mengobrol disela aku memasak.. Tama juga sepertinya mengerti memasak, karena dia sesekali mengomentariku yang aku balas dengan sewot.. Tak ragu dia juga sesekali mencicipi masakanku dan mengomentarinya.. dia tak berubah.. hanya saja ada hal yang membuat kita berubah.. Sepenggal kisah yang mengaitkan kita..

Renan yang dibilang tama akan tidur lebih lama ternyata tidak, sepertinya saat otaknya sudah sadar dia langsung bangun dan mencariku sekeliling rumah.. dan justru mendapatiku didapur sedang asik memasak ditemani tama..

" kak queeeennn " dia sudah teriak dengan lengkingan derasnya disertai senyum leganya.. dia berjalan cepat kedapur..
" udah bangun.. mau sarapan apa.?" aku membalasnya dengan senyum
" renan kira kakak pulang.. renan cari keliling rumah.. ternyata disini pacaran sama mas tama "
" nggak lah.. kakak kan udah janji.. mau makan apa nih ?"
" apa ajah.. asal kakak yang masak jadi enak.. kata mas reza kakak pinter semuanyaa "
" yaudah.. sarapannya omlet ajah gimana.?" aku bertanya kepada tama dan renan yang sudah saling bercanda dimeja makan..
" iya kaaakk " suara renan mengalahkan suara tama.. dan itu membuat tama selalu menggodanya..

Pemandangan yang indah dipagi hari.. Dan, ada yang aneh dihatiku.. Aku begitu bahagia melihat senyum mereka dan aku begitu bahagia ada disini, bersama mereka.. Ingin rasanya aku merasakan ini seterusnya.. Dan semoga..

Aku memasakan omlet untuk renan dan tama.. masakan yang sudah aku masak sebelum renan bangun juga aku hidangkan bersamaan..

" waaa.. kayaknya enak nih.. ya kan mas " dia sudah berbinar melihat piringnya
" baca doa dulu jangan main samber ajah " tama menyindirnya
" iyaaa.. iyaaa.. " renan memasang wajah manyunnya
" udah dimakan.. nggak usah diambil hati omongan mas tama "
" tuh.. baikan kak queen.. huh.. " dia mencibir ke tama " eh.. kakak nggak makan.?"
" makan kok.. ini mau ambil piring kakak "

Renan makan dengan lahapnya.. dia memang suka makan sepertinya namun badannya tetap bagus, beda denganku yang semakin melambung.. Tama masih menggoda renan disela-sela makannya.. Mungkin karena mereka dari dulu bersama, tama menjadi pengganti reza.. Dan aku seperti bisa melihat reza ada dalam diri tama.. ya TUHAN, apa ini.. Tama bukan pengganti reza, karena tama berbeda.. Dia mencuri hatiku dengan cara berbeda sebelum aku mengetahui semua kenyataan yang ada..

Hanya saja aku masih tak mengerti filosofi gadis memandang keluar jendela yang di katakan reza pada tama.. dan mereka lah yang akan mengerti.. Entah apa makna dibalik semuanya.. Tapi setidaknya aku sudah bisa menerima semuanya.. Semoga cintaku bahagia mulai hari ini.. Karena keluargaku baik-baik saja sekarang dan aku ingin hatiku juga baik-baik saja..

NEXT PART 54
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive