Beauty in the dark Part 46


(Sejenak) Aku Bahagia
Aku bangun dari tidur singkatku, setidaknya sudah 2 jam aku tertidur dalam mimpi indahku.. Biasanya aku tertidur dalam kegelisahanku yang membuatku kondisiku semakin memburuk.. Tapi idur 2 jam ini sangat menyenangkan bagiku, entah itu karena pelukannya, entah karena hatiku yang sedikit membaik, aku tak pernah tau.. yang jelas aku merasakan kedamaian setelah masa sulit ini.. walau hanya sedikit..

Dia sudah tak ada dikamar, aku masih bergulat dengan selimutku.. menikmati pagi ini.. Kuamati sekeliling kamar, dimeja sudah ada handuk bahkan bingkisan.. Aku bangkit dari kasur dan melihatnya.. Handuk untukku, ada kertas diatasnya.. Ku ambil dan kubaca..

" Aku nggak tau kamu suka atau nggak, tapi pakailah."
- D -

Aku melihat isi bingkisan yang ada disebelah handuk.. Ku buka ada dua bingkisan lagi didalamnya.. Satu ditas berwarna merah mudah kalem dan sati lagi ditas bera\warna hitam.. Aku keluarkan keduanya dan aku buka.. Sebenernya nggak ada alasan untuk kaget, tapi ditas merah muda kalem ternyata isinya pakaian dalam cewek warna merah dan hitam.. Kenapa dia belikan aku 2 pasang pakaian dalam dan semua warna kesukaanku, tapi sepertinya imajenasinya akan liar membayangkan aku memakai apa yang dia belikan.. Tapi setidaknya dia tidak membelikanku dengan model yang membuatku geli untuk memakainya.. Sementara ditas satunya aku ada baju untukku.. Modelnya semi gaun dengan panjang selutut berwarna merah muda pudar keputihan.. Memakainya seperti gadis anggun.. Setidaknya ini pakaian yang aku punya saat ini..

Aku beranjak kekamar mandi.. mandi dengan perasaan tanpa beban hari ini.. sedikit bersenandung.. beda dengan hari-hari sebelumnya.. Kulihat wajahku dikaca.. ada yang berbeda.. wajahku lebih terlihat berseri hari ini, menjadi sedikit bercahaya.. ya TUHAN, apa yang terjadi denganku.. kenapa dia yang aku benci yang ada dihadapanku saat ini bahkan membuatku menjadi lebih baik.. ya TUHAN, aku mohon jauhkan aku darinya sebelum terlambat.. sedikit penyesalan tak begitu berarti dalam raut wajahku pagi ini..

Aku merapikan diriku.. tidak seperti disaat aku akan bertemu reza.. kali ini lebih biasa tanpa memoles apapun.. ala kadarnya diriku.. selesai berberes, aku memutuskan untuk keluar kamar..

Ini sebuah rumah mewah nan minimalis.. terlihat nuansa asri dirumah ini dan sepih.. aku memberanikan berjalan ke sisi-sisi rumah ini sendiri.. bagus.. beda dengan rumah dikampung.. dulu aku hanya bisa melihat rumah ini di gambar atau melewati perumahan mewah.. tapi sekarang berada didalamnya dan berjalan-jalan didalamnya.. berbeda dengan rumahku.. tapi bagaimanapun juga, rumahku adalah rumah terbaik yang pernah ada dihidupku..

Ada taman kecil didalam rumah ini.. Aku berjalan kearah taman itu.. Terdapat tempat berteduh ditaman itu, kolam kecil untuk sekedar bermain dengan ikan.. terdapat beberapa jenis tanaman.. Seakan memasuki dunia berbeda saat berada diberanda pintu ini.. Begitu sejuk dan damai ada disini.. aku memandang kagum pada sekitar..

" bagus ya ?" suara ramah muncul dari belakangku
" eh.. iyaaa " aku mencoba bersikap biasa terhadapnya
" ayooo.. makan.. laperkan " dia mengajakku untuk makan, sepertinya dia sudah mencariku di sudut rumah ini hingga menemukanku disini.. aku mengangguk dan mengikutinya saja.. Kulihat dia memegang kamera.. aku memberanikan diri bertanya..
" kamere buat apa ?"
" oh.. ini.. buat ini " dia mengarahkan kameranya dengan sekejap kearahku dan memfotoku. aku yang awalnya kaget spontan memarahi dia..
" iiih.. apaan.. siniin kamrenyaa " aku coba mengambilnya
" buat apa ?" dia mencegah samberan tanganku
" diapus.. siniin.. apus nggak ?" aku mulai sebel kepadanya
" nggak.. weeekk " dia berlari kecil sambil sesekali memfotoku " ayoo sini kalo bisa ambil.. " dia mengejekku.. aku mengejarnya sambil menutup wajahku saat dia mengambil fotoku..

Dia berlari sampai kemeja makan, disana ada seseorang.. umurnya kurang lebih 40-50 tahunan sepertinya.. mungkin asli sini.. dia hanya melihatku sekali dan tersenyum seperti mengundurkan diri.. aku yang kaget melihatnya, menghentikan lariku dan tersenyum menunduk kepada ibu itu.. sementara dia sudah ada didepan meja makan dan menggeserkan kursi untukku..

" duduk sini " dia menepuk punggung kursi.. aku yang masih agak canggung dan kaget karena ada ibu tadi ( sebenarnya malu karena berlai-lari seperti anak kecil ) memutuskan duduk dikursi yang di berikannya.. Bisa membayangkan bagaimana ekspresiku saat itu.. seperti orang yang salah tingkah tapi mau bagaimana lagi, terima sajalah..
" tadi siapa ?" aku sudah duduk dan menunggunya duduk disebelahku ( sudah lupa dengan insiden foto karena hal lain )
" ooh.. kenapa ?" dia mengambilkan ku sarapan
" tanya ajah.. "
" mukamu lebih bagus ada ekspresi daripada datar gitu " dia berkata cuek masih mengambilkanku beberapa menu, aku hanya diam..
" heem.. dia yang nginep sini.. jaga ini rumah " akhirnya dia memilih menjelaskan
" ohhh " aku hanya mengangguk " udah segini ajah " aku memastikan porsiku tidak seperti yang dia bayangkan
" yakin.? "
" iyaaa.. kenapa ?"
" nggak apa-apa.. kamu diet ya ?"
" nggak "
" kok kurusan.. makannya dikit lagi "
" lagi males ajah "
" irit banget yaaa "
" apanya ?"
" ngomongnyaa.. bisa nggak dibanyakin.. apa kek.. ini kek.. itu kek.. pelit banget sama kata-kata "
" iya kapan-kapan " aku mulai melahap makanan ku
" nggak nawarin makan, nggak ngambilin balik.. " dia seperti seakan menganggap kami tak ada masalah dan trus berusaha bersikap baik terhadapku.. dan aku hanya mengacukannya sambil makan.. akhirnya dia menyerah dan ikut makan dengan hati kesal mungkin..

----------------------
" makannya cepetin bisa nggak ?"
" iyaaa " aku menjawab singkat
" nggak tanya kenapa atau apa gitu " dia bertanya heran, aku hanya memandangnya sekilas dan melanjutkan makan ku.. " udah kuduga.. abis ini kita jalan ya. "
" ke.." belum sempat aku melanjutkan.. dia sudah membalasnya " ssstttt.. ikut ajah.. jangan nolak.. " dia mengelus rambut atasku dan meninggalkanku " makan yang banyak dulu biar kuat.." dan lagi.. aku hanya diam..

TUHAN, perasaan apa ini.. kenapa seperti ini.? Apakah ini sekenario baru yang akan aku jalani.. Dia datang dihidupku diwaktu yang salah dan kejadian yang salah.. Dan kini dia datang dihidupku diwaktu yang tepat dan kejadian yang tepat.. Dia datang tanpa aku tahu bagaimana awal mula kedatangannya.. ya TUHAN.. tolong aku..

-----------------------
Dia kembali membawa beberapa bawaan yang aku tak tau apa.. dengan tersenyum riang dia seakan tak pernah merasa tersakiti saat aku tak menganggapnya ada dalam hidupku..

" udah.. yuk "
" aku ambil tas dulu "
" nggak usah.. nggak butuh jugaa.. yuk langsung ajah "
" trus ini ?" aku memandang ke arah meja makan
" biar mbok yang beresin, udah yuk aah "

Aku berjalan mengikutinya dari belakang.. dia menuntun jalan keluar rumah.. saat tiba diluar, aku baru sadar kalau aku hanya bertelanjang kaki ( aku tak tau dimana sepatu yang aku pakai terakhir kali ).. dan aku berhenti sebentar.. dia pun sadar kalau ada yang aneh denganku..

" kenapa ?" dia menoleh kearahku, aku hanya diam memainkan kakiku sambil menunduk.. entahlah selah-olah aku seperti gadis pemalu atau apa jika didepannya saat ini.. " astaga.. aku lupa.. " dia tau apa yang aku maksud " bentar ya.. " dia tersenyum dan berlari kedalam rumah, entah apa yang akan diambilkannya untukku..

Tak butuh waktu lama untuk menunggunyaa.. Dia membawa bungkusan.. dan memberikannya kepadaku.." nih pake " aku mengambilnya.. kulihat didalamnya ada kotak.. ku buka kota itu ternyata isinya sepatu.. selerahnya bagus juga.. pas denganku.. aku memakainya dan pas dikakiku.. sejenak aku bengong dan berpikir sambil memandang kaki ku.. " kenapa semua ukuran pas.? apa dia sudah mengukur badanku.? jangan-jangan tadi malam dia udah gerayangin aku.." pikiran negatif bermunculan dikepalaku dalam lamunanku..

" woooi.. ayoook.. mala bengong "
" eh.. iyaa " aku berjalan ke keluar mengikutinya dan masuk kedalam mobil yang dibukakannya.. sementara dia hanya tertawa melihatku.. mungkin dipikirannya aku gadis desa yang aneh.. tapi sudahlah.. bukan urusanku apapun pikirannya.. intinya aku akan bertanya kepadanya tau darimana dia ukuran baju, daleman bahkan sepatuku..(nanti).

" kamu tau darimana semuanya ?" aku membuka obrolan disela perjalanan
" heh.. apanya ?" dia bertanya bingung
" ukuran baju, sepatu sma itu "
" oooh.. itu.. ya tau ajah " dia tertawa nyengir
" serius ini.. " aku mulai jutek
" dihh.. penasaran amat.. kenapa emangnya ?"
" ya jelas.. secara kamu tau semuanya.. tadi malem kamu pegang-pegang aku yaa " aku mulai sedikit emosi
" kalo tadi malam rahasia dong.. yang jelas aku tau lah.."
" beneran kan.. turunin aku disini " bentakku, walau aku tau nih jalan sepi kayak utan tapi setidaknya ini siang dan aku berani..
" yakin.? masak karena itu ajah minta turun "
" iyaa.. turunin pokoknyaa " aku sudah membentaknya
" diih.. kamu.. jelas-jelas udah pernah tidur sama aku, masak dirabah dikit ajah langsung ngamuk-ngamuk "
" aku tidur sama kamu, bukan berarti seenak jidatmu pegang-pegang badanku.. kamu pikir aku cewek apaan "
" cewek ku "
" apa.? "
" nanti maksudku.. udah aah.. jangan marah.. ya jelas aku tau lah.. aku kan pernah pegang, pernah rasain, pernah semua.. kan aku udah bilang cuma kamu.. jadi ya aku masih inget.."
" boong banget kamu "
" serius ini.. kamu mikirnya negatif trus sih ke aku.. padahal aku nggak gitu loh.. udah aah.. jangan marah-marah nggak seru jalan-jalannya "
" bodok.. "
" iyaa.. sory.. sory.. tadi malem aku cuma peluk kamu sebentar.. eh.. agak lama " aku masih memperlihatkan wajah marahku kepadanya " cium pipi juga.. eh.. kening.. "
" apa lagi ?" paksaku
" oke.. oke aku ngaku.. tadi malam aku tidur disebelahmu, meluk kamu, cium semua yang ada di wajahmu.. udah itu ajah.. nggak grepek juga.. sumpah " dia mengaku dengan terpaksa..
" bibir.?" aku bertanya ke dia dengan sungguh-sungguh
" maafin aku.. aku tau kamu nggak suka.. tapi nggak bisa nahan buat nggak nyium bibirmu.. maaf.. " dia bersungguh-sungguh entah berpura-pura.. aku hanya diam..
" aku memang mau banget nyium bibirmu bahkan nggak bisa nahan.. tapi aku nggak bisa.. aku maunya nyium itu kalo kamu ngasih.. aku nggak bisa nyium seenakku.. maaf yaa.. ini beneran kok.. aku nggak boong "
" iyaa.. makasih " setidaknya dia tak mencium bibirku.. karena aku punya aturan untuk urusan ciuman dengan bibir..

Dia tetap melanjutkan perjalanan kami ketempat yang dia ingin tujuh untuj mengajakku jalan-jalan hari ini.. Entah hal gila apa yang akan dia perbuat, biarlah.. Dan setidaknya aku tak diturunkannya dijalan karena aku nggak bawa apa-apa..

Quote:Kenapa seorang pelacur tidak ingin dicium bibirnya.?

" Karena mulut merupakan saluran yang menghubungkan dunia luar dengan apa yang ada dalam tubuh termasuk hati.. Dan aku, sebagai seorang pelacur mempunyai hati yang didalamnya terdapat cinta.. Cinta bisa tumbuh karena pertemuan, perbincangan, kebersamaan dan CIUMAN.. Dan dalam pekerjaan aku tidak melibatkan hatiku atau perasaan ku untuk menikmati apa yang aku lakukan saat memuaskan mereka, sehingga aku tak akan memberikan bibirku.. Dan.. aku hanya akan berbagi apa yang masuk kedalam tubuhku dengan orang yang memang aku cintai.. bukan dengan orang yang menikmatiku.."

Tapi, kebanyakan pelacur akan memberikan ciumannya karena dia memang dia sudah menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.. dia bukan lagi wanita yang dengan terpaksa melakukan, tapu dia wanita yang menikmati setiap jengkal kepuasan yang diberikan semua pria dengan mendapat bonus untuk kenikmatan yang dia berikan dan dia dapatkan.

NEXT PART 47
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive