Beauty in the dark part 32

Kenangan

" kapan aku bisa pulang ?" aku bertanya dengan nada bosen
" besok, kenapa ?"
" aku udah bosen fi.. lagian aku udah sehat "
" dokternya bilang besok ya besok loh, bandel amat sih "
" lama amat ya "
" kamu tuh bukannya nggak betah atau bosen, kamu kebanyakan kahwatir.. ya kan ?"
" aku beneran bosen fi "
" udah jangan ngeyel semua urusan udah aku beresin kok, kamu pulang nggak perlu ngurusin apa2 lagi "
" nah loh, emang urusanku apa ?"
" tau deh.. " dia menjawab sekenahnya sambil tersenyum
" mulai deh " aku berkata sewot ke fida dan dia hanya tersenyum geli sambil mengupas buah yang akan disuapnya ke aku.
" eh.. tapi luka di tanganmu gimana ya ?" dia berpikir keras memikirkan luka ditanganku " oya.. alasan bekas infus bisa nggak ya " dia menjawabnya sendiri dan berulang beberapa kali..
" queennnn.. "
" hemmmmm "
" bantuin mikir kek "
" nah loh, aku yang sakit ajah santai.. ngapain kamu yang rempong cint.. " aku hanya tersenyum menjawabnya
" kalo nggak sakit udah aku tampol kamu "
" kalo gitu aku sakit ajah ya "
" iih.. apaan sih.. udah nggak usah mikir macem2 deh "
" iya deh iya.. mana buahku "
" PeDe, siapa yang ngupasin kamu.. ini buat aku makan sendiri "
" yakin nih ?" aku memasang wajah polos nan sedih
" iya deh.. aku nggak bisa nolak sama muka mu yang begitu " fida sudah menyiapkannya dan memberikan potongan buah kepadaku, dan kamu melahapnya tentunya..
" kemarin kata suster kamu mimpi buruk ya ?" fida membuka percakapan kembali dengan canggung
" nggak kok, cuma mimpi biasa "
" syukurlah.. aku pikir mimpi buruk "
" udah jangan banyak cemas, kayak emak2 nanti "
" aku bakal jadi calon emak loh.. kamu juga "
" semoga fi " raut wajahku berubah, karena aku tak berpikir akan ada yang bertahan disisiku dengan kondisiku
" jangan gitu queen, aku ajah ada yang mau nerima.. apalagi kamu.. pasti banyak lah "
" iya banyak, nerima fisikku bukan diriku "
" ngomong apa kamu.. udah nggak usah dibalas.. pokoknya kamu harus nikah "
" iyaa iyaa.. bawelnya ngalahin aku lama ini "
" iya dong " dia tertawa lepas siang itu..

--------------------
Aku masih mengingat semua kejadian yang aku alami sampai malam ini, malam dimana aku kembali pulih dari luka fisik yang aku alami.. Semua yang sakit telah kembali normal dan aku bisa melakukan aktifitasku lagi besok.. Ya, aku normal.. nomal sekali kelihatannya.. namun aku rapuh, rapuh sekali didalamnya.. Aku terjebak dalam sosok yang aku tak mengerti bagaimana dia akan bertahan menutupi sosok rapuh dalam diriku..

Terbesit semua senyuman dan hari-hari masa kecilku hingga ku dewasa, hari yang indah untuk gadis desa sepertiku.. Keluarga indah yang sangat ku sayangi dan aku menangis saat mengenang dan menulis ini ya saat ini juga aku menangis.. Gadis kecil dengan sejuta keceriaan dan keberaniannya kini menjadi wanita yang entah mempunyai impian atau tidak.. Aku merindukan keluarga ku, sangat rindu.. rindu sekali.. Aya, Mama, Anda, Odi, Diar, mereka yang aku sayangi dan mereka yang hanya sanggup membuat air mataku menetes dengan derasnya seperti sekarang.. Apa yang aku lakukan tak akan sebanding dengan hadir mereka dalam hidupku, ya hadirnya mereka dalam hidupku yang kelam.. Dan mereka memberiku bahagia yang sebenarnya.. Ijinkan aku menangis malam ini merindukan kalian dan benar-benar merindukan saat bersama kalian yang tak bisa aku lakukan selama 2 tahun ini.. bahkan bagaimana bentuk dan rupa kalian aku tak tahu jelas adanya.. Sementara dulu, aku bisa bercanda, berpelukan, bermain dan melakukan apapun dengan kalian.. Walau itu kenangan kecil tapi sangat berarti bagiku, dan mengertilah.. Hanya kalian kekuatanku bertahan hidup dari apa yang aku lakukan.. ya apa yang aku lakukan hanya untuk kalian.. hanya kalian.. Dan aku semakin terisak malam itu, bahkan saat sekarang aku mengulang memori indah dan pahit itu aku masih menangis didepan layar komputerku, ya aku menangisi masa indahku dulu...

Jika boleh aku memutar waktu, bisakah aku memilih mengorbankan kuliah ku dan menghasilkan uang.? dan apakah itu akan berhasil.? Terlalu kecilkah peluang sukses dikota kecil kami.? dan bagaimana janjiku pada diriku untuk membawa adikku meraih janji kehidupan yang lebih bersinar.? Bagaimana harapanku terhadap adik-adikku.? dan bagaimana aku bisa menunjukkan dunia yang begitu luas dan penuh harapan serta impian kepada mereka jika mereka tak bisa memeluknya.? yaa.. aku tak bisa memutar waktu, karena mereka tak akan medapatkan apa yang aku harapkan jika aku tak menjadi seperti saat ini.. dan aku tak akan bisa memutar waktuku untuk terus menjadi gadis kecil yang bahagia.. tak akan bisa..

Dan biarlah malam ini aku menghabiskan waktuku untuk mengenang semua kebahagiaan yang pernah aku rasakan, Aku bisa bahagia dalam waktu yang lama dan kenapa aku tak bisa menderita berlipat-lipat dari waktuku untuk bahagia.. Dan aku mempersiapkan diri untuk segalanya malam ini.. Apapun yang akan terjadi kedepannya, semua ada alasannya.. Itulah pembenaranku atas semua yang aku lakukan.. ya pembenaran yang akan trus aku lontarkan saat mereka berkata buruk tentangku, bahkan saat mereka menganggapku hina atau ingin meludahiku.. Aku sudah siap akan semuanya..

Aku mendekap tangisku yang pilu.. karena aku memang tak mengerti bagaimana cara mengekspresikan tangis dalam kebebasan.. Aku hanya bisa menangis dalam pilu.. Dan biarlah malam ini menjadi saksi atas tangisan piluku yang mendalam.. dan TUHAN, maafkan aku memberikan warna abu-abu atas coretan hidupku.. walau aku tahu KAU tak pernah mengenal abus-abu melainkan hanya mengenal HITAM dan PUTIH, tapi untuk saat ini biarlah.. biarlah aku memberikan ke abu-abuan dalam kisahku.. Ijinkan aku saat ini menorehkan berlembar bahkan beribu atau lebih dari itu cacatan dosaku padaMU.. aku mohon.. biarkan aku yang brdosa atas semua yang aku lakukan dan biarkan aku menjalankan perintah yang memang wajib aku jalankan.. Terimakasih TUHAN, dan aku tak pernah menyesal, marah, menyerah bahkan mengingkari yang diberikan padaku dan aku mensyukurinya dalam setiap

NEXT PART 33
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive