Beauty in the dark Part 45


De Klein Switzerland van Java (Agropolitan)
Sejenak aku sadar dari duniaku sendiri.. dan aku berada didaerah yang asing denganku.. sangat begitu asing.. aku memadan jalan yang kami lewati.. tak pernah aku melewatinya dan aku yakin ini bukan di kota yang sama.. aku meliriknya, wajahnya kaku dan menakutkan seakan dia tak ingin siapapun mengganggunya.. ya wajah yang tak pernah dia tunjukkan dihadapanku bahkan hari ini..

" kita mau kemana ini ?" aku berusaha menenangkan suaraku walau terdengar gusar. dia hanya diam dan menatap jalanan dengan wajah kakunya..
" heeeii.. kita mau kemana ?" aku mencoba bertanya dengannya kali ini dengan nada suara yang lebih keras. Entah apa yang ada dipikiran, dia sama sekali tak menghiraukanku.. Aku... ya aku semakin takut apa yang akan terjadi kepadaku.. akhirnya aku memutuskan untuk menelepon fida.. mungkin ini akan menjadi lebih baik.. Aku mengambil hape dari tasku.. Tapi, kesialan sepertinya berpihak kepadaku.. Hapeku mati.. keabisan batre.. dan aku hanya bisa menangis.. Satu-satunya jalanku untuk memperbaiki suasana adalah menangis, tapi tangisku tertahan dalam diam ku.. Dia tetap tak bergeming sampai akhirnya dia berhenti mendadak lagi..
" bisa berhenti nangis nggak sih ?" dia sedikit sinis terhadapku, namun aku memilih diam dan tak menjawabnya.. " aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu jadi berhenti nangisnya " tangisanku sedikit melemah..
" trus kita mau kemana ?"
" udah ikut ajah.. janji nggak bakal macem-macemin kamu "
" mana bisa aku percaya kamu "
" nggak perlu percaya, liat ajah nanti.. udah diem " aku hanya memilih diam.. ya diam..

------------------------
Entah sudah berapa jam aku diam disini.. dan hatiku semakin kacau.. entah apa yang akan dia lakukan dan akan membawaku kemana.. Aku berusaha melihat sekeliling, mencoba melihat berbagai tulisan dengan sorotan lampu yang minim di kegelapan malam.. Dan kita memang sudah berada dikota yang berbeda.. Kota yang dingin dan menyejukkan.. Kota ini sering dikenal sebagai kota Paris Van East Java atau kota Apel.. Tapi sepertinya kami masih melewati kota ini.. Aku semakin tak mengerti akan dibaw kemana olehnya.. Disamping kondisi fisikku yang tidak begitu baik dan ini memang sudah malam, ini semakin membuatku berada dalam kondisi yang tidak baik.. Ya sepertinya aku akan pingsan jika tidak segera tidur.. Tapi aku tetap berusaha untuk menyadarkan diriku.. Sebisa dan semampuku..

-----------------------
Kepalaku terasa pusing hari ini.. kondisiku semakin memburuk, dirundung kesedihan dan semua pemikiran yang menjadikanku semakin larut dalam kesengsaraanku.. Aku mencoba membuka mataku.. Apa yang kulihat ini nyata.. Sangat nyata.. Dihadapanku ada Tama.. Entah sejak kapan dan bagaimana dia ada dihadapanku.. Dan raut wajahnya, ya TUHAN dia terlihat bercahaya dengan senyum tulusnyaa.. Aku memberikan senyumanku kepadanya, seakan hendak mengadu kepadanya.. tanpa basa basi aku memeluknya ya memelukanya erat, sangat erat.. Terasa hangat pelukannya dan tak ingin ku lepas.. Awalnya.. tapi akhirnya aku melepasnya karena dia bukan yang aku harapkan..

" syukurlah kamu baik-baik ajah queen " seketika aku menyadari ini bukan suara tama.. tapi ini suara orang yang aku benci, benci karena alasan yang tidak pasti.. dan aku langsung menjauh darinya..
" ngapain kamu disini ?" aku betanya sinis terhadapnya
" masak kamu lupa.. dari tadi malem kan kamu sama aku.. trus kamu tadi juga senyum, peluk aku "
" aku nggak inget " aku berusaha mengalihkan pembicaraan " ini dimana ? " aku mengamati sekitar.
" dikamar " dia hanya menjawab singkat " udah istirahat ajah kalo masih ngantuk "
" aku tau dikamar, tapi didaerah mana ?" perasaanku semakin kacau, takut dia memperkosaku.. karena sudah pernah mengalami hal buruk dengannya, aku sudah berpikir yang aneh-aneh walau dia tak melakukan apapun denganku..
" nanti juga tau " dia berkata singkat sambil membuka gorden penutup jendela..
Sejenak aku terkejut melihat hamparan pemandangan indah di hadapan jendela ini.. tapi aku benar-benar tidak tahu ini dimana..
" gimana aku tau.. aku nggak pernah kemana-mana.? tadi malam juga aku tau kita lewat M*l*ng dari jalan-jalan " aku protes kepadanya
" kita masih sekitaran M*l*ng kok, cuma beda kota " dia masih bersikap dingin..

Aku memilih diam dan memandang jendela yang ada disisi tempat tidurku.. Ini bukan kamar hotel, ini juga bukan losmen, tapi apa ini vila.. ngapain juga dia repot-repot sewa vila.. atau dia memang udah rencanain semuanya.. memikirkan segala kemungkinan membuatku lupa akan fida maupun anda.. entah apa yang terjadi disana.. entahlah.. aku teralihkan oleh makhluk yang ada bersamaku saat ini ( menculikku lebih tepatnya)..

" udah istirahat ajah, masih pagi.. siapin tenaga yang banyak buat nanti "
" emang mau ngapain.?" aku sudah memikirkan hal yang merusak otakku, berpikir negatif atas apapun yang dia akan lekukan dan rencanakan..
" ilangin pikiran jorokmu.. kalo nggak aku bakal ngelakuinnya ke kamu " aku benar-benar terkejut dengan perkataannya, dia semakin membuatku takut.. tapi aku memberanikan diri untuk melawannya..
" makannya jawab "
" kan udah aku bilang ikut ajah walau nggak percaya.. buktinya apa ada aku nyentuh kamu.. kalo aku mau.. tadi malem juga bisa aku perkosa kamu sampe puas.. tapi nggak aku buat, aku masih punya hati sama otak.. "
" ----------" diam tanpa kata dan mencoba menyadari bahwa mungkin aku terlalu salah terhadapnya menganggap dia bajingan super.. hanya karena kesalahanku.. dan kenapa aku selalu menjadi orang yang menyalahkan diriku sendiri.. aku benci diriku yang lemah terhadap orang lain.. bahkan untuk menjadi jahat pun aku belum bisa.. ya belum..
" udah istirahat sana.. atau mau aku tidurin " dia mencoba bercanda terhadapku dengan candaan yang pasti akan membuatku marah.. namun bukan marah yang aku lakukan.. aku memilih membenamkan badanku ke kasur, menghadap jendela, melingkarkan selimut keseluruh badanku, bahkan aku memeluk bantal.. sedikit merengungi apa yang ada.. ya segala pemikiran burukku terhadapnya..

Aku masih tak bisa tertidur.. namun aku berusaha memejamkan mataku.. setidaknya dengan begini aku tak bingung harus bersikap apa terhadapnya.. Kupejamkan mataku dalam-dalam menikmati dingingnya udara yang masuk dari cela-cela jendela pagi ini.. terasa menyenangkan.. Entah berapa lama aku begini, tapi aku menyukainya.. Perlahan entah mimpi atau bukan.. Aku merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhku.. Ya, sangat hangat dan lembut.. Ingin aku segera bangkit dan menjauh dari nya.. Namun, entah apa yang terjadi, hatiku hanya berkata biarkan dia.. lupakan sejenak kebencianmu, karena kamu membutuhkan sedikit kehangatan dalam kesepianmu.. Hati dan pikiranku beradu namun ragaku hanya dia tak berpaling sedikitpun.. Biarkan aku menikmatinya.. untuk saat ini.. karena aku butuh.. ( sebuah pembenaran untuk hal terlarang.. )

Aku pikir dia tau kalau aku tak tertidur, ternyata dia memang berpikir aku sudah tertidur kembali.. dia hanya memelukku tanpa melakukan adegan mesum yang akan aku bayangkan.. ya dia hanya menghangatkan dan mencoba menghiburku.. yaa.. dia tulus, hanya saja dia datang diwaktu dan kejadian yang salah.. yang membuatku harus membencinya.. ya membencinya..

" kalo aku bisa balikin semuanya.. aku lebih milih kehilangan semuanya demi balikin semuanya ke kamu " dia berkata lirih saat memelukku " aku lebih suka kamu tidur, maafin aku " dia berkata lemah dan mengulang permintaan maafnya kepadaku dan mencium pipiku.. lagi dia mengucapkan kata yang membuatku benar-benar merasa ini tak adil.. seperti kisah cintaku kepada reza.. dia juga mengalami ketidak adilan ini.. Aku memilih diam dan berada diantara ketidak adilan ini.. yaa.. ini sudah cukup bagiku..

Mungkin dengan diam aku lebih bisa menerimanya dan dia lebih merasa nyaman denganku.. Aku larut dalam pikiranku sendiri hingga aku tertidur lagi tanpa rasa takut yang berlebihan.. Dan mungkin dia juga tertidur.. karena pagi ini, mungkin pagi terindah untuknya karena bersamaku dan pagi terindah untukku karena ada yang memelukku dimasa-masa tersulit ini.. Dan biarkan diam menjadi saksi bahwa aku mulai sedikit memaafkannya..

Quote:" Memaafkan itu tidak sulit.. Karena benci dan cinta itu terletak pada satu ruang yang sama yaitu , Maka berilah banyak porsi untuk rasa cinta dan sedikit porsi untuk rasa benci.. Sehingga memaafkan pun akan terasa lebih mudah untuk dilakukan - Memaafkan, memberi sedikit ruang pada rasa benci "

Dan setiap kisahku memiliki sebuah makna yang akan aku jadikan pelajaran hidupku.. Dibalik sosok wanita sepertiku, terdapat sebuah kisah yang akan terkunci rapat dalam hidupku.. Dan bagi kalian yang mengenalku di kehidupan nyata, biarlah kalian menerka apa yang pernah terjadi dan apa yang aku alami atau pendidikan/orang tua seperti apa yang ada padaku, bahkan lingkungan seperti apa yang bersamaku.. dan cukuplah kalian tau.. ini aku untuk hidupku ( dengan kisah kelam terpendam )...

NEXT PART 46
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive