beauty in the dark part 6

Taman Angsa

Aku merebahkan badanku, hari ini aku benar-benar malas melakukan apapun.. Bahkan untuk sekedar menyapa reza dalam chat pun malas sekali.. Sesekali hapeku berdering, aku sudah mendunganya.. reza sudah beberapa kali menghubungiku, tapi tak ku angkat.. karena dia akan mengerti, aku tak mau diganggu dan butuh sendiri.. Aku menghabiskan waktuku untuk memikirkan diar dan anda.. ya diar yang akan masuk SMK dan anda yang akan masuk Univ. Memikirkannya membuatku sedikit pusing dan pusing sekali, cukuplah mama sudah banting tulang melakukan apapun agar mendapat uang.. Aku harus bisa membantu mama, apapun caranya..

Hapeku bergetar, tanda sms masuk.. kubuka, tara.
" keluar geh " Aku mengernyitkan dahiku membaca sms nya..
" keluar dimana? " belum lagi memencet tombol sent, ada sms masuk dari tara lagi.
" lama amat, cepetan wooi.. panas nih.. " seketika aku langsung sadar dan kaget, bisa kalian bayangkan bagaimana ekspresiku saat itu.. nih anak pasti udah didepan kosanku.. Kebiasaan datang nggak bilang-bilang. Aku dengan sigap merapikan rambutku, kuperhatikan pakaianku.. ya sopan dan tak terlalu berantakan.. Aku berjalan keluar kosku dengan terburu-buru, kulihat dia sudah didepan pagar kosku sambil membawa bungkusan yang diangkatnya dengan senyum lebarnya.
" biasaan kamu.. masuk geh " dia hanya tersenyum nyengir, masuk kedalam pagar dan duduk diberanda kosanku.
" apa tuh ?"
" kesukaanmu lah.. apalagi emangnya ?"
" woooo.. baik banget kamu.. ada angin apa ?"aku menyeledik ke arahnya
" iiih.. nggak boleh mikir buruk lah.. lagi suntuk ajah.. makannya aku kesini "
" laah.. kamu main mencungul gitu ajah.. kalo aku nggak dikos gimana ?"
" nggak mungkin lah.. kamu kan nggak ada cowok " tara mengejekku dengan tawa lebarnya
" sialan.. single itu pilihan ya bukan nasib.. emang harus ada cowok baru nggak dikos ?"
" yelaah.. terserah.. pokoknya jomblo kan ?"
" bodok.. udah ah.. makan.. laper "
" iyaa.. makan geh "

Kami melahap burger yang dibeli tara, dia tau aku suka burger.. hanya saja aku tak akan membeli burger kalau tak begitu kepingin pake banget karena aku memang harus berhemat dan tara, dia selalu membelikanku burger kalau dia ada uang lebih sepertinya..Walau sudah ku tolak dan aku marahi untuk tak membelikanku lagi, tapi ya namanya juga tara dia selalu menjawab dengan santai " duit ku juga, suka ku dong.. kalo mau nih.. kalo kagak, aku makan sendiri ajah ", dasar tara..

---------
" abis ini jalan yuk "
" eh.. kemana ? aku lagi males loh ra "
" ayoolaah.. ya.. yaa.. temenin aku bentar ajah " dia mencoba merayuku dengan senyum manisnya sambil menyenggol2 lenganku.. sialan banget nih anak, untung ajah cakep n baik kalo kagak udah aku getok pake sandalku.
" iyaa.. aku gini ajah yaa "
" yeee.. jangan lah.. ganti geh.. kayak mau ngebo tau "
" mau kemana emangnya sih ?"
" udah lah ikut ajah.. nggak pake protes "
" yelah.. awas ajah kalo aneh2.. aku getok pake sandal ku beneran kamu "
" galaknya.. udah cepet ganti sana "
" iyaa.. tungguin " aku beranjak masuk kedalam kamarku
" nggak pake lama yooo "

Aku mengganti baju dan celanaku dengan pakaian yang lebih layak dibanding yang aku pake untuk ngebo. Aku tak pernah memakai bedak atau sejenisnya yang meribetkan cewek, ya aku biasa saja dan untuk masalah ini juga teman-temanku tak ada yang pernah berkomentar termasuk tara, dia enjoy ajah jika jalan denganku yang cuek dengan penampilan.

" udah yuk " aku keluar dari kosanku, berdiri tepat didepan tara
" gitu ajah queen ?" tanya tara memastikan
" lah.. kamu mau aku dandan kayak badut ancol ?" tanyaku cuek
" ya nggak lah" tara tertawa dengan lepasnya " helm jangan lupa ya "
" eh.. sebentar, aku ambil dulu " aku bergegas ke depan kamarku mengambil helm, Tara sudah berjalan ke motornya dan menghidupkannya. Aku beranjak diboncengan.
" udah queen ?"
" udah dong.. jangan ngebut ya " aku memperingatinya
" iyaa.. tenang ajah " dia membalasku dengan senyuman dari kaca sepionnya.

Kami pergi meninggalkan kosanku, tak tau enta kemana maunya si tara.. Setelah beberapa menit dijalan, aku mulai sedikit curiga, kenapa dia lewat jalan ini.. hendak kemana dia..
" ini mau kemana ra ?" tanyaku bingung
" udah ikut ajah, kamu bakal suka kok "
" awas ya kalo aneh2"
" diih.. buruk muluk.. santai ajah nape.. percaya deh "
" ya udah.. awas ajah "

Tak berapa lama tara menghentikan motor dipinggiran jembatan, jembatannya seperti di film-film luar negeri, bagus banget, romantis dan sosweet.. Tapi ya nggak mungkin juga tara mengajakku nongkrong dijembatan ini.. daripada mati penasaran aku langsung saja bertanya ke tara..

" eh.. mau apa.? kok berenti disini ?"
" nih.. pake " dia menyodorkan sapu tangan putih bermotif bunga pink dipinggirnya, yang sampai sekarang masih kusimpan.
" dipake dimana ?" aku semakin bingung.
" di mata lah.. tutup matanya nggak boleh ngintip loh "
" aah.. nggak mau.. mau apa emang pake tutup mata segala "
" udah.. jangan bawel lah.. nurut ajah.. nggak bakal nyesel deh "
" ehmmmmmm " aku masih memandang sapu tangan dan tara secara bergantian.
" percaya lah queen.. nggak bakal nyesel kok " dia menyakinkanku dengan senyum manisnya, dan aku luluh lagi kerenanya.. Kupasangkan sapu tangan itu ke mataku..
" nggak boleh intip ya.. udah queen ?"
" udaah "
" pegangan ya.. aku pelan2 kok bawaknya "
" iyaa.. awas kalo ngebut"

Benar saja tara membawa motornya secara perlahan, ingin rasanya aku mengintip tapi aku urungkan niatku.. Biarlah, terserah nih anak mau apa.. kalo mau sok romantis juga nggak bakalan bisa, karena aku nggak mikirin buat romantis-romantisan..

" udah sampe ra ?" aku bertanya tak sabaran
" belom, bentar lagi "
" lama amat ra "
" sabar napa, bawel amat sih "

Belum lagi sempat aku bertanya kapan sampainya, tara sudah mengerti isi pikiranku..
" nih, sampe.. jangan turun dulu "
" iyaa.. trus aku turunnya gimana ini "
" iih.. kayak anak kecil ajah.. ya diterka lah.. dah pijakin kaki kirinya ke tanah geh "
" kalo jatuh gimana ra ?"
" nggak, udah pelan2.. pegangan diaku jugalah biar nggak jatuh " Aku mencoba memijakan kaki kiriku ke tanah secara perlahan, tara memiringkan sedikit motornya ke arah kiri.
" ra...raa.. beneran kalo jatuh gimana ini ? serem amat miring2 gini "
" bawel banget sih.. udah pelan2 ajah.. aku pegangin motornya loh.. kamu pegangan juga ke aku.. pasti nggak jatuh "
" aah.. taraa.. aku masih takut nih " aku masih ragu2 memijakan kakiku ke tanah dan hasilnya dia memang jahil dan memiringkan motornya seakan2 jatuh..
" quueenn.. aduuuh.. jatuh nih.. eee..ee.. "
" taraaaaaaa " aku memukulnya dengan keras
" ouuuchhh.. sakitlah.. "
" salahnya resek "
" makannya cepetan, pegel nih lama2.. kayak kecil ajah kamunya "
" aah.. sialan kamu.. tau aku besar, ngapain pake adegan beginian segala "
" udah.. stop bawelnya.. buruan "
" iyaa.. pegangin yaa "
" iyaa.. cepetan aaah "
" sabar dong " akhirnya dengan usaha yang memilukan aku berhasil turun dari motor dan berdiri entah disebelah mana.
" nah.. daritadi kek kan enak. "
" bodok " aku memanyunkan bibirku
" udaah.. ngambek ajah geh sepuasnya.. abis ini juga bakal peluk2 aku "
" ogaah.. ilangin tuh pede.. "
" daah.. sini, ikutin ajah ya " tara menarik tanganku, mencoba menyeimbangkan posisi kami.. dia berada disampingku sekarang membimbingku.
" ini mau kemana sih ra.? kok pake acara ginian segala ?"
" udaah jangan bawel.. ikut ajah yaa.. pasti sukaa. "

Dia masih membimbingku. sedikit jalanan agak menanjak dan tara mengingatkanku untuk pelan dan hati2.. dia terus menemaniku berjalan..

" daah.. pelan2.. duduk disini queen " aku meraba sesuatu, tembok pendek.. tara menyuruhku untuk mendudukinya.. dan aku perlahan mendudukinya..
" tunggu sini bentar ya "
" mau kemana ra ?"
" bentar lah.. bawel amat.. nggak bakal aku tinggal lah.." dia sudah mulai berlalu meninggalkanku dan sedkit menjerit " inget.. jangan ngintip "

Aku menantinya sedikit lama, 5 menit, 10 menit, mungkin lebih.. sialan banget nih anak.. aku dikacangin disini.. nggak tau dimana.. belum lagi berpikir akan melakukan pembalasan kalau dia kembali, dia sudah kembali.. Tapi, kenapa terasa aneh langkah kakinya.. sudahlah biarkan saja..

" nggak lama kan ?" suara ceria tara membuyarkan kebosananku
" yeelah " aku menjawabnya dengan nada malas
" udaah.. jangan ngambek ah.. " tara memiringkan dudukku menghadap kekanan, perlahan kurasakan tangan tara ada dibelakang kepalaku membuka ikatan sapu tangan itu secara perlahan. " jangan dibuka dulu, merem " dia mengancam, aku hanya memejamkan mata.
" udah, buka " kulihat tara didepanku dengan senyum lebarnya, kemudian dia memonyongkan bibir dan pandangannya diarah kami berdua.. Aku ikuti arah yang diberinya.. Sejenak aku hanya bisa bengong tak mengerti, harus dengan apa aku ungkapkan perasaan ku saat itu..

Aku masih memandangi bunga mawar merah mereka yang diberikan taa kepadaku.. jumlahnya ada 18, seperti usiaku saat itu.. 18 tahun namun ini bukan ulang tahunku.. tapi dia memang bisa membuatku bahagia saat ini.. belum lagi aku menghilangkan rasa bahagiaku, dia sudah memberikanku kejutan lain..

" seneng ya.. "
" aku menggangguk " masih memandang rangkaian bunga yang diberikannya dan mencoba memegangnya..
" coba liat dulu kita lagi dimana " Aku mengalihkan pandangan kesekitarku, ya TUHAN indah sekali.. Taman yang tak pernah aku temui, seperti diNegeri dongeng.. taman yang sangat indah, kunikmati memandang sekitar dengan perasaan campur adukku hari ini..
" namanya danau angsa, biasa sih dibilang taman angsa.. soalnya didanau buatannya selalu ada banyak angsa " tara menjelaskan tempat dimaan kami berada saat ini. Aku masih memandangi sekitar, tiang-tiang yang indah, bebatuan yang disusun sedemikian rupa, danau yang dipenuhi angsa dan teratai, belum lagi sekeliling taman yang dipenuhi pepohonan yang indah.. Semua terasa lengkap di hari ini..

Aku tak tau apa yang harus aku katakan untuk sedikit keceriaan dihari ini, seakan tara tau, aku membutuhkan sedikit kebahagiaan.. dan memang benar aku membutuhkannya.. Tanpa terasa airmataku jatuh membahasi pipiku secara perlahan dan ya, aku menangis sepanjang hidupku aku menangis karena hal yang tak kubayangkan.. Aku gadis yang tak perna menangis sekarang aku menangis memandang bunga dipangkuanku.. Menangis dengan sedih dan lirih, tangisan yang tertahan sekian lama dalam hidupku.. ya TUHAN, kenapa aku menangis disaat seperti ini.? harusnya aku bahagia bukan ? harusnya aku bisa memanjakan diriku sejenak bukan ? harusnya aku menikmati masa remajaku sejenak bukan ? dan harusnya aku memberikan waktu untuk memikirkan diriku sendiri bukan ? yaa.. TUHAN.. tolong berikan jawaban atas segala kepenatanku saat ini, aku tak bisa berpikir bagaimana nantinya hidupku akan berlalu dengan semua ini.. Jika memang aku diberikan menikmati masa remajaku, maka tolonglah keluargaku.. namun, jika aku tak diberikan saat itu.. jauhkanlah segala apapun dalam masa remajaku dari diriku.. aku mohon TUHAN.. cukuplah ini air mata pertama dan terakhir dalam hidupku akan perasaan yang indah ini..

Aku masih menangis lirih tertunduk memegang bunga yang diberikan tara, tara hanya diam membisu melihatku dengan sejuta tanyanya.. Dia lebih memilih diam, membiarkanku menikmati tangisan lirihku.. setelah aku mulai berhenti menangis, tara mencoba membuka percakapan..

" maaf queen " dia berkata lemah kepadaku
" buat apa ra ?" aku sudah bisa menormalkan kondisiku
" kamu jadi sedih.. aku nggak mak " sebelum tara mengucapkan kata selanjutnya, ntah kenapa aku ingin sekali memeluknya sejenak..
" makasih ra.. aku seneng banget " Aku mengucapkannya dengan perasaan yang sangat lega, kurasakan tara masih kaget dengan serangan tiba-tibaku, dia hanya diam mematung tanpa menggerakan bagian tubuhnya, dia berbeda.. jika cowok lain pasti sudah langsung balas memeluk.. Namun tara, dia mala kikuk seperti tiang yang berjejer didepan kami..
" eeh... iyaa queen " tara menjawab dengan kaku..

Perlahan aku melepaskan pelukanku, tara masih terlihat kikuk dihadapanku.. Dia seperti melihat sisi lemahku saat ini dan dia bingung harus melakukan apa, sesaat kami hanya saling diam menikmati sekitar dan merasakan keindahan alam buatan manusia.. Hari ini, satu kelemahanku telah terlihat dengan nyata dihadapannya.. aku menangis, ya aku menangis karena rasa bahagia dimasa remajaku..

Kenangan yang akan indah untuk dikenang, tapi tak bisa diteruskan dengan segala keegoisanku.. Biarlah hanya sesaat saja aku merasakan kebahagiaan ini.. Dan biarkan kisahku dan tara hanya sebatas pengharapan semata yang tak akan pernah menjadi nyata..Tersimpan dalam indahnya masa remaja kami yang tanpa ego..

NEXT PART 7
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive