Beauty in the dark Part 34


Aku "baik-baik" saja


Tak ada yang salah denganku setelah kejadian itu, bahkan aku masih seperti biasa.. yaa.. aku masih sama.. hanya saja ada yang hilang dari hidupku.. seyum tulus, mata yang bercahaya dan orang yang mencintaiku.. Sedikit coretan dosa tak membuatku menjadi seseorang yang lebih buruk.. justru aku tetap menjadi diriku.. ya diriku..




Tak perlulah aku jelaskan bagaimana kepahitan yang harus aku rasakan dalam amsa sulitku, anggap saja kalian bisa merasakannya walau tak bisa.. karena aku sudah terlalu lelah untuk mengulang luka yang ingin aku tutup rapat walau tak bisa. Dan aku terima apapun yang orang katakan tentang ku karena benar adanya aku seorang pelacur, pemuas nafsu para lelaki yang mempunyai uang lebih dan kehormatanku bisa dibeli, harta yang paling berharga yang aku jaga selama ini hilang sudah hanya dalam sekejap..




Anggap saja keluargaku dalam keadaan baik-baik saja karena aku belum melanjutkan profesi baruku.. Sementara dikampus tara tak menyapaku sama sekali, bahkan melihatku juga tidak, untung saja dia tidak meludahi atau menganggap hina diriku dengan tatapannya, dia bersikap cuek seperti kami tak mengenal dan tak ada apapun diantara kami.. sesekali teman bertanya, ada apa aku dan dia, aku hanya menyunggingkan senyum kecil dalam bibirku dan menjawab "nggak apa, kami baik2 aja" terkadang hati kecilku ingin berontak dan berkata "aku tidak baik2 saja, tolong berhenti bertanya" tapi apa daya.. aku tak bisa ya memang tak bisa..




Bahkan sekarang aku terpaksa menumpang dengan fida untuk ke kerjaanku, miris sekali ya.. untung saja fida mau membagikan tumpangannya dan dengan senang hati menjemputku.. terimakasih teramat dalam untukmu sayang..




Dengan profesi baruku sebagai seorang pelacur, tak menjadikan ku TOP di kalangan pelacur lainnya karena memang aku tak mau, aku bukan menjadikannya pekerjaan tetap aku hanya menjadikannya pekerjaan dikala aku membutuhkan yang lebih dan selama aku mampu aku tak akan mengulangnya.. dan fida menghargainya bahkan sangat emndukungnya.. walau kadang akibat pergaulan dengan wanita seperti kami akan berdampak buruk dalam ucapan dan prilaku dia tetap saja tak menularkannya padaku.. Tapi terkadang dia bercanda kepadaku..




" yakin nggak mau gabung ? " dia menggodaku

" buat apa ?"

" kalo gabung kamu bakal jadi kelas 1 loh ?"

" apaan sih kamu ?"

" lumayan loh, kelas 1 bayaran mahal tapi kamu sama ntar digerayangin sama om2.. hiiii " dia mengegrakan badannya seakan geli menjadi jijik.. dan aku hanya tertawa..

" yodah kamu ajah, aku ogah "

" diiih.. aku juga ogah tau "

" gitu pake nawarin aku "

" iya deh.. iyaaa " dia menyerah..




Dan dia memang bisa mencairkan suasana bahkan terkadang dia mau berkata bahwa pelanggan pertamaku tidak mungkin belum pernah melakukannya karena aku sampai demam.. bahkan dia sempat berkata dalam gurauannya..




" emang besarnya seberapa sih ?"

" nggak tau "

" nggak mungkin.. berapa queen ?"

" apaan sih kamu.. rempong "

" nggak apa dongs sekali2, ayoo jawab dong"

" kenapa emangnya ?"

" aku penasaran banget kenapa kamu sampe sakit.. pasti gede banget punya dia atau kamu yang kekecilan ya " dia berkata sekenahnya

" anggap ajah punyaku yang kecil "

" trus punya dia gede ya makannya jadi demam "

" sialan kamu "

" diiih.. mulai deh judesnyaa " dia tertawa puas

" suka banget mancing2 kamu yaaa "

" abisnya.. buat penasaran "

" yodah sana tanya trus cobain sendiri ajah "

" boleh.. mana sini nomernya "

" tuh ambil ajah dihape " aku berkata sekenahnya ke fida

" eh.. masih kamu simpen ya ?" dia bertanya heran, seketika aku tersadar bahwa aku menyimpan nomernya dan kadang membalas sms konyolnya dengan hanya berkata " ya" " gk " " udh" dan hal singkat lainnya tanpa dia menyerah, tapi ah sudahlah...

" iyaa.. ambil ajah sana "

" kamu nggak apa queen ?"

" maksudmu ?"

" kamu nggak punya niat jahat kan ?"

" maksudnya ?"

" buat apa kamu simpen nomernya ? mau kamu kerjain ? mau kamu santet ? "

" nggak lah.. kurang kerjaan amat aku "

" ehmmmm.. berarti mau kamu pacarin ya " dia menggodaku

" itu lagi, ya jelas nggak.. "

" trus ?"

" buat punya2an ajah " jawabku sekenahnya " udah aaah.. lagi libur kok bahas dia.. tidur siang dulu yaa.. "

" diiih.. nih anak mala tidur "




Aku diam dan memejamkan mata, terkadang aku mengenang masa pahit itu dalam diamku.. setidaknya fida tak mengetahui berapa besar kepahitan yang ada dalam diriku, dia mencoba menghiburku menjadikan kenangan pahit sebagai bahan lucu untuk dikenang.. kadang itu berhasil untuk sesaat namun terkadang itu tak berhasil.. Kami terkadang bersama dihari libur, dia sering ke kosanku dan terkadang membawakan anda makanan dan tentu saja anda senang dan terkadang membandingkanku dengan fida.. Tapi aku tak masalah dengan itu, agar anda tau bahwa tanpa aku kelak dia masih bisa beradaptasi dan benar saja.. dia bisa nantinya..




Dan biarkan mereka berpikir aku baik-baik saja untuk batas waktu yang tak bisa ditentukan dan untuk waktu yang akan terulang kembali nantinya.. segala kesalahan yang akan membuatku semakin hina dan kotor.. dan aku akan menjalankannya tanpa paksaan.. karena aku harus..




Terkadang ada yang berkata, kenapa tak mencari pekrjaan sampingan ?

Kenapa tak mencari penghasilan lain ?

Masih ada jalan lain selain menjual diri ?

Kenapa tak menjual rumah kan masih ada rumah yang bisa dijual ?

Kenapa tak berhenti kuliah dan kerja ?

Kenapa dan kenapa tak mencari solusi lain selain menjual diri..




Dan aku akan menjawabnya dengan lantang kali ini, untuk kalian yang tak mengerti sisi kelam dari hati si pelacur.. sisi hina dari hati si pelacur bahkan kesakitan yang terkadang menyedihkan dari hati si pelacur..

yaa.. pelacur ini kali ini berbicara dengan lantang.. lewat tulisan yang dia torehkan dengan segenap kekuatannya membuka memori-memori yang ingin dia lupakan dan menguburnya dalam senyap malam..




Pertama, aku sudah melakukan pekerjaan sampingan ketika aku mengetahui kondisi keluargaku seperti apa, bahkan adikku pun ikut berusaha melakukan pekerjaan sampingan sementara pendidikan yang kami ambil negeri yang mempunyai prestasi bagus dan mengharuskan kami meluangkan waktu dari pagi hingga sore untuk belajar namun kami masih tetap melakukan pekerjaan sampingan untuk keluarga kami. apakah kalian masih akan bertanya lagi ?

Dan seterusnya.. jalan lain.. bukan kah aku dan adik bahkan keluargaku berusaha dengan semampunya menempuh jalan lain yang lebih baik.. yaa lebih baik jika aku bersabar tapi aku tak akan bersabar untuk kesakitan mereka.. jadi jangan halangi jalanku..

Kami sudah menjual semua yang kami miliki, ya semua tanpa sisa kecuali rumah.. bisakah kau bayangkan jika kami menjual rumah dan mengontrak, kemudia uang juga habis dan jika kontrakan habis apa yang harus kami lakukan.? apa keluargaku harus tidur dijalanan dan mengais-ngais sisah kehidupan karena tak sanggup membayar kontrakan, terkesan mengada-ada memang tapi aku tak akan tega membiarkan ibuku ditagih dengan kasar atas kontrakan rumah yang harus ditanggungnya jadi biarkan kami memiliki rumah tetap untuk bernaung walau hanya memakan tempe goreng setidaknya kami merasa aman untuk tempat berteduh kami.. dan beban pikiran keluargaku semakin berkurang karena tak harus memikirkan kontrakan rumah..

Jika aku tak kuliah dan hanya lulusan smk dikota kecilku apa yang bisa aku lakukan, bekerja di toko atau menjadi honorer atau menjadi pegawai swalayan dan apakah itu akan cukup dengan adik-adikku yang akan membutuhkan biaya ekstra dan aku menghambat hidupku dengan uang yang bisa aku peroleh sembari kuliah.. it kenapa aku memutuskan kuliah karena uang yang aku dapat dari paruh waktu lebih banyak dari pada aku lulusan smk yang bekerja dikota kecil yang tak mempunyai lapangan pekerjaan yang menjanjikan bahkan untuk berwira usaha aku tak berani karena tak ada modal..




Jadi all of your's , shutup you'r fucking mouth




NEXT PART 35
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive