Beauty in the dark Part 41


Kuatkah Aku.?
2011~

Sekuat apapun hatiku bertahan dan mengingkari apa yang terjadi.. tetap saja tak bisa mengalihkan keredupan dalam hari-hariku saat aku mengetahui dia menghilang dan tak kembali.. aku lebih menyukai kebohongan, dia menghilang karena telah menetapkan hati daripada dia menghilang selamanya dalam dunia ini.. Tapi tetap saja, sekeras apapun aku menangis dan memohon bahkan bersedih, dia tak akan kembali.. Entah mengapa, saat ini aku merasa menjadi orang yang paling sedih didunia ini, padahal sejatinya banyak orang yang tidak lebih beruntung dibandingkan diriku.. tapi.. saat ini memang aku tak bisa berpikir panjang.. karena semua yang ada dalam benakku tak bisa aku bohongi..

Wajah sendu yang menghiasi hariku kian hari kian menguasai diriku.. Aku menjadi anak yang sedikit pendiam, jarang berbicara dikelas, tak lagi menyukai keramaian, meninggalkan segala aktivitas kampus, menjadi queen yang menyukai kesendirian akibat duka yang begitu mendalam.. Tak pernah lagi terpancar senyum tulus dariku.. Dan aku berada dikondisi terburukku untuk penderita bipolar, hanya saja aku berusaha mengontrolnya selama ini, dengan diriku sendiri dan obatku.. Fisikku juga mengalami penurunan.. Semakin hari aku semakin tidak karuan, aku tak menyukai makan, aku tak menyukai tidur, aku tak menyukai cahaya matahari dan aku menyukai kegelapan dalam hidupku..

Dan anda.. dia memilih membiarkanku menikmati duniaku.. sepertinya dia sudah lebih dewasa untuk menerka kondisiku, walau terkadang dia memberanikan diri untuk menyuruhku makan, membelikanku vitamin atau hanya sekedar bertanya dan sedikit menceritakan aktivitasnya.. Namun, tetap saja aku masih bermain dalam duniaku.. Aku yang mencoba tegar ternyata kalah dengan ego hatiku akan perasaan kehilangan yang mendalam.. Di pekerjaan aku tak banyak bicara, fida lebih memilih membiarkanku untuk waktu yang aku sukai.. dan aku berterimakasih kepadanya..

Aku sudah lupa dengan semua aturan yang aku buat dalam hidupku.. dan benar aku melupakannya.. dan bermain dalam dunia yang aku tak tau apa namanya.. Dan aku semakin tak mengerti apa yang terjadi denganku seakan aku tak mengenal diriku..

Aku bukanlah aku, dan kau tak akan tau siapa aku.. Karena aku sudah terlarut dalam dunia yang membuatku semakin pilu.. Tak ada yang memperdulikanku, tak ada yang memperhatikanku, tak ada yang menganggapku, dan tentu saja tak ada yang bisa menarikku dari berbagai kehampaan yang aku rasakan.. Saat ini aku hanya ingin begini, menjalani hidup dengan apa yang harus aku jalani, tanpa mencoba berani tertawa dan berharap sebuah kisah dalam hidupku.. Karena aku ditakdirkan sebagai pelipur lara bagi semua orang yang ada dihidupku tanpa harus aku bahagia dan memiliki seorang yang berarti dalam hidupku..

Aku ditakdirkan sendiri.. ya aku ditakdirkan sendiri.. karena mereka yang tulus kepadaku, akan pergi dengan sendirinya tanpa aku minta.. Jika tak mereka yang memutuskan, maka TUHAN yang akan mengambilnya.. Dan lebih baik aku menjadi seperti ini, menjalani hidup dengan apa adanya.. Berusaha terus berdiri sampai kapanpun hanya untuk satu tujuan.. Janji kehidupan yang lebih baik kedepannya..

-------------------------
Waktu semakin berlalu.. Berhari.. Berminggu.. Berbulan.. Dan aku masih sama seperti ini.. Bahkan aku tak tau sampai kapan aku akan begini,, Usiaku sudah menginjak 20 tahun di tahun ini dan aku maish seperti diriku dipenghujung tahun lalu..Akhir tahun terberat ku.. Setidaknya bebanku semakin berkurang dan terhenti untuk sesaat..

Dan aku harus mengikuti serangkaian ujian untuk melewati semester ini.. Tanpa emosi yang terpancar dari diriku, aku melalui kehidupanku dengan apa adanya.. ya dengan apa adanya.. Jauh dari keluarga membuatku lebih leluasa mengekspresikan kesendirianku yang begitu dalam.. Dan aku justru menikmatinya.. Aku semakin sering sendiri diatas kosanku.. Dalam gelap malam memandang bintang dan rembulan.. Melihat segala yang TUHAN ciptakan dari atas sini dan mencoba merenung dengan segala yang ada, mencoba menjadi lebih baik dalam menelaah semuanya..

Dan tetap ada kata tapi.. Tapi aku tak bisa TUHAN, aku masih ingin dia ada disini.. Entah berapa tahun itu berlalu TUHAN...

Aku menghabiskan 4 tahun bersamanya di 5 tahun sisa hidupnya.. Dan aku masih punya banyak tahun untuk mengenanganya.. yaa.. hanya mengenangnya TUHAN.. bolehkah aku begitu.? Jika boleh, biarkan aku larut dalam perasaan ini, jika tidak.. maka bantulah aku bangkit untuk kesekian kalinya TUHAN.. Aku selalu bersyukur dan mencoba menerima semua dalam hidupku.. Aku tak mengeluh apapun.. Tapi kali ini, bolehkah aku mengeluh.. Untuk kisah cintaku yang tak tersampaikan.. Dan ternyata aku nggak bisa mengeluh..

---------------------

Tahun ini... Mungkinkah menjadi tahun yang menorehkan kisah yang lebih dari tahun-tahun kemarin.. Jika iyaa.. Kuatkan aku TUHAN..

Karena...
Aku terlalu lemah untuk menghapus semua kenangan tentangnya walau aku telah merelakan dan mengikhlaskan semua tentangnya.. Bahkan...
Aku tak mengerti bagaimana lagi caranya untuk tak mengingatnya.. mendambakan dirinya..
Dan..
Aku sudah terlalu tersiksa untuk perasaan ini TUHAN...
Kembalikan aku seperti aku yang dahulu... Aku yang hanya memikirkan keluargaku bukan egoku..

-----------------------

Nggak tau entah memang kebetulan atau apa.. Setiap aku nulis kisah tentang kepergian Reza dimeja kantorku, setiap itu pula lagu ini diputer ole temanku tanpa sengaja.. Dan setiap itu pula air mataku jatuh tak tertahankan.. Kenapa harus ada lagu ini disaat aku mengulang kisah tentangnya.. Bahkan hari ini juga masih ada lagu yang mengingatkanku bersamanyaa.. Karena dulu saat aku kelas 3, aku pernah sesekali di tlp oleh reza dan terkadang req lagu diradio dikotaku.. Sambil tlp, kami saling mendengarkan.. Masa indah untuk teman maya bukan.. Cinta tanpa wujud untuk sekian tahun dalam hidupku.. Cinta tanpa wujud yang tak akan pernah terganti..

Quote:Hari demi hari telah ku lewati
Tak pernah aku bersamamu lagi
Tak pernah aku menduga
Kau akan pergi tinggalkan aku

Jauh kau pergi tinggalkan diriku
Sepi hati ini membunuhku
Ku coba untuk cari penggantimu
Namun tak ada yang sepertimu

Rindu aku, sangat rindu kamu
Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku terbangun dari tidurku

Rindu aku, sangat rindu kamu
Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku sendiri

Ooh jauh kau pergi tinggalkan diriku
Sepi hati ini membunuhku
Ku coba untuk cari penggantimu
Namun tak ada yang sepertimu

Rindu aku, sangat rindu kamu
Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku terbangun dari tidurku

Rindu aku, sangat rindu kamu
Terasa sejak kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku sendiri

NEXT PART 42
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive